Chapter 11 : Skenario Dadakan

63 4 0
                                    

Untuk meredakan kekesalan Tania, Dzakiya membuat sebuah skenario yang kemudian dipraktekkannya.

"Guys, pulangnya ntar kita maen, yuk? Kemanaa gitu kek," ajak Dzakiya ceria.

Tania yang tadinya cemberut berubah semangat.
"Oke! Ke mall aja, yuk. Gak shopping kok. Cuma liat-liat. Ikut, gak?" tanyanya kepada tiga cowok.

"Nngggh... Kayaknya gue gak bisa. Gue ada janji sama... Hmmm... Carissa. Ya, Carissa. Rencana gue mau ke perpustakaan kota sama dia," jelas Fathan dengan raut wajah yang tidak jelas.

"Carissa? Siapa, tuh?" tanya Tania.

"Ummm... Temen?" cengir Fathan.

"Ekhm, ekhm. Dzakiya mau dikemanain, tuuuh?" goda Tania. Azroy tiba-tiba tertawa.

"Hah? Fathan suka sama Dzakiya? Gak cocok, tau, Than!" tawa Azroy membuat Fathan melotot.

"Stop! Mendingan gak usah ribut disini. Gue gak suka. Now, back to topic," Dzakiya mengangkat tangannya.

"Avo... Ikut, yuuk?" pinta Tania kepada Avo. Iramanya terdangar seperti merengek.

"Kalo Azroy ikut, gue ikut," jawab Avo tegas.

Kali ini Tania menatap Azroy menunggu keputusan cowok itu.

"Ya. Gue ikut," angguk Azroy. Akhirnya.

Tania bertepuk tangan riang.

"Yaudah. Gue pulang duluan," putus Fathan. "Sendirian," lanjutnya.

"Oke. Lo pulang aja gih. Bye...!" usir Dzakiya sembari mendorong bahu Fathan.

"Dorong lagi..." cengiran Fathan pun muncul dan Dzakiya memalingkan wajah.

"No! Never!"

★★★★★★★★★★★

"Hmm... Gimana kalo kita mampir ke foodcourt? Kita makan-makan, gitu. Pada bawa duit, kan?" ajak Dzakiya setelah jenuh berkeliling-keliling mall.

Ketiga temannya memeriksa dompet masing-masing. Lalu mengangguk setuju. Diam-diam, Dzakiya melirik ke arah Tania yang terus-terusan berada di samping Avo.

Di foodcourt, Tania juga langsung mengambil tempat di hadapan Avo, dan Dzakiya berhadapan dengan Azroy. Dzakiya siap memulai aksinya.

Gadis itu melirik jam tangannya. Dan dengan bakat akting jempolan, ia pura-pura terkejut.

"Aduh! Udah jam setengah satu! Lupa, gue. Gue janji sama Ega ketemuan di taman kota sekarang! Gimana, dong?" seru Dzakiya panik.

Tania juga mendongak kaget.

"Emangnya lo mau ngapain sama Ega, Ki?" tanya Tania penasaran.

"Ega bilang, dia mau minta gue nemenin dia buat beli kado ulangtahun tunangannya! Gue harus buru-buru!" pekik Dzakiya.

"Yaudah, gih, buruan. Ntar Eganya marah, loh...!" suruh Tania.

"Kalau naik angkot, taksi, atau ojek, telat gak, ya?" Dzakiya malah memilih-milih kendaraan.

"Ki, gue anterin aja gimana? Daripada telat?" tawar Azroy. "Gue bawa motor."

Dzakiya langsung menyetujui tawaran itu.

"E-e-eh? Jadi gue ditinggalin? Gak salah, nih?" seru Tania.

"Lo temenin Avo. Kasian dia sendirian," sahut Dzakiya. Ia dan Azroy pun pergi meninggalkan tempat itu.

"Dia panikan, ya?" suara Avo tiba-tiba terdengar dari balik punggung Tania.

Degh!

Dada Tania tiba-tiba ikut bersuara seirama ucapan Avo. Dan saat itulah, ia menyadari kalau mereka HANYA BERDUA.

Suasana berubah canggung.

♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥

Dzakiya berlari mendahului Azroy menuju ke tempat parkir motor. Azroy pun terpaksa berlari mengikutinya.

Azroy menghampiri salah satu motor sport yang bagian belakangnya tampak tergores dan penyok ketika Dzakiya menanyakan yang mana motornya.

Dahi cowok itu berkerut sebentar melihat ekspresi Dzakiya seolah menahan senyum. Namun gadis itu menggelengkan kepalanya ketika ia bertanya.

"Lo keliatan aneh, Ki," komentar Azroy.

"Gapapa. Gue emang aneh dari dulu, kok. Ayo cepetan. Gue takut Ega marah."

------------------------------------------------------------------------

Guys, vomment, ya... Semoga makin lama penulis amatir ini makin pinter nulis. Jadi gak gaje lagii... Thankyou...

Regards, Princeps InQor

7 February 2016

TBC

(TS) 1 : Princess In Glasses [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang