alarm. - soonhoon

6.5K 212 0
                                    

Jihoon punya satu kebiasaan aneh (yang buruk menurut Soonyoung) yaitu menyetel alarm pada waktu tengah malam.

Entah apa yang pria mungil itu lakukan, Soonyoung tidak pernah tau. Padahal, mereka berteman sejak kecil. Oh— bertetangga sejak kecil juga.

Soonyoung tidak pernah terganggu pada suara alarm itu karna dalam hitungan detik alarm itu akan mati.

Namun tidak dengan malam itu. Alarm yang ada di kamar Jihoon terus berdering, dan tidak berhenti. Soonyoung sampai terbangun karenanya. Suara alarm itu memang begitu keras.

Padahal suara alarm itu tidak pernah mengganggunya— pengecualian untuk hari ini karena tidak berhenti berbunyi.

Muka bantal miliknya terlihat jengkel. Mata sipit (nyaris hilang) itu menoleh ke arah jam dinding di kamarnya sendiri.

“Anjing! jam satu pagi.”

Soonyoung mendecak sebal. Ia duduk diam selama hampir 3 menit namun alarm itu tak juga berhenti berbunyi sejak tadi. Jadi ia memutuskan untuk membuka pintu menuju balkon dan menoleh kearah kamar Jihoon.

Mulutnya nyaris berteriak meneriaki nama tetangganya itu namun tertahan saat melihat lampu kamar sang tetangga mati. Sedikit bingung karna biasanya lampu itu akan menyala sehabis suara alarm lenyap. Terasa sangat aneh.

Ia memanjat pagar balkon dan berjalan perlahan di jalan setapak pada dinding. Melangkah hati-hati menuju balkon kamar Jihoon.

Tangannya meraih pagar balkon Jihoon. Ia sedikit melompat agar kakinya mencapai pijakan kecil di sana. Setelahnya, pria bermata sipit itu mengetuk kaca pintu balkon Jihoon. Namun tak ada sahutan. Kamar itu benar-benar gelap. Bahkan satu rumah itu gelap gulita.

Ia jengkel setengah mati dan hanya ingin mematikan alarm itu lalu kembali tidur. Tangannya bergerak menggeser pintu kaca balkon yang untung saja terbuka. Tak sengaja kakinya menyenggol sesuatu, membuat denting nyaring di antara dering alarm itu.

“Kayak suara botol kaca.”

Soonyoung bergumam pada dirinya, dan memutuskan untuk melangkah lebih berhati-hati karna takut melukai dirinya sendiri. Soonyoung hafal betul dimana letak alarm itu berada. Hafal pula seluruh penjuru kamar Jihoon.

Kakinya berjalan menuju meja sebelah ranjang dan mematikan alarm itu. Hembusan nafas lega ia keluarkan. Namun tiba-tiba suara racauan terdengar pelan ditelinganya. Ia meraba sisi ranjang di dekatnya, namun kosong.

Ia bersumpah kamar itu sangat gelap dan dirinya tak bisa melihat apapun.

Sesuatu menyentuh kakinya. Tubuhnya membeku. Ingin bergerak namun takut. Tak sengaja ia melihat siluet lampu tidur di atas meja alarm itu. Ia menarik tali pendek yang menggantung disana, membuat lampu itu menyala remang.

Bibir tebal itu menganga. Yang bersandar pada kakinya adalah Jihoon. Bahkan pria mungil itu terus meracau entah apa yang diucapkan olehnya.

Soonyoung melirik ke seluruh kamar.

Oh— Ia menyenggol beberapa botol rupanya.

“BOTOL MINUMAN?!” teriak Soonyoung panik.

Mata si pria mungil membuka, sayu. Mabuk berat, sepertinya.

"Lo berisik."

Ia meneguk minuman yang ada di tangannya. Satu botol terakhir tandas dalam hitungan detik.

Soonyoung mendecak. Ada apa sebenarnya dengan pria ini?

Ia mengangkat tubuh mungil yang cukup berat itu dan menidurkannya di atas kasur.

Jihoon masih mengalungkan tangannya pada leher Soonyoung, membuat pria bermata sipit itu bertumpu pada kedua tangannya agar tidak menindih yang lebih mungil.

light a flame. ( 18+ ) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang