Prolog

157 12 20
                                    

Aku berharap banget, rasa yang pengen aku sampein dari cerita ini bisa sampe kekalian. Jadi, kalo misalnya rasanya nyampe, kalian bisa kasi apresiasi dgn vote. Dan kalo nggak, dibaca aja udh. We respect each other guys! May you??



You Never Ask, membuka tirainya /....\

This is about love, Life and their feeling

Let me intorduce you to my imagination world🙂

Khamis, dini hari.

Bandara Internasional Soekarno-Hatta

●●●

Sekali lagi helaan napas berat terdengar dari bibir remaja laki-laki berusia delapan belas tahun itu. Menatap malas pada gadis dihadapannya yang masih sesenggukan meski berusaha keras meredam tangis.

"Sha, udah. Orang-orang pada ngeliatin, ntar dikira gue ngapa-ngapain lo lagi." Ujarnya untuk kesekian kali.

Gadis dihadapannya terdiam sejenak. Menarik napas dalam lalu tersedu lagi, "j-ja-jangan pu-putus," ucapnya susah payah. "

"Gue gak yakin Sha. Gue gak yakin kita," gue "bisa ngejalanin itu."

"Kenapa?" Lirihan pilu mengiringi pertanyaanya. Shanum masih tersedu dengan jutaan perasaan sesak dalam dada.

Seharusnya, tak sesakit ini. Iya, kan?

"Karena gak segampang apa yang ada dipikiran lo sekarang. Gak segampang kita kabar-kabaran tiap hari. Gak segampang ngomong rindu lewat chat doang. Gak sesederhana itu."

Aldio menarik napas lega ketika 'mantan' pacarnya mulai bisa menguasai diri. Riak wajahnya mulai tenang meski tetap saja sesenggukan akibat menangis terlalu lama masih ada. Jadi, saat suara pemberitahuan keberangkatannya terdengar, ia menyempatkan diri mengusap lembut pipi basah cewek itu kemudian tersenyum hangat. "Bahagia, ya, Sha. Kehilangan gue bukan berarti lo kehilangan kebahagiaan, kan?"

Benar. Dia benar-benar mengatakan itu. Lalu, menutup mata dan telinga ketika berjalan menjauh meninggalkan Shanum yang kini kembali luruh.

Aldio masih sempat melihat bagaimana Shanum berjongkok ditengah-tengah keramaian bandara kemudian terisak hingga bahunya bergetar. Disudut hati, rasa bersalah itu hadir. Tetapi, ia lebih memilih percaya pada pemikiran bahwa hubungan jarak jauh tak akan pernah berhasil.

Ah, sebenarnya Shanum benar jika berfikir semua akan sederhana. Jarak bukan berarti apa-apa. Jika kekuatan cinta sudah bicara.

Sayangnya, kekuatan itulah yang tidak Aldio punya.

Hingga dihari-hari selanjutnya, ia dibuat bertanya. kenapa kekuatan cinta itu harus ada?

●●●

Lets start the story of Shanum from tomorrow:p

Kalo rame, aku up cepet. Jadi, bantu ramein ya...

Bisa bantu promoin ke temen kalian biar aku makin semangat up😄

XOXO

Boss 2021

Fika

@afikachan

You Never Ask (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang