Takemichi sepertinya bingung. Dia menggaruk belakang kepalanya, belum mau beradu tatap denganku.
Aku menarik nafas pelan, jangan ditahan lama-lama entar meninggoy.
Dia berucap, "yang waktu itu..."
Aku mencengkram pundaknya, menatap serius, "sebenarnya, aku itu..."
✿ ──────._.˚ㄒ卄乇ㄚ˚._.────── ✿❀
×
Chp.10┊Ketiduran
×
❀
"Aku itu sebenarnya..., itu...," aku menggaruk pelipisku. Bingung, canggung, campur aduk. Aduh, jadi pengen makan ketoprak.
Tertawa kecil sebentar, setelahnya aku berucap, "bisa jelaskan apa yang kau katakan malam itu?"
"Hah?"
"Begini! Aku tidak begitu jelas mendengarnya," aku mengangkat jari telunjuk, "ah! iya! aku hanya mendengar time travel, lalu mati dan apalah itu." Aku tersenyum, "bagaimana kalau kau jelaskan lagi?"
"B-baik!"
Takemichi kembali menceritakan kisahnya. Jujur, itu hanya pengalihan isu. Selama dia berdongeng, aku memikirkan nasib-ku setelah ini. Mencari-cari alasan yang akan disambungkan dengan kebenaran.
Dialog si Micin gak diketik karena tak beda jauh dengan perbincangannya dengan Naoto. Kalo mau sejujuran sih gini... Author-nya males ngetik yang panjang. Toh, isi dan intinya tak berubah.
"...aku tidak tahu kau akan percaya atau tidak."
"Itu terdengar mustahil, tapi tak masalah," aku mengacungkan jempol-ku, "aku akan percaya!"
"Benarkah?!"
"Ya, ya," aku angguk-angguk lalu menatap langit malam. Gelap sekali. Bintangnya tak begitu jelas terlihat.
Jadi, aku hanya pura-pura tidak tahu mengenai masa depan. Kalau aku ikut campur bidang pergelutan, aku takut bakal mengganti jalur ceritanya. Mending good end, gimana kalo bad end? Sepertinya figuran adalah posisi aman.
"Intinya, Toman di masa depan sangat buruk, ya."
Dia mengangguk, "Toman benar-benar menjadi organisasi terburuk. Mikey-kun berubah karena Draken-kun mati."
"Mati?!" aku terkejut, membelalak syok.
G. Itu cuma akting.
"Tanggal 3 Agustus, itu tanggal kematian Draken-kun."
"Itu sebentar lagi! Bagaimana Draken bisa mati?"
Takemichi memegangi dagunya kayaknya lagi mikir. "Naoto-kun bilang, akan ada perselisihan antara fraksi—"
"[Y/N]!"
Aku dan Takemichi sontak terkejut, menoleh ke belakang menuju sumber suara.
"Chifu—" aku langsung menekuk wajah saat ingat kalau kami masih marahan. "Kenapa ke sini?" tanyaku sinis.
"Sana pulang," usirku kayak ngusir kucing liar yang masuk rumah cuma buat maling ikan di dapur. Wah... kucing, kamu berdosa banget, entar dapet karma loh.
Karma...? ͡° ͜ʖ ͡°
"Kau dan orang ini saling kenal?" tanya Chifuyu tiba-tiba.
"Baru kenalan," aku mendorong tubuhnya untuk menjauh, "sudah malam. Tidak boleh keliaran di luar!"
"Kau sendiri masih di luar," ini Baji yang ngomong. Untung hayati tidak terkejut akan kedatangannya yang tiba-tiba.
"Ah, benar juga. Ya sudah!" aku melambaikan tangan, "Takemichi, kita bicarakan lain kali ya."
KAMU SEDANG MEMBACA
They |Tokyo Revengers X Reader| [HIATUS]
Fanfiction╭──────────── ╰─➛✎﹏ | Tokyo Revengers .°• ੈ˚•. [HIATUS] Awalnya, semua baik-baik saja... Hidupku yang aman dengan menjadi penghuni kamar. Hidupku yang damai dengan menikmati halu. Hidupku yang tenang dengan menjauhi masalah. Namun akhirnya, semua be...