★ 37 ★

1K 111 26
                                    

"Mama..."

Tiba-tiba sosok anak kecil muncul di hadapannya dengan raut wajah sedih. Ya, itu adalah anaknya.

"Mama" panggilnya lagi

Yansa menatap bingung ke arah gadis kecil itu, apa ia mengenalnya? Ia belum pernah melihat gadis ini, pikirnya.

"Kamu siapa?"

"Dia anak kita" jawab Soobin dari arah belakang

Yansa menatap tak percaya pada Soobin, namun Soobin hanya membalas dengan senyuman penuh arti

"Iya, anak yang selama ini kamu cari. Sekarang dia ada di hadapan kamu, Yansa"

"Mama, aku anak kalian berdua" gadis itu menatap dalam mata Yansa

Air mata terbendung di mata, tak menyangka bahwa ia melihat anaknya secara langsung. Yansa sangat ingin menggapainya, tapi anaknya tak tersentuh sedikitpun.

"Mama jahat" ucap gadis itu

Soobin juga ikut mendekat, "Nak, mama kamu baik, dia ga jahat. Kamu ga boleh bilang gitu"

Gadis itu beralih menatap Soobin, "Kalo mama baik, kenapa mau ninggalin Ayah sendirian?!"

Semua terdiam. Entah harus jawab bagaimana pertanyaan itu.

"Maafin mama" Yansa tersenyum tipis

"Apa kalian gamau liat aku bahagia di alam sana?"

"Kami mau kamu bahagia" -Soobin

"Gimana aku bisa bahagia kalo orang tuaku pisah? Aku ga tenang. Aku sayang sama kalian, aku pengen liat kalian hidup bahagia walau tanpa aku"

"Kamu —" ucapan Yansa terpotong

"Kenapa mama masih ga ikhlas kalo nyatanya aku emang udah ga ada? Mama harus relain aku, aku gamau liat mama sedih setiap inget aku. Kalo kalian bahagia, aku juga pasti bahagia" gadis itu akhirnya menangis juga

"Ayah, aku mohon, tolong jangan biarin keluarga ini hancur. Kenapa semua jadi gini?"

Ia memang masih kecil, namun keinginannya untuk melihat kedua orang tuanya kembali bersama sangatlah besar, hingga ia bisa berucap banyak hal.

"Tapi itu ga mungkin" -Yansa

Ucapan Yansa berikutnya berhasil membuat harapan anaknya hancur

"Mama ga bisa buat bertahan lagi. Mama sama Ayah kamu bakalan tetep berpisah"

"Yansa..." Soobin menahan tangisnya,
"Pikirin sekali lagi"

"Tolong terima keputusanku, Soobin. Aku ga bisa buat barengan kaya dulu lagi"

"Ma... jangan pergi" gadis itu berlinang air mata

"Kamu harus bahagia ya, nak. Walau orang tua kamu ga bisa buat sama-sama lagi"-Yansa

Yansa berdiri, Soobin juga ikut berdiri dan menatap Yansa sendu.

"Aku pamit" Setelah mengatakannya, Yansa kembali menarik kopernya dan keluar dari rumah. Gadis itupun ikut menghilang setelah Yansa pergi.

Kini Soobin sendirian, ia sangat frustasi dengan kejadian ini. Ia bahkan menyampar gelas yang ada di atas meja untuk melampiaskan kemarahannya. Baru kali ini Soobin serasa tak mempunyai harapan lagi. Ia tak rela, namun ia juga tak bisa berbuat apa-apa jika ini sudah keputusan Yansa, mau menolak pun juga rasanya mustahil.




■■ ■■ ■■ ■■ ■■





"Mama..!" Saat sampai di rumah, Yansa langsung berhambur ke pelukan mamanya. Mama dibuat terkejut karna tangisan Yansa yang tiba-tiba.

Dijodohin: CSB [End] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang