Chapter 3 : A. Volcano Disastra

173 7 2
                                    

Huaaa.. sorry bnget baru update lagi.. chapter ini khusus POV abang Avo kuhh yang ganteng, ada yang kangen? Ada salam nih dari abang Avo buat kalian.

WARNING TYPO BERTEBARAN DIMANA-MANA

*cipokbasahdariabangAvo

Happy reading...

Author POV

"Ini cowok yang namanya Avo" kata Tania sambil memperlihatkan sebuah foto kepada Dzakiya. Dzakiya melirik sedikit.

"Oh" jawabnya cuek.
"Gimana? Cakep kan?"
tanya Tania ceria.

"Yaa... cakep sih cakep. Tapi gue nggak nyangka. Dia yang kemaren ngata-ngatain gue di perpus." Dzakiya cemberut mengingat kata-kata cowok kemaren.

Dia melirik foto itu lagi dan memperhatikan ujung bawah foto itu.

"AVD?? " gumam Dzakiya melihat ketiga huruf itu berjajar di ujung foto tersebut.

"Iya, namanya A.Volcano Disastra. Tapi gue nggak tau A.nya itu apa ,katanya sih Ahmad" jawab Tania.

Mata Dzakiya melebar di balik kaca mata berbingkai coklat itu.

"Hahaahaaa!! Ahmad Volcano Disastra? Ga nyambung banget deh! Orang tuanya asal - asalan ngasih nama kayanya! Bhahahaha!" tawa Dzakiya meledak.

"Kalian kanapa,si?" Fathan tiba - tiba muncul dari kamar. Dzakiya dan  Tania menggeleng.
"Bukan urusan lo!!" teriak mereka bersamaan.

-----------------

Avo's POV

Hhhoaaam... pagi yang cerah, guys. Cuacanya enak benget untuk dibawa tidur...Tidur lagi...Tidur lagi...

"BANGUN!!!" tok!tok!tok!
Argh. Nyebelin, tuh.

Pagi gue yang harmonis selalu aja di hancurin sama wanita berparas (kurang) cantik dan bertubuh bengkak. Ups. Gue ngatain emak gue sendiri.

"Ariestefano!! " panggil mom dengan menyebut nama depanku.

"Iya, iya! Aku bangun!!" teriakku sambil meregangkan tubuhku. Menengok kanan, nengok kiri... pejamkan mata, dan hhhoaam... Gara-gara malas, gue jadi tidur lagi.

"Ariestefano Volcano Disastra! Mama nggak bakalan bikinin kamu sarapan kalo kamu tidur lagi!" ancaman mom, membuat mataku terbuka lebar.

Nggak sampai 15 menit, gue udah siap dengan seragam sekolah dan menyandang ransel hitam di bahu.

"Sekarang sarapan apa,mom?" tanyaku sambil melirik meja makan, Mom nggak ngejawab.

"Mooom! Aku nanya, nih. Jawab dong!" rengekku. Mom menggelengkan kepala.

"Udah, kamu liat di meja ada apa?" tanya mom. Aku membuka tudung saji. Aroma lezat menyebar ke seluruh ruangan.

"Ada mie goreng, Mom? Haha. Aku makan duluan ya, Mom!" seru ku riang.

------------

       Sebuah motor ninja berwarna biru melaju kencang di tengah arus lalu lintas kota di pagi hari. Seorang cowok cakep bin keren mengendarainya dengan terampil.

Helm besar menutupi kepala dan wajahnya. Cowok ganteng itu tak lain dan tak bukan adalah : aku sendiri. Sang Volcano Disastra

"Pagi, bro. Sapa Azroy - teman gue - begitu kami saling bertemu di depan kelas.

"Pagi" balas ku sambil menepuk bahu Azroy. Aku pun meletakkan ranselku di bangku.

"Oy. Lu udah ngerjain PR Matematika?" tanyaku kemudian. Azroy mengangkat bahu.

"Alhamdulillah gue belom,Vo, lo sendiri? Nyantai. Pelajaran terakhir. Banyak waktu untuk nyari jawaban."

Memang kebiasaanku menunda-nunda Pr. Biasanya janjian sama Azroy biar dia nggak ngerjain pr juga. Jadi ntar kalo dihukum, kan bareng.

Nggak tau kenapa,aku menoleh ke arah jendela. Dan disana ada 2 orang cewek yang superr duperr beda.
Yang satu matanya empat, satu lagi matanya cuman dua. Yang matanya empat biasa aja, yang matanya dua...MMM...menurutku...dia cantik.

Aku mendekat ke jendela,dan inilah percakapan mereka yang berhasil ku dengar.

Mata dua : "Miss pinter, ingat. Waktunya cuman sebulan. Gue nggak mau tau. Pokoknya, kalau dalam waktu sebulan dia nggak nembak gue, bukan cuma kamar lo yang jadi milik gue. Tapi gue juga boleh ngambil barang - barang lo yang gue sukain"

Mata empat :"Suka - suka lo lah. Mana kembaran lo yang kamvret itu ngilang?" Ooh... Dari sini aku tau. Si mata empat itu tak lain dan tak bukan adalah si jenius Dzakiya Ernest.

Kedua cewek itu tertawa. Kemudian berpisah karena Dzakiya masuk ke sebuah kelas.

Aku melamun menatap si cewek mata dua temennya Dzakiya. Sampai-sampai nggak nyadar kalau bel masuk udah berbunyi.

"Whoy ,cakep. Melamun aja,lu!" tegur Azroy yang mengagetkanku. Aku menoleh.

"Iya, gue cakep, gue tau. Ngiri lu?!" omelku pada Azroy karena sebal, tadi Azroy terlalu keras menepuk pundakku.

"Gede rasa,lu! Ngeliatin apa,sih?" tanya Azroy. Aku menggeleng. Kembali menatap ke arah jendela.
Akh. Perasaan apa ini?
        
       (Avo's pov End)
------------------------------------------------------------

Itu ada Avo di multimed --------->

Woohoo... chapter 3 . Sorry udah 2 bulan lebih cerita ini terbengkalai.

Jangan lupa vote and commentnya

Regards,
Author yang makin idiot

(TS) 1 : Princess In Glasses [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang