Chapter 1 : Tantangan?!

255 11 0
                                    

Author POV

Dzakiya keluar dari kamarnya sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk.

"Ega" panggilnya kepada seorang cowok yang umurnya 2 tahun lebih tua dari Dzakiya sendiri---kakak Dzakiya---

"Hmm?" sahut Ega tanpa menoleh sedikit pun, Dzakiya mendengus. " Pagi ini makan apa?" tanya Dzakiya kemudian.

"Nasi goreng seafood. Khusus buat kamu keraknya aja, tuh yang nempel di wajan" sela Fathan---sepupu Dzakiya--- yang baru nongol di dapur sambil membawa piring kotor bekas sarapan.

"Jahat, ih. Mana sarapan gue?" rengek Dzakiya manja.

"Telat sih, lu. Udah abis sarapannya! Tadi di bangunin gak bangun-bangun. Si Tania marah tuh" omel Fathan.

"Masa sih? Gak mungkin segitu cepet abisnya! Secara kita cuma berempat tinggal disini?!"

"Gak percaya?? Kan nasi goreng buatan kak Edgar Prawirya atau yang lebih sering dipanggil Ega itu... Nasi goreng nomor satu di DUNIA!!" teriak Tania dari ruang makan.

Arghh. Gigi Dzakiya bergemeletuk sebal terhadap kelakuan sepupu kembar dirumahnya, yaitu Fathan dan Tania.

"Egaa..." panggil Dzakiya manja sambil menatap Ega dengan lembut ala puppy eyes, membuat Ega iba.

"Nasi gorengnya ada di lemari, gih ambil" katanya kemudian.

"Yeaay!! Edgar ku cayang memang baik,deh! muaahh, mmuaach" puji Dzakiya sambil mencium pipi kakaknya.

"Kok gue nggak dicium?" protes Fathan.

"Iihh.. Iyyuuh.. Mau banget ya lo??" Dzakiya bergidik geli.

"Iya. Gue mau banget. Kok lu tau, Ki??" jawab Fathan sambil berkedip nakal. Dzakiya mengangkat bahu sambil memakan nasi gorengnya.

" Woii kalian semua! Habis ini ita selesai-in puzzle kemaren yookk??" teriak Tania kembali menggema.

"Kemaren?? Minggu kemaren maksudnya!!?" Fathan balas berteriak sambil berlari menuju ruang makan. Ega menatapnya dengan kening berkerut.

"Puzzle apaan sih, Ki??" tanyanya.

"Tauk tuh, puzzle 500 keping. Si Fathan beli minggu lalu. Itu tuh. Yang udah jadi karpet di kamar Tania" jelas Dzakiya. Ega mengangguk sambil terus mencuci piring.

¤¤¤¤¤¤¤¤¤

Sudah setengah jam Dzakiya dan kedua sepupunya menguras pikiran (dan waktu) menyusun puzzle super gede itu.

Dzakiya menggaruk kepalanya frustasi" AARGH! Mabok puzzle gue, capeek...!" teriaknya.

"Ya, sih. Udah ah, gue gak mau ikutan lagi. Fathan tuh, wajib beresin!" kata Tania. Fathan mendelik.

"Terus, lo mau kemana?" selidik Fathan.

"Gue mau nonton TV. Ada film seru, nih" jawab Tania dengan ceria. "Ayo, Dzakiya!" serunya sambil menarik tangan Dzakiya, meninggalkan Fathan yang menatapnya cemberut.

¤¤¤¤¤¤¤¤¤

"He-he... Ki, gue punya tantangan buat lo!" Tania tersenyum-senyum sendiri.

"Tantangan apa? Kayanya gue nggak tertarik, tuh" sahut Dzakiya cuek.

"Ih, ya ampun, elah. Ni cewek mata empat jutek, cuek bebek bener, dah! Tantangan ini khusus kita berdua, kok. Ayo, deh. Lo dengerin gue dulu" bujuk Tania.

Dzakiya memutar bola matanya. Dia melepas kacamatanya karena Tania baru saja menyebutnya'cewek mata empat'. Tentu aja karena Dzakiya ini berkacamata.

"Kita tanding nilai.. Eh, maksud gue rangking" usul Tania. Kening Dzakiya berkerut.

"Tanding nilai? Mainstream ahh!" Dzakiya menghempaskan tubuhnya di kursi.

"Ini bedaa...Kiya... Untuk kali ini, siapa pun diantara kita berdua, yang peringkatnya lebih rendah boleh nantangin yang lebih tinggi" jelas Tania.

Kening Dzakiya berkerut lagi sesaat, namun kemudian dia menggelengkan kepala.

"Gue nggak ngerti" katanya. Untung Tania orangnya sabar.

"Gini,Dzaki, jadi misalnya, misalnya ya? Elu dapet rangking...mmm.. 2, misalnya. Sedangkan gue dapet rangking 1. Lu boleh nantangin gue apapun yang lo mau!"

"Terus...kalo.. Peringkatnya sama?" tanya Dzakiya, membuat Tania menepuk dahinya.

"Yaudah sih. Itu mah saling menantang aja! Lu nantang gue, gue nantang elu! Otak dikit doong, miss. Geniuus!" seru Tania kesal.

"Mmm.. Biar ku pikirkan dulu.." kata Dzakiya sambil bertopang dagu (biar kesannya mikir).

Beberapa saat kemudian, Dzakiya mengangguk-angguk.

"Oke deh. Deal, ya?" Tania tersenyum.

"SIAAP LO TERIMA TANTANGAN GUE! BHAHAHAHA!!" teriak Tania kencang.

PLETAK! Sebuah kaleng minuman soda mengenai kepala Tania.

" Gandeeenng! Telinga gue budeg gara-gara Taniaaa!" Dzakiya ikutan teriak sambil menutup telinga.

---------------------------------------------------------

Yeaay chapter 1 udh selesai...

P.S= Gandeng itu berisik ya, klo yang ga tau.

Vote and commentnya ditunggu ya..

(TS) 1 : Princess In Glasses [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang