★ 45 ★

495 75 23
                                    


Sama seperti hari sebelumnya, kini Soobin kembali disibukkan dengan tumpukan berkas di hadapannya. Sebelumnya ia mengerjakan dengan santai, namun ada saja yang mengganggu.

"Berapa kali harus gue bilang kalo gue sibuk?"

Ya, kini Yuqi ada di hadapannya. Merengek agar Soobin mau mengajaknya jalan.

"Gue juga udah ngelunasin hutang perusahaan ini ke perusahaan ayah lo kan. Jadi gue ga ada tanggung jawab lagi buat nurutin semua permintaan lo"

"Tapi aku mau pergi sama kamu, Soobin"

"Kan bisa sama yang lain"

"Maunya sama kamu" ia masih dengan pendiriannya.

Soobin jengah dengan situasi ini, "Sebenernya, apa yang lo harapin dari gue?"

"Kamu"

"Hah?"

"Aku suka sama Soobin. Aku mau punya hubungan sama kamu" ucap Yuqi lirih di akhir kalimat.

"Maaf, gue ga bisa"

"Kenapa?"

"Gue masih belum bisa ngelupain seseorang yang gue sayang"

"Lupain dia aja"

Soobin reflek menatap Yuqi tepat di matanya, "Gue ga bakal ngelupain dia, gue bakal merjuangin dia. Ga ada yang bisa gantiin dia di hidup gue"

"Kenapa harus dia terus sih? Lagian masih mendingan sama aku daripada kamu sama dia, ga cocok"

"Lo mau pergi dari ruangan ini sendiri, apa gue panggilin satpam buat ngusir lo?"

"Apaan sih?! Kan aku bener. Dia juga ga ada apa-apanya dibanding aku"

Soobin tak menjawab, tak lama kemudian datang satpam yang membawa Yuqi pergi dari ruangan Soobin.

"Jangan temui gue lagi" ucap Soobin sebelum Yuqi dibawa pergi.

Sebenarnya Soobin tak ingin berbuat seperti ini, namun ia tak suka jika ada yang menyenggol nama Yansa seperti tadi. Belum ada yang bisa menggantikan Yansa di posisi hatinya.





-------------------



(Sebulan kemudian...)

Kini hubungan Yansa semakin dekat dengan Soobin, yang ia kenal sebagai Steve. Mereka sering kali jalan keluar bersama, menghabiskan waktu bersama, tak ada canggung lagi di antara keduanya.

Mereka terlihat akrab. Usaha Soobin berhasil dengan menyamar sebagai Steve. Namun apakah selamanya akan seperti ini? Menggunakan identitas lain di hadapan Yansa.

"Steve, kita udah kenal lama kan?" tanya Yansa yang berjalan di samping Soobin. Mereka berada di tempat wahana bermain atas ajakan Soobin.

"Hm... iya, terus?"

"Kamu selalu pake masker, aku pengen liat muka kamu, boleh?"

"Eh, i-itu—"

"Sekali aja"

Soobin menggigit bibir bawahnya resah, berpikir bagaimana cara menolak. Selain ia tak pernah membuka masker di hadapan Yansa, ia juga tak pernah makan bersama untuk menghindari dirinya melepas masker itu.

Karna respon Soobin lama, Yansa kembali berucap. "Maaf, aku ga maksa kok"

Terdengar seperti nada kecewa di telinga Soobin.

"E-eh bukan gitu, soalnya saya udah kebiasaan pake masker" alasan yang kurang tepat.

"Kapan-kapan saya buka maskernya ya" ucap Soobin lagi.

Dijodohin: CSB [End] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang