wine night stand. - soonhoon

7.4K 228 6
                                    

Oke. Soonyoung sedang berada di sebuah club malam langganannya. Yap, stress masalah pekerjaan menjadi penyebabnya. Kalau tak ada masalah yang membuatnya kelimpungan, ia tak perlu repot untuk datang kemari.

Kaki jenjangnya melangkah menuju meja sang bartender. Ia mendaratkan bokongnya di sebuah kursi dan menatap sang bartender.

Hei— sebentar. Soonyoung tak pernah melihat bartender ini.

Dia manis.

"Tuan? Mau pesan apa?"

Soonyoung tersentak dari lamunannya saat tangan dengan jemari panjang itu bergerak di depan wajahnya.

"Oh— maaf. Give me your best Red Wine here."

Bartender itu hanya mengangguk dan mencari Wine terbaik untuk tamu itu.

Soonyoung terus menatap gerak-gerik bartender itu. Entah mengapa, dia begitu.. menggoda? Pantat semoknya membuat Soonyoung gemas ingin meremasnya.

Terlalu larut dalam lamunan dan imajinasinya sendiri membuat sesuatu dibalik celana Soonyoung mengeras. Bahkan dirinya tak sadar sudah ada sebuah gelas berisi red wine favoritnya, sebotol Red Wine lain, juga es batu.

Tahan dirimu, Kwon bajingan.

×××

Jihoon sadar dirinya diperhatikan sedari tadi. Tatapan pria itu tajam, namun tetap menawan. Membuatnya sedikit sesak namun terasa menantang. Entah apa yang merasukinya, Ia membuat gerakan menggoda selama mencari dan menyiapkan Red Wine itu.

Sungguh tidak profesional.

Tapi, apa Jihoon peduli? Pria dengan rahang tegas itu terlalu tampan untuk tidak digoda. Ia sangat ingin berakhir di ranjang yang sama dengan tamu itu.

Setelah melayani beberapa tamu, Jihoon kembali mencari keberadaan pria dengan Red Wine itu. Namun ia menghilang. Jihoon menghela nafas berat. Ia pikir dirinya berhasil menggoda pria itu namun ia gagal. Terdengar binal, tapi Jihoon ingin dihujam habis oleh kejantanan pria asing itu.

Beranjak untuk membersihkan Red Wine itu, Jihoon menemukan selembar kertas dengan uang di sana.

Ini uang untuk Winenya. Jika lebih, simpan untukmu. Dan kalau berminat, aku ada di kamar 615 di atas.

Jihoon menunjukan senyum miringnya.

Ia berhasil.

×××

Jihoon mengetuk kamar 615 tanpa ragu. Lalu memencet bel sekali. Menunggu sang pemilik kamar membukakan pintu untuknya.

Ingatkan Jihoon. Sisi binalnya yang membawanya ke sana. Jihoon hanya tergoda dan sedikit menggoda.

Lamunan Jihoon kandas sudah saat seseorang membuka pintu kamar itu. Dia menggunakan bathrobe navy blue, menampilkan dadanya yang err—

Seksi.

Sungguh pemandangan yang erotis untuk Jihoon.

Tak sampai 20 detik ia memandangi dada itu, pria dengan bathrobe menarik tangannya untuk masuk ke dalam kamar.

Oh. Jihoon baru sadar.

It was an executive room.

Keduanya melangkah menuju satu-satunya ranjang di kamar itu dan duduk di sana.

"Soonyoung. Kwon Soonyoung." Pria dengan bathrobe bernama Soonyoung, mengulurkan tangannya pada tamu yang bersedia datang ke kamarnya malam itu. Diraihnya tangan Soonyoung, digenggamnya perlahan. "Jihoon. Lee Jihoon."

Soonyoung mengecup punggung tangan Jihoon perlahan, lalu menatap mata yang lebih mungil sambil tersenyum manis. Jihoon terpana. Sepersekian detik kemudian, bibir tebal itu menciumnya. Melumatnya dan menghisap bibirnya. Ciuman itu panas dan basah, membuat kepala Jihoon terasa berputar. Jemarinya bergerak meraih surai pirang itu dan merematnya pelan, tepat saat pria itu menghisap lehernya dan meninggalkan tanda keunguan di sana.

"A—ahh, Soon.."

Soonyoung menatap pria mungil itu dari atas. Lehernya penuh dengan tanda keunguan, wajahnya mulai dibasahi peluh.

Tunggu. Soonyoung baru sadar. Baju Jihoon transparan.

Soonyoung mengigit bibir bawahnya. Fantasi di kepalanya semakin liar. Dipandangi begitu intens, Jihoon kembali duduk dan sedikit memundurkan tubuhnya kearah tengah ranjang. Ia membuka kancing kemejanya satu persatu, lalu melepasnya dengan sensual.

Ah sial. Soonyoung semakin keras.

Tangan Jihoon bergerak melepas celananya sendiri perlahan. Ia menungging, hendak melepas kain terakhir di tubuhnya. Menggerakan sedikit pinggulnya, berusaha menggoda sang tuan di sana.

Soonyoung meneguk ludahnya kasar. Persetan.

Soonyoung menarik kain terakhir di tubuh Jihoon dan melemparnya asal. Bibirnya menyusuri punggung mulus itu. Mengecup setiap inci kulitnya, lalu menghisapnya. Tangannya bergerak memeluk pinggang ramping itu, mengusap perutnya perlahan dan lembut.

"Soonyoung—"

Jihoon mendongak, pasrah. Bibir pria itu benar-benar lihai. Tangan Soonyoung kini berada di paha Jihoon. Mengusapnya sensual. Bergerak naik ke atas, mengelus selatan tubuh Jihoon.

"Boy. You're wet."

Jihoon mengerang.

"And you're the reason— daddy."

Menyeringai senang dengan panggilan barunya, Soonyoung meremat kuat kejantanan milik Jihoon, lalu mengocoknya pelan. Seirama dengan dua jarinya yang kini berada di dalam lubang Jihoon.

Jari tengah Soonyoung melesak lebih dalam. Bergerak acak mencari titik sensitif milik Jihoon. Sedangkan pria mungil itu hanya bisa meletakkan kepalanya dengan nyaman di ranjang, membiarkan tangan besar itu memuaskan tubuhnya.

"Ahhh! Hnghh!"

Leguhan keras menjadi tanda bahwa titik kenikmatan Jihoon ditemukan. Soonyoung menekannya berkali-kali dengan jari tengahnya. Menggerakan jarinya seperti gunting lalu menekan sweet spot milik Jihoon berulang kali.

"Soonyoung stop.. It's too much— haahh.."

Kedua jari itu dikeluarkan, namun kejantanan Soonyoung yang sedari tadi menegang memaksa masuk ke dalam lubang sempit milik Jihoon. Tangan Soonyoung mengocok penis Jihoon lebih cepat. Memberi distraksi sementara. Ibu jari Soonyoung menekan ujung penis Jihoon. Mengusapnya, lalu kembali menggerakan tangannya naik turun di sana.

Kejantanan Soonyoung mulai bergerak, semakin lama semakin cepat. Menghujam lubang Jihoon. Merobeknya. Mengacak-acak seluruh syaraf perasa di dalam sana. Membuat sang empu mengejang nikmat. Remasan diberikan pada pantat Jihoon. Sesekali beberapa tamparan diberikan.

"I'm coming— Noo! Please dont!"

Jari Soonyoung menutup lubang penis Jihoon. Soonyoung mendorong penisnya lebih dalam. Membuat ujung penisnya menekan telak pusat tubuh milik Jihoon. Sampai akhirnya Soonyoung mengocok cepat penis Jihoon, meremasnya dengan kuat. Menggerakan tangannya naik turun dan melingkar, menggoda sang empu.

"Please, let me—"

"Cum for me."

Cairan putih milik Jihoon menyembur, mengotori tangan Soonyoung juga sprei. Sedangkan cairan milik Soonyoung menyembur di dalam Jihoon. Ia mendorong miliknya lebih dalam, memastikan cairannya tertanam sempurna di dalam sana.

Jihoon menjatuhnya tubuhnya ke atas ranjang, lalu tersadar akan sesuatu.

"Sialan! Gapake kondom ya?!"

Soonyoung mengeluarkan kejantanannya dari lubang Jihoon. Cengiran lebar diberikan sebagai jawaban kepada Jihoon.

light a flame. ( 18+ ) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang