Chp.14┊Sayang

3.8K 767 398
                                    

✿ ──────._.˚ㄒ卄乇ㄚ˚._.────── ✿


×
Chp.14┊Sayang
×


Sudah tahu aku memiliki satu keluarga di sini? Iya, itu Ayahku. Dan seperti yang sudah kutebak, aku adalah anak angkat bukan kandung. Tebali ini, aku anak pungut.

Walau aku anak pungut, Ayah sangat menyayangiku. Bukti konkretnya adalah dia yang selalu siap siaga, membelikanku apa yang kumau, bersikap lembut padaku, dan yang paling penting dia itu daddyable sekali.

"Ayah, sudah kubilang aku bisa makan sendiri," aku merutuk dihadapannya kali ini.

Dia tetap tersenyum riang gembira seolah tak ada beban hidup. "Ini hari terakhir Ayah di sini sayang. Ayo aaa~"

Aku pasrah dan membuka mulutku lebar agar makanan yang disuapi masuk. Boleh kuberi tahu, dia selalu menyuapiku makan. Itu memang hal biasa mengingat anaknya hampir mati. Tapi eh tapi, masa aku dipakein celemek makan bayi setiap makan!?

Gini amat punya Ayah.

Capek aku tuh capek.

Bukan aku ingin meninggi, tapi, bucinnya terhadapku udah tingkat akut!

"[Y/N], kau tidak mengabari teman-teman-mu kalau kau sudah keluar dari rumah sakit?" tanya Ayah sambil menyapu lantai.

"Aku sudah memberitahu mereka."

"Benarkah? Haruskah kita buat perayaan—"

"Tidak usah."

"Kau sinis sekali," dia menutup mulutnya dengan tampang sedih yang dibuat-buat. Alay lebay ulala.

"Jangan begitu," aku melihat jijik, "ingat umur!"

"Ta-tapi... Ayah baru berusia 28 tahun."

"Hah?"

Oke, bisakah ini disebut Ayahku adalah Kakakku? Ma..maksudku, dia masih muda. Selisih umur kami 14 tahun! Di umur berapa dia mengadopsiku hingga bisa menjadi Ayah? Entahlah sis, hanya Author yang tahu.

"Oh ya, Ayah rasa waktu itu kau memiliki teman lain."

"Teman lain?" aku mengernyitkan dahi bingung.

"Kalian dulu sering bermain bertiga. Ya~ selain anak-anak berandal itu."

Aku dibuat tambah mengernyit. 'Anak-anak berandal' yang dimaksud pasti Mikey dkk. Tapi, kalau kata Ayah 'bertiga' termasuk aku, yang duanya siapa? Syaiton?

"Kalian sering bersama, membuat rumah dari salju, bermain lari-larian di sini. Benar-benar imut."

Ini si bapak ngomongin siapa sih? Mungkin jika [Y/N]' yang di sini, tak ada masalah dan jawaban teratasi. Tapi, aing mana tahu. Orang tiap hari kerjaan ngewibu.

Ayah kembali membersihkan rumah. Biar diperjelas, ia mengenakan sarung tangan berwarna merah muda, kain seperti handuk di kepala, celemek kotak-kotak. Ya~ babuable sekali.

Aku sendiri nyantai di sofa sambil nonton televisi. Tidak ada tuh niatan buat nolong. Begini prinsipnya, 'kalo gak disuruh, ya gak usah bantu'. Ada Ayah tuh dipergunakan dengan baik, bukan malah dibabuin sama Ayah.

Ah, tolong buat yang baca, jangan diikutin karena itu adalah tata cara menjadi anak durhaka jalur legend.

Aku baru nyadar. Tak ada satu pun foto yang terpajang di rumah ini. Mungkin jika tidak ada insiden ketusuk, aku tak tahu kalau aku punya Ayah.

Oh ya, jika sesuai waktu, mungkin Takemichi sedang berada di masa depan. Dia akan melihat kematian Hina dan Akkun kembali.

Kasihan sekali Takemichi. Beban hidupnya berat.

They |Tokyo Revengers X Reader| [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang