Chapter 5 : Eh...?!

63 5 0
                                    

Author POV

"ADA AVOOO!!!!"

Dzakiya tersentak kaget mendengar sebuah suara memekakkan telinga dari salah seorang penggemar fana sang Avolcano Disastra.

"Eh...?" dia mengernyit begitu melihat Tania berjalan ke arahnya dengan wajah kusut.
"Kenapa muka lo, Tan?"

Tania memegang wajahnya sendiri.
"Kenapa muka gue??" tanyanya kaget.

"Kusut!"

"Oh..." jeda Tania. Bibirnya membentuk senyuman terbalik.
"Setrikaan rusak."

Dzakiya tidak menjawab. Pandangannya kini tertuju ke arah gadis-gadis gila yang kini mengerubungi Avo bagaikan lalat mengerubungi bangkai.

Bangkai
BANgkai
BANGKAI

"Bangke tuh cewek-cewek. Seenaknya deket-deket Avo. Calon pacar gue, tuh," Tania berujar dengan suara yang cukup keras sambil meremas-remas tangannya sendiri.

"Bangke?" Dzakiya mengernyit.

Gue lagi mikirin bangke tiba-tiba dia ngomong sendiri. Eh... Bangke.

"Lo, lagi!"

Dzakiya tersentak saat Tania tiba-tiba menoyor kepalanya.

"Gue?? Eh..? Gue kenapa?" Dzakiya melotot.

"Elo harusnya nyingkirin tuh cewek-cewek bangsat dari Avo. Biarin Avo cuma liat gue."

"Cih! Gue bukan bodyguardnya Avo ataupun lo, ya!?" Dzakiya mendadak sebal.

"Ya tapi lo masih bertugas untuk ngedeketin Avo sama gue. Kontrak gak bisa dibatalkan! Fix!" tegas Tania lalu pergi begitu saja.

"Udik," gerutu Dzakiya pelan.
~~~~~~~~~~~~~~~~

Avo's POV

Sialan memang.

Aku seharusnya menghindar dari berjalan di koridor.
Kalau sudah terkepung begini, kan aku nggak bisa mengambil langkah seribu. Azroy gak ada lagi. Arrrh...

"Avo... Foto sama gue, yuuk...!"

"Avo, minta pin-nya!"

"Avo... Nomer kamu, doong!"

"Gue duuluu, gue mau minta kontaknya Avo sama foto sekalian..!"

Serasa jadi artis. Tapi ternyata repot juga, ya?
Nah, itu Azroy datang.

"Azroooy! Tolongin gue..!" teriakku.

Azroy yang datang dari kejauhan berlari menghampiri kerumunan.

"Misi, permisi, permisi... Meet and greetnya udahan, ya.." seru Azroy berusaha membubarkan gerombolan cewek itu.

"Yaah Azzrooy. Jahat ih. Avo-nya jangan dibawa, doong..." keluh salah seorang cewek lebay.

"Iyaa, padahal mau gue jadiin pacar, loh."

Hih. Aku bergidik mendengarnya. Bukan kenapa-kenapa. Tapi cewek yang ngomong barusan bener-bener kayak hantu. Dengan bedak supertebal dan bibir yang merah menyala...

Azroy menarikku jauh dari kerumunan.

Oh, iya. Aku hampir lupa. Tadi ketika cewek-cewek itu menherubungiku bagai lalat... Eh, semut mengerubungi gula, ada satu orang cewek yang tampak diam saja.

Dia satu-satunya yang tidak mendekatiku. Beranjak dari tempat duduknya aja nggak.
Dia malah menatapku heran.

Kemudian seorang cewek berwajah cantik menghampirinya dengan wajah sebal. Cewek itu seperti memarahi si pendiam itu, dan si pendiam itu juga marah-marah kepadanya.

Hmmm....

Si pendiam itu... Dzakiya.

Dan si cantik yang itu...

Sepertinya aku punya perasaan kepadanya.

Bukan perasaan cinta.

Tapi perasaan yang tidak kumegerti.

Perasaan heran! Itu dia! Heran, cewek itu rada-rada mirip sama Dzakiya.

Dan saat ini, cewek itu sudah pergi meninggalkan Dzakiya yang menatapku seolah aku ini sebuah terror.

Eh...?! Kenapa?

Avo's POV end.

___________________________________________________

17-10-2015

Jangan lupa vote and comment nya, ya...

Jangan jadi pembaca gelap!!! :v

Regards
Princeps InQor

(TS) 1 : Princess In Glasses [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang