★ 42 ★

552 76 13
                                    


Seperti rencana Yeonjun kemarin, kini Soobin menggunakan pakaian tertutup. Ia menggunakan hoodie, dan masker yang menutupi wajahnya.

Rencana awal Soobin adalah menemui Yansa di cafe, tempat bekerjanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rencana awal Soobin adalah menemui Yansa di cafe, tempat bekerjanya. Namun ia malah bertemu di jalan, dengan Yansa yang mengendarai mobil.

Jalanan sore itu sedang sepi, hingga Soobin memanfaatkan situasi tersebut, walaupun beresiko. Ia sengaja menyebrang jalan saat mobil Yansa dalam jarak yang dekat.

TIINN-!!!

Brak

Soobin benar-benar tertabrak, ia terjatuh dengan siku dan pergelangan tangannya yang terluka. Untung saja mobil itu tidak melaju terlalu kencang, meskipun Soobin tetap merasa sakit akibat ulahnya yang disengaja.

Yansa langsung keluar dari mobil, menghampiri laki-laki berpakaian tertutup (Soobin) yang memegangi kepalanya.

"maaf, saya ga liat jalan tadi" Soobin berbicara dahulu sebelum Yansa bertanya

"Eh engga, harusnya aku yang minta maaf. Ada yang luka?" ekspresi Yansa menunjukkan raut panik.

"Tangan kamu berdarah" Yansa melihat pergelangan Soobin, ia semakin panik hingga menyuruh Soobin agar ikut masuk ke dalam mobil

"Duh, ini dimana lagi kotak obatnya" ia sibuk mencari kotak obat yang biasanya selalu ia bawa di dalam mobil, namun tidak ada.

"Aku bawa ke dokter aja ya? Biar luka kamu cepet sembuh. Aku lupa ga bawa obat, ketinggalan. Nanti biar aku yang bayar biayanya sebagai ucapan maaf"

"Ga usah. Saya gamau ngerepotin kamu, nanti juga sembuh sendiri" Soobin menolak

"Yaudah, aku obatin sendiri di rumah aja ya"

Tanpa menunggu jawaban Soobin, Yansa langsung melajukan mobilnya menuju rumah sewaannya. Bahkan Soobin baru tahu bahwa Yansa memiliki rumah sewaan.

Skip.

Mereka sudah ada di rumah Yansa, tepatnya ada di lingkungan perumahan.

Ia membawa Soobin masuk dan mengambil kotak obat. Menyuruh Soobin memberikan tangannya.

"Akh" rintih Soobin saat obat merah itu mengenai lukanya.

"Maaf maaf, dikit lagi" Yansa dengan telaten memberikan obat pada pergelangan tangan Soobin.

Namun matanya tak sengaja melihat lengan Hoodie Soobin yang robek. Ia menyentuhnya. Dengan reflek Soobin menjauhkan tangannya.

"Sakit"

"Sini" Yansa menggulung lengan Hoodie itu. Melihat siku Soobin berdarah, ia juga dengan cepat memberikan obat merah dan memasangkan perban.

Hanya dengan perlakuan sederhana dari Yansa, hati kecil Soobin tersentuh. Ternyata dibalik sifat angkuhnya, Yansa juga memiliki sifat lembut seperti ini.

Dijodohin: CSB [End] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang