fingers. - minwonhao

12.8K 315 12
                                    

×××

Minghao merasa bosan di kamar apartemennya. Apartemen itu miliknya juga dua kekasihnya, Mingyu dan Wonwoo. Seharusnya hari itu ramai, namun menjadi sepi karena Mingyu harus bertemu janji dengan temannya— dan Wonwoo yang harus menuntaskan pekerjaan dadakan di kantornya.

Helaan nafas beberapa kali terdengar dari bibir tipis sang tuan, lalu mengerucut sebal karena dua kekasihnya itu belum pulang juga.

Sebenarnya, keduanya jatuh cinta pada Minghao dan Minghao jatuh cinta kepada keduanya. Tidak ada yang mengalah dan tak ingin agar Minghao mengalah, keduanya memutuskan untuk 'berbagi.'

Lamunan Minghao disadarkan oleh suara pintu kamarnya yang terbuka. "Igyu? Udah pulang?" Dahinya mengerut. Seharusnya Mingyu pulang lebih siang dari ini. Mingyu mengangguk dan berjalan mendekati Minghao. Keduanya kini duduk di tengah ranjang milik Minghao. Mingyu tersenyum gemas pada kekasihnya yang sedang cemberut— sebal karna ditinggal.

"Bosen hm?" Minghao mengangguk. "Kita nyanyi aja gimana?" Sebuah usulan bagus menurut Minghao. Lagu diputar, keduanya bernyanyi sambil tertawa, menjahili stau sama lain. Sebuah lagu dengan tempo cepat terputar di playlist Mingyu. Mingyu menjentikkan jarinya sesuai irama. Minghao memperhatikan jari Mingyu, lalu memperhatikan jarinya sendiri.

"Igyu, panjangan jari siapa sih?" tanya Minghao. Jari Mingyu berhenti bergerak, mengulurkan tangannya untuk memamerkan jarinya. Begitu juga Minghao. "Sama-sama panjang kok. Punya aku lebih berisi aja." jawabnya.

Minghao memanyunkan bibirnya. "Jadi Igyu ngatain aku kurus gitu?"

Mingyu gelagapan. "Y—ya ga gitu sayang.."

Suara pintu terdengar, membuat keduanya menoleh. Mata Minghao berbinar. "NUNUUUUUU—!!" Kasur bergoyang karena Minghao terus berjingkrak senang, membuat Wonwoo tersenyum tipis dan meletakkan tasnya, lalu menghampiri Minghao.

Satu kecupan manis diberikan kepada Minghao, membuat Mingyu berdeham sebal. Kekehan keluar dari mulut keduanya. "Ngape gyu? Mau gua cium juga lo?" Mingyu bergidik ngeri. "Lo ga usah kerja deh, makin ga waras gua liat-liat." Wonwoo dan Minghao tertawa keras. Mingyu yang sebal sangat lucu.

"Nunu sini."

Minghao menepuk kasur di depannya, dan Wonwoo duduk di sana. Kini, Wonwoo dan Mingyu duduk di depan Minghao.

"Ayo, Igyu sama Nunu, panjangan jari siapa?"

Wonwoo tersenyum miring, "Gua pasti." Mingyu berdecih meladeni jawaban Wonwoo.

Keduanya mengulurkan tangan masing-masing, memamerkan jari mereka. Minghao menggenggam telunjuk kiri Wonwoo dan telunjuk kanan Mingyu.

"Let us see, jari siapa yang lebih panjang." Minghao memasukkan kedua jari itu ke dalam mulutnya, mengulumnya dan menghisapnya. Lidahnya bermain di antara dua jari itu, membasahi setiap inci kedua jari itu.

Mata Mingyu dan Wonwoo membulat. Wonwoo menarik jarinya keluar, dan Minghao masih menahan satu jari Mingyu didalam mulutnya.

"Lo mulut, gua bawah. Let's tell him, how to find out, who's fingers are the longest."

"Sure."

Mingyu mengeluarkan jarinya dari mulut Minghao, mengangkat tubuh kurus itu supaya menungging. Mingyu memasukan kedua jarinya ke dalam mulut Minghao, membuat Minghao tersedak karena terkejut.

"Kulum." Mingyu memberi perintah. Minghao dengan cepat mengulum dua jari itu. Menghisapnya dan menjilatnya. Wonwoo menarik celana milik Minghao dan melepaskannya, hingga pria manis itu setengah telanjang.

Wonwoo memasukkan dua jari ke dalam lubang Minghao, membuat sang empu reflek menghisap kuat dua jari dalam mulutnya. 'Menelannya' hingga jari Mingyu menyentuh tenggorokannya.

Wonwoo menggerakkan kedua jarinya dengan cepat. "Jadi, jari siapa yang lebih panjang hm?"

Minghao membuka mulutnya. "D—daddy Nu—"

Mingyu menggeram kesal dan mengeluarkan kedua jarinya dari mulut Minghao. Menarik satu tangan Minghao, membuat sang empu menjatuhkan kepalanya ke atas bantal dengan pantat yang tetap menungging ke atas. Ia bergeser ke dekat Wonwoo dan ikut memasukkan kedua jarinya ke dalam lubang Minghao.

Sial. Dua jari milik Wonwoo saja sudah membuat Minghao merasa penuh, kini ditambah dua jari berisi milik Mingyu. Kepala Minghao pening. Penuh, sakit, namun nikmat. Jari Mingyu dan Wonwoo mulai bergerak ke arah berlawanan.

"A—ahh gyu.. Ngahh nuu—!"

Wonwoo mendorong jarinya lebih dalam, begitu pula Mingyu.

"Daddy— Nghh dadda!"

Wonwoo menarik kedua jarinya lalu memasukannya kembali dengan cepat, membuat Minghao menjerit nikmat. Jari Wonwoo dan Mingyu terus bergerak berlawanan dengan tempo berbeda. Sesekali Mingyu meremas pantat milik Minghao, dan Wonwoo memberi spank pada pantat mulus milik Minghao.

Minghao meremat kuat sprei ranjangnya. Mulutnya terus mendesah, meminta lebih. Empat jari itu bergerak semakin cepat.

"Daddy.. Dadda.. I'm cumming— Ahhh!"

Cairan putih milik Minghao menyembur begitu banyak, mengotori sprei dan sedikit celana Wonwoo. Minghao menjatuhkan tubuhnya ke kasur, namun tangan Mingyu menahan tubuhnya lalu mengangkatnya kedalam gendongan.

"Gua mandiin Minghao, lo beresin itu terus mandi."

Minghao terkekeh, lalu mengalungkan tangannya pada leher Mingyu— menatap keduanya bergantian.

"Mandi bertiga aja, skalian nuntasin punya kalian." Kata Minghao dengan mata menatap celana Wonwoo yang menggembung dan tangan yang mengusap dada Mingyu.

light a flame. ( 18+ ) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang