Chp.11┊Penasihat

3.8K 824 303
                                    

"HAH?!"

"Kenapa kau menjerit seperti orang gila?" ini suara Puyu.

"I-itu...," aku membalik tubuhku untuk melihatnya, namun aku merasakan seseorang mendorong punggungku lalu...

Bruk!

✿ ──────._.˚ㄒ卄乇ㄚ˚._.────── ✿

×
Chp.11┊Penasihat
×


Aku terjatuh.

Tidak seperti di film-film romance, dimana pemeran utama pria akan menangkap pemeran utama wanita yang hilang keseimbangan, Puyu malah ngegeser badannya ke kiri dan alhasil watashi jatuh secara tak aestetic.

Mengsedih.

"Pft..." Chifuyu menahan tawanya sedangkan aku masih dalam posisi sama.

Lantainya dingin, jadi pengen lebih lama kayak gini. G. Itu hanya alasan. Mau ditaruh di mana muka ini? mana banyak murid lain yang lihat.

"Ahahaha... [Y/N], kau baik-baik saja? Mau kubantu?"

Malah nanya.

Aku menggeram kesal, "tidak perlu!" aku bangkit perlahan lalu mengelus dahiku yang berdenyut sakit.

"Maaf, badanmu kecil, jadi tidak kelihatan," ini suara orang yang tak sengaja mendorongku. Orang itu berjalan melewatiku.

Aku hanya senyum-senyum, mempersiapkan diri untuk menjambak rambutnya. Saat aku berbalik dengan persiapan matang, aku mendapatkan kenyataan pahit. Tuh orang botak.

Tak masalah.

Aku mengambil satu sepatuku, menimang-nimang jarak yang pas lalu...

"[Y-Y/N], apa yang kau—"

Zush! sepatuku melesat menuju arah yang kutitikkan dan tentu saja tak meleset. Peluru sepatu tepat mengenai kepala botak shining shimmering splendid pemantul sinar matahari.

Aku meletakkan kedua tanganku disudut bibir lalu berteriak, "MINTA MAAF YANG BENAR SIALAN!!"

°⊱────────────⊰°

"Ahahaha... kau tadi lucu sekali! Haha..." Chifuyu tertawa terpingkal-pingkal di hadapanku, tentu saja tawa itu nular.

Singkat cerita, orang botak tadi langsung minta maaf dengan benar. Aku tak sudi, jadi kuseledingkan kakiku agar membuatnya jatuh, lalu aku bilang gini 'maaf, kepalamu menyilaukan, mataku jadi buta sesaat'. Tentu saja setelah itu kami hampir bergelut dan Puyu segera menarikku pergi.

"Ahaha... Puyu, ber... ahaha... berhentilah tertawa."

"Baiklah ahaha..."

Ngomong-ngomong, lihat Chifuyu yang tertawa sungguh menguwawkan. Mukanya tetep, imut-imut ulala, jadi pengen dikarungin.

"Oh ya!" aku memegangi perutku.

Dia langsung mengernyit heran, "kenapa?"

Diam untuk beberapa sekon, dia membelalak, "kau hamil—"

Plak! aku menampar belakang kepalanya, "sembarangan!"

"Terus?"

Kruyuk...

"..."

Aku cengengesan, "lapar, hehehe."

"Oh~"

Aku menggumam kesal. Masa aku dikira hamidun. Begituan aja belom pernah.

They |Tokyo Revengers X Reader| [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang