11 - Tetap Tersenyum Ketika Hati Terluka

4K 410 67
                                    

Hai readers!

I'm back!

Don't forget to vote, comment, and share ya!

Happy reading!

Thank you!

***

"Biar aku tebak." Julie melirik Mia sekilas dengan ujung matanya, sangat menusuk dan menyindir. "Kau pasti tidak memberitahu tentang pernikahanmu dengan Damian."

Mia menghela napas mendengar nada suara Julie yang sengit. "Itu berkat pesta pernikahanku dan Damian tidak terlalu besar. Hanya mengundang kerabat dekat."

Julie berdecak keras. "Kau tahu bukan itu yang aku bicarakan, Mia. Aku bertanya A, tapi kau menjawab D."

"Secara tidak langsung, aku mengonfirmasi tebakanmu, Julie," sahut Mia sembari menatap Julie yang fokus mengemudi. Namun sahabatnya yang sedang mengantarnya pulang itu tidak bisa menyembunyikan raut kesalnya.

"Kalau begitu." Karena lampu merah menyala, Julie menghentikan mobilnya lantas menoleh. "Kapan kau memberitahu Jerome tentangmu dan Damian?"

Mia menatap ke depan, menghindari tatapan Julie.

Julie mendesah pasrah. "Mia." Ia menggenggam kedua tangan Mia. "Aku melakukan ini semua buat dirimu sendiri. Aku tidak mau kau menyesal nantinya ketika Damian sudah tidak ada di sisimu. Lagian, kebenaran akan terungkap, Mia. Tidak peduli pernikahanmu maupun tempat tinggalmu."

"Aku tahu."

Mia tahu Julie bermaksud baik. Mia tahu Damian sangat baik. Tetapi Mia tidak bisa mengabaikan Jerome dan mencintai Damian. Terlebih, bagaimana dirinya tega memberitahu Jerome bahwa dirinya telah menikah dengan Damian? Itu sama saja menjatuhkan bom tepat di depan wajah Jerome.

"Good." Julie kembali menghadap ke depan kemudian menjalankan mobilnya.

"Dia bilang dia kembali untukku," celetuk Mia beberapa menit kemudian. Pandangannya tetap lurus ke depan.

"What?!" Julie seketika menoleh. Matanya membulat. "Lalu jangan bilang kau percaya kepadanya?!"

"Hei, lihat jalanan di hadapanmu, Julie!" seru Mia yang membuat Julie kembali menatap ke jalanan.

Mia menyanggah kepalanya dengan tangan yang menopang ke pintu mobil. Ia menghela napas. "Kenapa aku harus tidak percaya?" gumamnya.

Julie membelokkan mobilnya memasuki pekarangan mansion Damian yang sangat luas. "Begini ya, Mrs. Hamilton."

Julie membuka kaca mobil sedikit lalu dirinya dan Mia mengangguk pelan kepada petugas mansion Damian.

"Kalau dia mau bersamamu, kenapa dia harus menunggu selama ini?" Seraya menatap Mia sekilas, Julie mengangkat satu alisnya. "Aku yakin kamu akan bersedia bersamanya sejak sepuluh tahun. Kalau merasa saat itu terlalu muda, kenapa harus menunggu sembilan tahun lamanya untuk kembali?"

Mia tidak menyahut lantaran dirinya memang tidak memiliki jawaban yang tepat untuk Julie. Kata-kata Julie tidak ada salahnya.

Begitu sampai di depan pintu utama mansion Damian, Julie menginjak pedal remnya. Ia menoleh menatap sang sahabat yang masih terdiam. "Pikirkan kata-kataku, Mia."

"Terima kasih sudah mengantarku, Julie," sahut Mia sambil melepas seatbelt-nya.

Julie mengangguk pelan. "My pleasure."

The Unwanted Billionaire (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang