tattoo. - soonwoo

10.1K 242 0
                                    

Wonwoo melangkahkan kakinya masuk ke sebuah tempat dengan cahaya warna warni terang.

Purple Rose.

Tempat favorit setiap orang yang ingin melukis tubuhnya dengan tinta hitam permanen.

Tanpa ragu wonwoo melangkah masuk ke sana. Setelah menunggu hampir setengah jam, ia masuk ke sebuah bilik khusus. Seorang pria bermata sipit di sana baru saja akan keluar dari bilik itu— mengambil jam istirahatnya.

Namun dia berhadapan dengan Wonwoo didepan pintu.

"Oh—"

Ia sedikit terkejut.

"Masih ada lagi ternyata."

Wonwoo tersenyum tipis menanggapi ucapan pria itu. Kaki jenjangnya melangkah menuju ranjang yang disiapkan di sana. Ia duduk di atas sana, menggerakkan kedua kakinya yang menggantung.

Pria bermata sipit itu mengulurkan tangannya, "Soonyoung."

Kedua tangan saling menjabat.

"Wonwoo."

Soonyoung memakai kembali sarung tangannya dan menyiapkan alatnya.

"Wonwoo mau di tattoo di mana?"

"Di seluruh punggung. Seekor harimau besar."

Soonyoung sedikit terkesiap. Ia mendongakan kepalanya menatap Wonwoo.

"Baik. Kalau begitu buka bajumu, tuan Wonwoo."

" .. Apa? "

"Aku harus melihat 'kanvas'nya. Buka bajumu."

Wonwoo mengangguk, dan membuka kaus tipis yang melekat di tubuhnya dengan cepat. Soonyoung meneguk ludahnya sendiri. Ini pertama kali dirinya tergoda oleh tubuh pelanggannya. Namun mau bagaimana pun ia harus tetap profesional.

Kaki Soonyoung melangkah menuju ke belakang Wonwoo, mengusap punggungnya perlahan— yang entah mengapa membuat Wonwoo sedikit bergairah, juga tergoda. Usapan itu terasa begitu sensual.

Setelah berbincang dan melewati beberapa tahapan, Soonyoung mencengkram pinggang ramping milik Wonwoo dan mulai membuat tato di punggung pria kucing itu.

Wonwoo sedikit merasa aneh, ada sesuatu di belakang sana yang mengganggunya.

"Mm, Soonyoung?"

Tak ada jawaban.

Wonwoo memutuskan untuk mengatupkan mulutnya rapat-rapat.

Tangan Soonyoung bergerak mengusap perlahan perut rata milik Wonwoo. Memberikan usapan halus di sana. Nafasnya yang hangat berhembus di tengkuk Wonwoo. Sedangkan tangan kanannya tak berhenti menggambar tattoo di punggung Wonwoo.

Wonwoo berpikir bahwa letak tato nya cukup tinggi untuk dikatakan sebagai area punggung. Namun persetan, ia mulai gila karna sentuhan sang seniman tato ini. Terutama saat tangan kiri Soonyoung kini bergerak menjamah dada Wonwoo, berusaha mencari tonjolan kecil di sana. Jemarinya bergerak lincah memilin dan mencubit puting Wonwoo, mengusapnya dan menekannya lembut begitu ia menemukannya.

Wonwoo mendongakan kepalanya, bersandar pada bahu Soonyoung dan mengigit bibir bawahnya sendiri. Tak sadar bahwa Soonyoung mulai menggesekan miliknya pada bokong milik Wonwoo. Bahkan sebenarnya Soonyoung pun telah menyelesaikan gambar tattoonya.

Ia mengecup bahu polos pria itu, mengigitnya gemas. Kemudian menciumi leher seputih susu pria itu, meninggalkan beberapa tanda kemerahan disana.

"Trust me, you will prefer the tattoos that made by my lips rather than by my hands." Bisikan halus pada telinga Wonwoo begitu dalam dan berat. Anggukan tanda setuju ia berikan. Namun seringai tipis ia tunjukan. "As long as you make it all over my body."

Remasan diberikan pada bokong Wonwoo, membuat sang empu mengerang tertahan.

"As your wish then, Wonwoo."

Soonyoung berjalan ke depan Wonwoo, menangkup rahang milik pria itu, lalu melumat bibirnya— dalam dan basah. Wonwoo berusaha mengimbangi ciuman itu. Mengulum dan menghisap bibir tebal Soonyoung layaknya permen.

Tangan Soonyoung bergerak mengusap puting Wonwoo yang mengeras. Menariknya dan memilinnya. Mencubitnya perlahan. Memainkannya sesuka hati. Wonwoo kelimpungan. Soonyoung benar-benar pandai membuatnya kehilangan akal.

Ciuman itu berpindah, dari bibir menuju leher. Gigitan dan hisapan diberikan, meninggalkan tanda merah keunguan disana. Lalu bibir Soonyoung berpindah, menciumi selangka dan dada Wonwoo. Meninggalkan banyak tanda di sana. Lidahnya menjilati puting Wonwoo. Menggigitnya perlahan, membuat sang empu mengerang nikmat.

"A-ahh Soonyoung! Fuck you! nghh!"

Sialan, semua titik sensitifnya dijamah habis oleh Soonyoung.

Tangan kasar itu dengan mudahnya melepas celana dan dalaman Wonwoo. Mengusap paha mulus itu. Soonyoung berlutut di depan Wonwoo. Menjilat paha Wonwoo dan menciuminya. Meninggalkan beberapa tanda di sana.

Wonwoo mengerang, "N-no.. don't! Ngg ahh!"

Seringai ditunjukan oleh Soonyoung. Tangannya menggenggam penis Wonwoo dan meremasnya perlahan.

"Won, liat ke depan." titahnya.

Wonwoo mengatur nafasnya dan mengarahkan pandangannya ke depan.

Pemandangan di depannya.. begitu erotis.

Di depan mereka ada sebuah cermin besar. Wonwoo melihat pantulan dirinya di sana. Tubuh yang penuh bercak merah keunguan. Keringat yang membanjiri tubuhnya.

Dan Soonyoung yang memuaskan miliknya.

"Kau suka apa yang kau lihat, Wonwoo?"

Ia mengangguk. "Sangat, Soonyoung."

Soonyoung melepaskan genggamannya pada milik Wonwoo. Ia membuka celananya sendiri, menunjukan kejantanannya yang menegang sedari tadi. Wonwoo meneguk ludahnya. Milik Soonyoung panjang dan besar. Soonyoung mengangkat tubuh Wonwoo ke gendongannya, tangannya memasukan penis miliknya ke dalam lubang Wonwoo secara perlahan.

"S-soon.."

Wonwoo mencengkram kuat bahu sang dominan, berusaha melampiaskan rasa sakit di bawah sana.

"Won, maaf."

"AHHH!"

Soonyoung mengeluarkan kembali miliknya dan memasukannya ke dalam lubang sempit milik Wonwoo dalam satu hentakan. Lalu menggerakan miliknya di dalam sana dengan cepat. Erangan frustasi terdengar dari bibir tipis Wonwoo. Ia bersumpah bahwa permainan Soonyoung memuaskannya.

Ia menolehkan kepalanya kebelakang untuk menatap kaca, melihat milik Soonyoung yang besar itu keluar masuk di dalam lubangnya. Hentakan dan hujaman Soonyoung semakin cepat dan kasar. Menyentuh prostat milik Wonwoo di dalam sana.

"There! Ahh! Please more!"

"Shit— Won!"

Wonwoo menggerakkan tubuhnya naik turun, berlawanan dengan pergerakan Soonyoung. Membuat penis Soonyoung menghujam telak prostat miliknya. Gerakan keduanya semakin tak teratur. Entah Wonwoo yang mengetatkan lubangnya atau milik Soonyoung yang terasa semakin besar.

"I'm Coming! Ahh!"

"Me too, Won."

Cairan putih milik Wonwoo membasahi dada bidang juga perut ber-abs milik Soonyoung. Remasan halus diberikan pada bokong Wonwoo. Soonyoung mengecup halus telinga Wonwoo.

"Won, liat ke kaca." katanya.

Wonwoo kembali menolehkan kepalanya kebelakang. Soonyoung mengangkat sedikit tubuh Wonwoo, membuat cairannya di dalam lubang Wonwoo mengalir bebas— membasahi penis Soonyoung. Mengalir mengotori paha kokoh sang seniman tattoo.

Rona merah mewarnai pipi Wonwoo.

Tangan Soonyoung bergerak menunjuk tattoo kucing kecil dipunggung Wonwoo.

"Kamu lebih cocok pake tattoo kucing, Wonwoo."

"Of course! Soalnya yang jadi tiger kamu. Ganas."

light a flame. ( 18+ ) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang