Chapter 2 : Hikss... Rank 1!

204 10 2
                                    

Lagi sibuk tambah hpnya rusak jadi baru update lagi deh... Udah berapa lama ya nggak update?udah ah.

Happy reading..

Dzakiya POV

Aku meregangkan tubuhku. Seperti biasa, pagi ini terdengar suara Ega yang sibuk didapur. Aku berjalan pelan dan mengintip ke dapur.

Ega tampak marah-marah sambil mengancungkan tongkat pemukul ke segala arah. Khikhikhi .....lucu, liat Ega kaya gitu. Mukannya merah banget.

"Keluar lo sekarang!! Keluaar!!" teriak Ega sambil memukul-mukulkan tongkat ke pintu lemari.

"Ega....kenapa?" tanya ku penasaran .

"Eh?? Lo uda bangun, Ki??" Ega menoleh dan tersenyum padaku. Aku mengangguk pelan.

Ciit.....cit cit cit

Seekor tikus besar melintas di kaki Ega, dan...BRUAAKK!!!

Aku terpana.

Ega tersenyum puas.

"Mati,l o! Mampus! Mampus!Haaahaha. Lo tikus berani ganggu gue. Ini akibatnya, awas lu berani datang lagi!"

Alamaak! Kalo gini,mendingan gue ambil langkah seribu. Ega kok,bisa serem gini ya?

¤¤¤¤¤¤¤¤¤

Aku mengenakan kacamataku di depan cermin. Menatap bayanganku di permukaan bening tersebut.

"Siap, Dzakiya?" Tania melangkah santai ke arahku.

"Siap.... Apa?" aku mengerutkan dahi.

"Hari ini pengumuman rangking di mading, sayang" jawab Tania lembut.

Ck, elaah. Ni sekolah emang kebiasaan. Ngasih tau rangking duluan sebelum pembagian rapor. Aku tersenyum sekilas ke arah Tania.

Akh peduli amat gue sama rangking.

"Dzakiya! Tania! Fathan!! Kalian udah siap belom! Ayo berangkat!!!" teriak Ega.

Aku berlari ke halaman depan. Tempat Ega udah siap dengan mobilnya. Sedangkan Tania dan Fathan melangkah santai masuk ke dalam mobil. Ega memegang kemudi. Perlahan, mobil kami meninggalkan rumah.

¤¤¤¤¤¤¤¤¤

Aku berjalan cepat menuju perpustakaan. Bukan karena mau baca buku. Aku gak suka baca buku di perpus. Bukan juga mau nongkrong, karena aku paling benci yang namanya nongkrong.

Aku masuk ke perpus, karena Bu Tatik memintaku untuk jaga perpus sementara. Aku duduk sendirian di perpus yang sepi, hampir nggak ada orang yang berkunjung kesini.

Kebanyakkan para siswa berjubel di depan mading dan melihat rangkingnya. Kalo aku sih gak peduli, takut nanti kecewa seandainya peringkatku lebih tinggi daripada Tania.

"Hey, there" suara seseorang membuatku mendoak. Aku mendapati seorang cowok betubuh tinggi di sudut ruanggan.

"Ha, hai. Siapa...ya??" tanyaku sambil menatap cowok itu secara intens.

"Lo dulu siapa??" eehh... Cowok itu malah balik nanya.

"Ehm, gue Dzakiya. Penjaga perpus sementara" jawabku. Cowok itu tersenyum.. Atau lebih tepatnya menahan tawa.

"Huuh.. Gak nyangka gue yang rangking satu ternyata berkacamata dan gak terlalu cantik. Gue kirain, yang rangkin satu itu cantik dan punya mata yang indah.." aku tersenyum masam.

"Lo terlalu jujur ya? Eh, tunggu. Lo bilang rangking satu?" dia mengangguk-angguk.

"Iya. Biar gue tebak. Nama lengkap lo Dzakiya Salsabella Ernest kan?" tebaknya. Aku mengangguk.

"Selamat. Lo rangking satu diantara seluruh kelas 10" cowok ganteng itu mengulurkan tangan.

"Oh? Gue rangking satu ya? Alham___ KYAAA!" teriakku kaget. Cowok itu juga kaget.

"Gue rangking satu?? Ini mimpi, kan? Mimpi, kan??" teriakku sambil mengguncang tubuh cowok yang tampak kebingungan itu.

" OMG !! OMG, OMG. No! No! No! No! Bilang ini mimpi! Ini mimpi. Ok?!" jeritku sambil sujud minta ampun berkali-kali.

"Whoa, whoa, wow? Ini bukan mimpi okey? Ini nyata. Dan... Kenapa lo... ??" cowok itu masih mengerutkan dahi. Aku masih menjerit-jerit ketakutan.

"Oooh... No! Jangan gila disini , cewek! Disini nggak sedia rumah sakit." kali ini, cowok itu berhasil membuatku diam.

"Apa lo bilang? Gila??" tanyaku pelan. Cowok itu terkejut.

"Ng.. Nggak! Gue bilang kacamata lo keren, so mmm... Dzakiya see you later, bye!" katanya sambil melesat pergi. Aku menatapnya sambil geleng-geleng kepala.

¤¤¤¤¤¤¤¤¤

"Oh, yeaahh... Gue rangking 2! Hahhha! Lo rangking 1! Mampus loo!" teriak Tania sambil berjingkrak-jingkrak kaya anak kesetanan.

"Gue batalin, Tan.." kataku lemas.
"Hah? Batali? Cemen luuw... cemen! Wuakaka! Terima nasib! Lo udah kalah! Jangan khawatir..." Tania berhenti berjingkrak-jingkrak dan berjalan menghampiriku.

"Tantangannya ini nggak sulit" bisiknya. Aku menatapnya dengan tatapan menyelidik.

"Pertama, gue cuma minta lo untuk... hmm... lo kenal Avo??" Tanyanya.

"Afo??" Aku semakin bingung . Sumpeh! Aku gak kenal yang namanya Afo.

"Iya. Lo kenal??" Tania tersenyum (sok) manis.

"Nggak. Gue nggak kenal. Kalo UFO sih gue tau Unidentifying Flying Object. Tapi kalo Afo.... hmmm... mungkin Artis Faling Oke??" tebakku ngasal.

"Uuu... bisa jadi.Dia itu gebetan gue di sekolah."kata tania sambil mengedipkan mata nya secara genit.

"Oh, nggak kalau gitu... kayanya anak faling oon deh" ledekku sambil meringis jijik ngeliat dia genit begitu. Tania cemberut.

"Yaudalah. Nanti gue kasih tau avo itu yang mana. Pokoknya gini deh. Pertama lo harus deketin dia" aku tersentak kaget.

"Kedua,lo harus bikin dia seneng deketan sama lo" kini Tania menyeringai nakal.

"Ketiga,lo harus ngasih hati dia ke gue"
"Maksudnya??? "
"Lo harus bikin dia pacaran sama gue" Tania tersenyum - senyum.Aku menggembungkan pipi.

"Maksudnya, gue jadi mak comblang, getoo??" teriakku.
Tania menganguk sambil tersenyum (lagi - lagi sok) manis.

"Gimana caranya?? Gue nggak cantik kaya lo! Gue ini mata nya empat! Helloow Miss cantik! Kenapa nggak lo aja yang deketin, hah?? " omelku cepat, mencerocos panjang lebar, saking sebelnya aku sama Tania yang satu ini.

Belum lagi, aku teringat kata - kata cowok perpus yang bilang:
'Kamu berkacamata dan kamu nggk terlalu cantik' NGGAK TERLALU CANTIK! Camkan itu bro.

"Gampang kali. Gue pikir, lo pasti bisa ngerayu cowok" jawab Tania cuek. Aku memutar bola mataku malas.

"Yakali, kalo cowoknya suka sama gue. Kalo nggak???"
"Yaaa... terima nasib aja. Siapa suruh lo berkacamata" aku melepaskan kacamataku, sebal.

"Gue kasih lo waktu sebulan. Kalo udah sebulan cowok itu gak juga jadi pacar gue.." Tania menggantung kalimatnya. Aku hanya bersedekap sambil menaikkan sebelah alisku.

"Kamar lo, punya gue" Tania tersenyum, lalu melengos pergi. Aku menepuk dahiku.

Kamar gue?? Jadi dia cuma menginginkan kamar gue??? AAKH TIDAAK!!! Kamar gue kan, yang paling gede dan paling bagus di rumah ini. Kalo sampai kamar ini jadi milik Tania, gue nggak relaaa!!!!
Hiks... ini gara - gara rangking 1!!

Dzakiya POV end

---------------------------------------------------------

Yeay!!!! Next chapter POV Avo.

Jangan lupa vote and comment jangan baca doang, capek ngetiknya!

(TS) 1 : Princess In Glasses [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang