Chp.6┊Tercyduk

4.8K 1K 283
                                    

✿ ──────._.˚ㄒ卄乇ㄚ˚._.────── ✿


×
Chp.6┊Tercyduk
×

Bukan hanya wajahnya yang imut nan manis bisa buat bahan diabetes, kelakuan Chifuyu itu lucu. Saking lucunya aku sampai hampir menitihkan air mata.

"SUDAH KUBILANG JANGAN MEMBALAS GONGONGANYAAA!!! TELUR PUYU BODDOOOH!!!"

"BUKANNYA ITU SALAHMU KARENA MELEMPAR BATUU!!!?"

"YA ITU KARENA KAU DULUAAN!!"

"SAMA SAJAA!!"

"[Y/N]!! LARI LEBIH CEPAAAT!!"

Aku menoleh ke belakang, menatap horor ke anjing yang mengejarku, ralat, anjing yang mengejar kami. Dengan tenaga yang masih ada, aku mempercepat laju lariku untuk menyusul Chifuyu yang ada di depan.

"GUK! GUK! GUK!"

"HUUUWAAA!! ANJING SIALAN! DASAR ANJING!!" umpatku seraya mengelap keringar yang memenuhi pelipis. Jantungku doki doki sedari tadi, apalagi saat si anjing hampir menggigit kakiku. Aku belum siap lahir batin untuk berakhir menjadi makanan anjing.

"PUYUUU!! JANGAN TINGGALAKAN AKUUUU!!"

"MAKANYA LARI LEBIH CEPAAAT!!"

Baiklah, akan kudongengkan sejenak bagaimana bisa aku dan Puyu berada di situasi seperti ini.

Jadi gini, hari ini aku meminta Cifuyu menemaniku pergi ke stasiun. Awalnya semua baik-baik saja, aku dan dia berjalan santai. Namun dipertengahan jalan, ada anjing yang menggonggong dan WAWnya lagi, si Puyu bales ngegongong, pinter gak tuh anak? Karena panik si anjing berlari mendekat, aku mengambil batu dan melemparnya-pas! dapet headshoot! Dan yah~ jadilah kami seperti ini.

Sedih banget aku. Kelakuan kami sangat jenius! Albert Einsten mah lewat.

Akhirnya, setelah perjalanan panjang bagai diterpa badai angin hujan longsor, kami sampai di stasiun.

"Hah..hah..hah..., anjingnya tidak mengejar lagi," gumamku masih menenangkan diri juga memperbaiki laju nafas yang menggebu. Sepertinya aku harus datang ke Dokter agar kejadian ini tak menjadi trauma.

"Hah..., seharusnya kau tidak melempar batu ke anjing itu," tutur Chifuyu.

Oh~ nyalahin aku nih?

Aku mendelik, "bukannya kalau kau tidak membalas gonggongannya, anjing itu tidak akan datang mendekat?" dialogku tak mau menjadi satu-satunya orang bodoh di antara kami.

Dia berkacak pinggang, "anjing itu tidak akan mengejar kalau kau tidak melempar batu!"

"Itu adalah bentuk pertahanan diri!"

"Pertahana diri apanya?!"

"Pokoknya itu salahmu karena kau menarik perhatiannya!"

"Itu salahmu karena kau membuatnya sakit!"

"Apaaa!!?" aku menaikkan daguku lalu menyenggol-nyenggol dada Chifuyu menggunakan telunjuk, "itu salahmu! Jika kau tidak membalas gonggongannya, aku tidak akan melempar batu!"

"Sudah kubilang...," Chifuyu menyentil dahiku, "salahmu karena melempar batu!"

"Sudah kubilang...," aku menarik pipinya hingga melar, "itu adalah bentuk pertahana diri!" tegasku lalu mendengus.

"Pertahanan diri? dari mana kau belajar hal semacam itu?!"

Aku mengibas-ngibaskan rambutku yang terkuncir dua, "Ibuku bilang, kalau ada anjing yang mendekat, 'pegang batu dan buat dia takut hingga kabur'. Aku masih ingat jelas perkataan Ibuku saat umurku 8 tahun! aku anak yang baik bukan?" jelasku berbangga diri.

They |Tokyo Revengers X Reader| [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang