Chapter 8 : Why?!

73 2 0
                                    

Hallo, kami datang lagi...
Maapin kalo ceritanya rada gaje, ya... Ehh, emang gaje sih. Hehe...

Typo bertebaran!!?

*********************
(Dzakiya's POV)
Hoaahm... Pagi ini cukup cerah. Bahkan lebih cerah dari biasanya. Entah hari ini aku merasa semangat menuju sekolah. Mungkin karena kedekatanku dengan Azroy?

Setelah tadi malam aku bermimpi Azroy melihat-lihat raportku, lalu dia tersenyum dan memuji angka-angka gemilang yang kudapatkan. Aku bangun sambil tersenyum.

Aduuuh... Kenapa aku jadi seperti ini?
Mungkin proffesor Ernest sudah lelah berpikir sehingga otak imajinasinya bekerja untuk mengimbangi kerja otak akademisnya.

Tapi kenapa tokoh yang muncul dalam imajinasiku itu Azroy??

Ega tersenyum menyambutku ketika aku turun dati kamarku di lantai 2.

"Cieee... Yang mau dibagi raport. Ranking 1, lagi. Proud banget gue sama lo."

Aku mesem-mesem mendengar pujiannya. Dalam hatiku terasa seperti ada sekumpulan bunga kuncup yang memekar dengan sendirinya.

"Kalau sama gue nggak proud gitu, Ed?" celetuk Tania tiba-tiba. "Gue ranking 2, loh..."

Kulihat reaksi Ega atas sikap pamer Tania. Ia hanya mengangkat bahunya dengan memasang ekspresi tak peduli.

"Siapa elo? Ranking 2 aja bangga," ledeknya membuatku tertawa tertahan.

"Tuh, Tan. Jangan pamer. Baru ranking 2 aja bangga. Kan jadi diketawain sama Edgar," nasihat Fathan.

Aku mengambil tempat di samping Ega.

"Ega, liburan, donngg..." rengekku. "Gue capek sekolah, ujian, ulangan, dan bla-bla-bla. Jadi pengen refreshing kemanaa gitu..." aku cerewet.

Ega mengangguk-angguk kayak burung pelatuk, atau lebih mirip guguk yang suka ada di dashboard mobil. Hehe.

"Bohong. Pengen refreshing? Padahal tiap hari 'bacaan ringan' nya buku segede gaban. Orang otak lo isinya belajar, belajar dan belajar," celoteh Tania membuatku rada kesal.

"Sotoy bangeet... Lo! Orang apaan kerjanya mikir terus. Butek kalii..." seruku.

Ega buru-buru merangkulku dengan tujuan meredam kekesalanku.

"Udah, udah, adek guee... Biarin aja si Tania gak usah ditanggepin," hiburnya.

Kulihat di sisi lain, Fathan menatap kami dengan wajah cemberut. Ku yakin sebentar lagi dia akan ngomong macem-macem.

"Ed, gue pengen tuker peran sama lo, gimana?"

Tuh, kan? Macem-macem dia ngomongnya.

"Lo, kan enak bisa meluk-meluk Dzakiya, cium-cium... Kalo gue yang meluk, ntar Dzakiya ngamuk. Kenapa nggak gue aja yang jadi kakaknya Dzakiya?" curhat Fathan.

Aku mengernyit. Hih. Mana ada seorang Dzakiya Ernest mau nerima Fathan Aldino Azrel jadi kakaknya?

"Dimana-mana, orang juga bakalan milih Ega daripada lo...!" celetuk Tania.

"Iyalah..." aku nyengir jahil ke arah Ega mengingat keahliannya dalam kuliah sekaligus membina dan mengatur urusan rumah.
"Soalnya Ega bisa jadi ayah sekaligus ibu. Hihihi..."

Akibatnya aku kena jitak Ega di pagi hari itu.

Kenapa daku jadi begini...?

♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥

Horrreee... Princeps InQor tambah gaje...

Maklumin, yaa... Masih amatir soalnya.
Sorry baru update lagi..
Kechup manis... Muah muah

Regards, Princeps InQor

(TS) 1 : Princess In Glasses [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang