★ 52 ★

337 45 1
                                    


"Duhh, lo ngapain lagi sih?"

"Laper"

Yansa memutar bola matanya malas menatap Lucas. Malam-malam begini mendatanginya hanya untuk laporan jika ia lapar?

"Makan lah"

"Ya ayo makanya"

"Maksud?"

"Lemot ya. Ayo makan di luar, lo juga belum makan, kan? Sana buruan siap-siap, gue tungguin disini"

Setelah paham, Yansa segera masuk ke rumah dan mengganti pakaiannya, lalu kembali lagi ke mobil Lucas.

Setelah perjalanan yang lumayan jauh, Lucas berhenti di sebuah restoran. Ia masuk dengan Yansa di sampingnya.

"Ini restoran yang baru buka itu?" tanya Yansa.

"Iya, gue penasaran makanya gue ajak ke sini"

"Rame banget. Duduk dimana?"

Mereka sama-sama mengedarkan pandangan, tidak menemukan meja kosong. Semua sudah diisi oleh orang-orang yang duluan datang.

Sebenarnya ada, hanya saja meja tersebut berada tepat di samping meja orang yang sangat mereka kenal. Dan sialnya, hanya tinggal 1 itu.

"Ga ada meja lain, mau duduk di situ?" tanya Lucas.

"Tapi itu ad—"

"Gapapa. Ada gue di sini" Lucas menarik tangan Yansa hingga sampai di meja itu.

Dan sepertinya pasangan di samping mereka menyadari kedatangannya.

"Yan?"

Suara yang sangat dikenali Yansa akhirnya menyapa. Soobin. Harus menjawab apa ia kali ini.

"Dipanggil Soobin, tuh" Lucas sengaja sekali rupanya.

"Apaan sih" Yansa sudah kesal duluan saat melihat seorang gadis yang sedari tadi bersama Soobin. Padahal ia tak memiliki hak untuk itu, bukan?

Lucas terkekeh, ia tahu jika gadisnya ini tengah kesal. Jadi ia yang menanggapi Soobin.

"Lo sama siapa, Bin?"

"Oh ini, pacar gue" saat menjawab pun mata Soobin melihat ke arah Yansa.

Namun Yansa tak memberikan respon apapun. Ia menutupinya dengan baik. Walaupun ada rasa cemburu saat tangan Soobin menyingkirkan helai rambut gadis di di depannya.

Harusnya biasa saja melihat Soobin dengan sosok yang baru, toh ia sekarang memiliki Lucas.

"Mau makan apa, sayang?" suara Lucas membuyarkan Yansa. Dan Juga Soobin melirik Lucas dengan tatapan tak biasa saat mendengar Lucas menyebut kata terakhir.

"Samain aja"





Pesanan mereka datang bersamaan dengan pesanan Soobin. Awalnya mereka sama-sama makan dengan tenang. Namun Yansa sendiri terusik dengan meja di samping itu.

Matanya melirik sekilas. Ditengah-tengah acara makannya, Soobin sedikit mengobrol dan bercanda dengan gadis di depannya. Membosankan sekali, pikirnya.

"Lucas"

"Apa?"

"Buruan" Yansa sedikit berbisik.

"Kenapa? Lo aja belum habis"

"Ga nafsu"

"Bilang aja cembu— aduh!"

Yansa menginjak kaki Lucas dengan cepat. Lalu mengambil tasnya dan pergi mendahului Lucas. Moodnya berantakan hanya karena Soobin. Ternyata berpengaruh.

Dijodohin: CSB [End] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang