Chp.4┊Rencana yang Gagal

5.3K 1K 332
                                    

Kaki kiriku terjulur ke depan, "aku itu pernah belajar karate loh."


"Urgh... sialan!"

"Jadi samsakku, ya?"

Aku mengambil ancang-ancang untuk melakukan tendangan, tapi itu terhenti kala terdengar langkah kaki seseorang.

"[Y/N]?"

✿ ──────._.˚ㄒ卄乇ㄚ˚._.────── ✿


×
Chp.1┊Rencana yang Gagal
×



Aku menoleh, "Chifuyu?"

"Apa yang kau—" Chifuyu menghentikan kalimatnya lalu memperhatikan sekitar, lebih tepatnya mencoba menerka apa yang kulakukan.

Tidaaak!

Jika dilihat dari pemandangan ini, dua gadis k.o dan satu lagi terpojokkan, akulah yang terkesan membully!!

"Kau berkelahi?"

Enggak Bang, abis maen tampar-jambak-tonjok-tendang.

Aku mendekati Chifuyu seraya tersenyum canggung tidak lupa menyilang-nyilangkan tangan, "i..ini bukan seperti yang kau lihat! Itu... mereka duluan yang..."

"Terluka...," Chifuyu mengintip ujung lorong sana, aku tidak tahu apa yang ia lihat, tapi dia melambaikan tangannya.

"Pak guru! Di sini ada yang berkelahi."

Eh... anak setan!

"Shuut! Chifuyu, apa yang kau—"

Chifuyu menarik tanganku, "ayo!"

"Eh?"

"Kau tidak mau ditangkapkan?"

"Y..ya, tapi kan..."

"Kita cari tempat aman dulu."

Aku hanya mengangguk pasrah. Chifuyu menarik tanganku seraya berlari menjauh, sementara si ketua geng cewek bar-bar itu menyumpah serapahiku, kuyakini dia kesal bukan kepalang. Tapi kupingku panas kala ia meneriak-neriakiku dengan sebutan 'jalang'. Seharusnya aku menampol mulutnya sebelum pergi!

Untungnya bel istirahat belum berbunyi, jadi tidak ada orang di lorong. Oh, mungkin ada beberapa dan mereka mengeluarkan tatapan bingung kala melihatku dan Chifuyu.

Akhirnya kami sampai di belakang sekolah.

"Hah..hah..hah..," aku mencoba mengatur nafasku yang menggebu akibat menghabiskan banyak tenaga.

Chifuyu mendudukkanku di kursi, "kau tunggu sini."

"Hei! Chifuyu!"

Terlambat, dia sudah berlari menjauh.

Tadi manggil guru, abis itu narik kabur, terus ninggalin. Apa sih maunya tuh anak?

"Aw!" aku meringis kala memegang pipiku.

Tak menemukan tanda-tanda manusia hidup, aku menyender seraya menutup mata. Untungnya aku berada di bawah pohon, jadi sinar matahari tak langsung menyengat kulitku.

"..."

Terpejam sekitar 20 menit tanpa tidur, aku kini mendengar langkah kaki menghampiriku.

"Maaf lama."

They |Tokyo Revengers X Reader| [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang