do it hard, not fast. - hoonsoon

6.1K 175 3
                                    

malam itu keduanya beristirahat setelah beraktivitas, namun masih dengan kesibukan masing-masing. soonyoung dengan ponselnya dan jihoon dengan gitarnya.

beberapa kali soonyoung tertawa keras karena menonton video di aplikasi tiktok hingga kepalanya berbenturan dengan headboard kasur, atau dengan gitar milik sang suami. jihoon hanya menggelengkan kepalanya maklum, namun tidak berhenti mengusap kepala si manis setiap kali terbentur.

hingga akhirnya soonyoung berhenti pada sebuah video yang membuatnya bingung. ia tidak mengerti maksud dari video tersebut. ia mengulanginya berkali-kali, berusaha untuk paham. namun tetap tidak bisa.

jihoon yang baru sadar jika sang suami berhenti tertawa dan mengulang satu video yang sama terus menerus memutuskan untuk meletakkan gitar miliknya dan menguping audio dari video tersebut.

"bam. bam. bam."

jelas jihoon mengernyitkan dahinya, lalu mengintip ponsel sang suami. ada seorang wanita berambut pendek di video itu, dengan cahaya lampu berwarna merah yang menyorot dirinya.

"listen to me. do it hard, not fast."

"do it hard, not fast."

"like; bam. bam. bam."

netra jihoon jelas membulat, cukup banyak terkejut perihal video yang ditonton oleh suaminya. ia berusaha menarik perhatian sang suami. "soonyoung." panggilnya. sosok itu berbalik dan mengerjapkan matanya. bibirnya mengerucut.

jihoon terheran, sebab respon yang diberikan oleh sang suami tidak sepertinya (konteks: terkejut). ia meraih ponsel soonyoung dan meletakkannya di atas nakas. "kenapa manyun, sayang?" tanyanya lembut sembari merapikan surai soonyoung yang menutupi dahi.

"video terakhir.. aku gak paham, maksudnya apa ya?" cicitnya dengan suara pelan. "itu kata mba-mbanya kalau kita disuruh 'bam. bam. bam.' gitu?" tanya soonyoung sambil menirukannya pada headboard kasur.

terdiam, jihoon sedang memikirkan bagaimana caranya menjelaskan tentang video itu kepada soonyoung. hingga akhirnya ia menghela nafas panjang, membuat alasan pandangan bingung soonyoung berubah. "kenapa jihoonie?"

jihoon merundukkan tubuhnya, mendekatkan wajahnya pada wajah soonyoung yang berbaring di sebelahnya. "aku bisa ngasih tau cara biar kamu ngerti maksud kakaknya tadi. mau coba?" tanya jihoon, memancing rasa ingin tahu soonyoung yang kini memandangnya penasaran.

jadi begitu sebuah anggukan diterima, jihoon menangkup wajah soonyoung dan mulai melumat lembut bibir itu. diiringi dengan tangannya yang mulai mengusap punggung soonyoung, berpindah menuju bagian depan dan mengusap puting yang belum menegang sepenuhnya itu. memainkannya dengan jarinya, sesekali menariknya perlahan, membuat sang empu mengerang pelan dalam ciuman.

tangan soonyoung menyusuri surai gelap jihoon, menyalurkan hasratnya yang semakin membakar tubuhnya. suara basah akibat penyatuan dua belah bibir memenuhi ruangan itu, dengan saliva membentang di antara keduanya saat memisahkan diri. deru nafas keduanya beradu, dilepaskan kain yang menutupi tubuh bagian atas keduanya, sebelum akhirnya sedetik kemudian kembali menabrakkan bibir satu sama lain dengan liar dan basah.

jihoon yang menyesap bibir tebal soonyoung, dan soonyoung yang melumat habis lidah jihoon. soonyoung mengalungkan lengannya pada leher sang suami, sedangkan jihoon mulai mengecupi perpotongan leher soonyoung, turun menuju selangka dan dada, meninggalkan banyak tanda cinta di sana.

"hh — ahh.. hoonie.."

jihoon menarik dirinya dari soonyoung, mengecup bibir bengkak sang suami sebelum akhirnya melepaskan kain terakhir yang menghalangi peraduan kulit mereka. diraihnya lube di laci nakas, membaluriya pada kedua jari panjang miliknya dan memasukkannya pada lubang soonyoung.

"hnghh — !! jihoon!"

kedua jari itu mulai bergerak pelan, memenuhi lubang kosong milik soonyoung. kedua ujung jari jihoon menekuk, meraba dinding rektum untuk mencari — "ngahh!"ketemu. titik nikmat milik soonyoung ditekan berulang kali oleh jihoon, membuat sosok itu mencengkram kuat lengan jihoon sebab tak sanggup menahan nikmat yang memuncak.

namun tiba-tiba semua terasa kosong. hanya ada deru nafas soonyoung di sana. "kok dikeluarin.. hoonie?" tanyanya dengan suara serak karena habis suaranya oleh desahan. peluh membasahi tubuh keduanya, padahal belum sampai ke inti. jihoon menyisir rambut soonyoung sebelum akhirnya menarik tangan sang suami. "i thought we want to find out what that girl meant, right?"

jihoon membawa soonyoung dalam gendongannya dan menyandarkan punggung sang suami pada headboard kasur. "i hope you enjoy the hard not fast game that you want to know, soonyoungie."

dan dengan itu, jihoon memasukan miliknya kedalam lubang soonyoung dalam sekali hentakan, membuat soonyoung menabrak headboard kasur sama kencangnya seperti hentakan yang diberikan jihoon.

"you hear that 'bam' sound, baby?"

soonyoung hanya bisa diam. ia menggigit kuat bibir bawahnya. tangannya mencengkram kuat bisep jihoon. hentakan tadi membawanya melayang tinggi dan mengosongkan isi kepalanya. rasa ingin tahu yang tadi sempat hadir hilang begitu saja, bahkan rasa sakit di punggungnya pun tidak membuatnya ingin berhenti.

melihat reaksi soonyoung membuat jihoon menyeringai. ia menggerakkan tubuhnya, menghujam rektum soonyoung dengan kuat beberapa kali, menciptakan suara tabrakan akibat penyatuan mereka.

"or that kind of 'bam' sound, hm? which one, baby?"

"j — jihoonie.. nghh! ahhh!"

jihoon tidak berhenti menggempur lubang itu dengan hentakan miliknya yang tidak main-main kuatnya. membuat cairan soonyoung mengalir deras, mengotori paha soonyoung serta milik jihoon. he's dripping, heavily.

jihoon menyisir surai gelapnya ke belakang, menghentikan pergerakannya. soonyoung mencengkram kuat lengan jihoon, wajahnya dihiasi frustasi. "lagi jihoon — lagi.." ia meminta. "jangan berhenti sayang.." memohon dengan harga diri yang tersisa. "mau kaya tadi lagi jihoon.. please.."

soonyoung ingin mencapai putihnya, tapi jihoon sepertinya belum puas dalam permainan mengajari soonyoung.

"how if you learn the difference between hard and fast, sweetheart?"

pertanyaan itu menjadi tak terjawab— atau tak sempat dijawab, sebab setelah kalimat itu terlontar, jihoon menggempur soonyoung dengan cepat. membiarkan batang miliknya bergesekan dengan dinding rektum milik soonyoung. diremat dengan kuat. "this is the fast one — "

dan kemudian tumburan cepat itu berubah menjadi tumbukan yang lambat dan kasar. menghujam prostat soonyoung berulang kali, membuat suara tabrakan antara punggung sosok itu dengan headboard kasur bercambur dengan suara kulit mereka yang bertabrakan. gerakan itu terus berulang. dari cepat menjadi keras dan kasar. " — and this is the hard one."

jihoon really meant what he said. he really did it hard, then fast.

"anghh! hoon — udahh.. nghh!"

jihoon didn't stop. he is fast and hard at the same time.

dapat ia rasakan lubang itu semakin mencengkram miliknya. soonyoung ingin keluar. jadi ia melingkarkan jarinya pada milik soonyoung, mengocoknya dengan cepat. cukup cepat karena cairan soonyoung terus mengalir dan membuat batang keras itu licin.

pening menguasai kepala soonyoung. sebelum akhirnya ia melempar kepalanya ke belakang dan menyemburkan cairan kental miliknya.

"ahhh! jihoon!"

cairan itu terus mengalir keluar. begitu banyak. belum lagi lubangnya yang masih terlampau sensitif tetap dihujam habis-habisan oleh jihoon. beberapa hentakan kuat sebelum akhirnya jihoon menyemburkan putihnya di dalam soonyoung.

"lain kali aku gak mau lagi deh nanya apa-apa sama kamu. gak end up well." cerca soonyoung dengan suaranya yang nyaris hilang, setelah jihoon membaringkan tubuhnya. yang dimarahi hanya tertawa dan menyelimuti tubuh keduanya. "iya-iya, maaf."

sebuah jari mengusili pipi tembam milik soonyoung. "tapi enak kan? buktinya tadi bilang mau lagi sama aku."

bantal melayang menuju wajah jihoon.

"keluar kamu! jangan tidur disini!"

light a flame. ( 18+ ) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang