Chp.21┊Permintaan Maaf dan Musuh Baru

2.4K 503 345
                                    

|Another Note|

Akhirnya setelah 7 purnama berlalu, selesai juga chap ini :)

✿ ──────._.˚ㄒ卄乇ㄚ˚._.────── ✿


×
Chp.21┊Permintaan Maaf dan Musuh Baru
×


Roan-chan sibuk mengejar leser berwarna merah yang kugerakkan ke sana ke mari.

Biasanya aku memang selalu gabut tak memiliki sesuatu yang dikerjakan. Namun itu bisa diatasi karena Mikey atau anggota Toman lain datang berkunjung untuk numpang main. Secara, rumahku begitu cocok menjadi persinggahan.

Mau camilan? banyak dan bisa beli kapan pun. Mau sambil nonton atau ngegame? tinggal pilih. Kedinginan atau kepanasan? ada pengatur suhu ruangan.

Ya~ secara harfiahnya rumahku adalah tempat perkumpulan mereka. Bukan sebagai berandal tapi sebagai remaja biasa.

Tapi kali ini aku sengaja mengusir orang yang ingin bertamu. Aku bertindak demikian karena sedang berada di fase menjadi sadgirl yang hanya memikirkan semua cowok 'musnah' aja.

Sungguh mengesalkan saat diriku yang mati-matian mencari jalan untuk menyelamatkan mereka malah dibilang 'jangan ikut campur'. Hei! aku tinggalin beneran baru tahu anjing!

Eh, gak boleh marah-marah.

Apa perlu kupertimbangkan mengenai kepindahanku ke rumah Ayah?

Kulempar asal leser mainan itu lalu merebahkan diri di sofa. Bibirku yang terus mengatup kini terbuka kecil mengeluarkan keluhan.

Mau bagaimanapun aku sudah menahan kekesalan ini dari lama. Rasanya dibentak di depan orang banyak itu sungguh... argh, rasakan saja sendiri!

Kesampingkan itu semua karena sekarang aku bosan di rumah terus. Ya~ aku sangat bosan dengan bosan karena bosan itu membosankan.

Mengerti?

Ponselku berdering nyaring di atas meja. Aku lekas melihat siapa gerangan yang menelpon, ternyata itu Draken.

"[Y/N]."

"Ada apa?" tanyaku ketus.

"Tentang masalahmu dengan Mikey, bukankah bisa diselesaikan baik-baik? Dia tidak sengaja membentakmu. Bagaimana dengan ketemuan?"

Huh, baik-baik katanya?

"Memangnya kau tahu apa? Hari itu juga kalian hanya menonton."

"Dia hanya tidak ingin kau terluka. Ingat sudah berapa kali kau masuk rumah sakit karena ikut campur masalah kami. Dia tidak ingin itu terulang."

Sebenarnya aku mengerti maksud baik Mikey. Tapi bukan itu yang ingin aku dengar.

"Aku tahu bahwa aku memang terlalu ikut campur, tapi tetap saja aku tak ingin kalian terluka. Aku hanya khawatir... snif... lupakan saja."

Ku lap kasar air mata yang baru saja keluar lalu bangkit dari rebahanku.

"[Y/N]?"

"Apa?"

"Kau menangis?"

Aku berdecak kesal lalu berseru, "terserahku dasar Draken bodoooh!!" Setelahnya kumatikan telepon itu secara sepihak.

They |Tokyo Revengers X Reader| [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang