Hai readers!
I'm back!
Don't forget to vote, comment, and share ya!
Happy reading!
Thank you!
***
"Mia. Ini bukan salahmu." Julie ikut berlutut lantas memeluk Mia. "Ini tidak ada hubungannya denganmu."
Mia tidak menjawab ataupun menunjukkan respon. Ia hanya terus di posisinya, hingga satu persatu orang yang melayat undur diri.
"Sekarang aku tahu aku telah salah selama ini, Julie," lirih Mia tiba-tiba, masih sambil mengusap sekaligus memandang nama sang ayah.
"Oh, Mia. Kau tidak salah."
Mia menggeleng. Isakan wanita yang memakai pakaian serba hitam itu semakin jelas terdengar. "Damian tidak salah. Ia sama sekali tidak salah, about what happened nine years ago."
"Mommy dan kakakku meninggal karena kecelakaan beruntun, begitu pula orang tua Damian." Mia menarik napas, namun dadanya terasa sangat sesak.
Satu tangan Mia bergerak ke perutnya lalu membelainya lembut. "Aku akan segera menjadi orang tua, Julie. Sekarang aku mengerti seberapa besar rasa sayang orang tua kepada anaknya."
"Bahkan sebelum anakku lahir, aku sudah sangat menyayanginya, Julie. Dan kalau aku ada di posisi orang tua Damian, aku juga akan melakukan hal yang sama, berusaha menemui anakku secepat mungkin."
Isakan Mia semakin mengiris hati, hingga Julie membuang wajahnya yang sudah penuh air mata.
Dengan susah payah, Mia meneguk ludahnya. "Damian sama sekali tidak salah. Orang tua Damian tidak salah. Semua yang terjadi hanyalah kecelakaan, kejadian yang tidak diinginkan siapa pun."
"Tapi dengan bodohnya aku menyalahkan Damian, Julie! Tidak peduli apa yang dia lakukan, seberapa baik dia kepadaku!"
"Mia!" Julie berusaha menenangkan Mia yang mulai terisak tidak terkendali.
Mia tersenyum getir. "Coba dari awal aku melihat Damian dan menjaga jarak dengan Jerome, ini semua tidak akan terjadi. Daddy tidak akan meninggalkanku secepat ini."
***
Beberapa menit kemudian, dengan tidak rela, Mia keluar dari ruangan inap Damian. Seperti setrika, ia berjalan ke sana kemari sambil menggigit bibirnya. "Please, Damian," bisiknya sambil menangkupkan kedua tangan.
"Mia."
Mia menoleh. "Jerome," sapanya singkat, tanpa ada keantusiasan di wajahnya. Dirinya sudah benar-benar tidak merasa apa-apa saat berdekatan dengan Jerome. Sedikit pun tidak ada.
"Kenapa kau ada di sini? Bukankah biasanya kau selalu berada di dalam?" tanya Jerome lembut.
Senyum Mia melebar, penuh haru. "Jari Damian bergerak dan ia menangis saat mendengarku. Jadi dokter sedang memeriksanya."
Jerome tersenyum. "Semoga ada kabar baik, Mia."
"Terima kasih," ucap Mia sebelum melangkah, mencoba menjauh dari Jerome.
Namun, tanpa Mia sadari, Jerome sedikit memajukan kakinya hingga Mia tersandung.
Mia memekik. Sepersekian detik kemudian, Mia sudah terjatuh di lantai dengan kedua tangan menahan tubuhnya.
Napas Mia tersenggal. Dengan penuh kekhawatiran, ia melihat kakinya dan meningkatkan kepekaannya untuk merasakan sakit.
Mia bernapas lega saat ia tidak merasa sakit sama sekali. Tidak ada darah yang mengalir dari pangkal pahanya juga. Beruntung, dirinya tidak jatuh terlalu keras barusan dan tangannya sempat menahan tubuhnya.
MAAF PART INI TELAH DIHAPUS KARENA KEPENTINGAN PENERBITAN. OPEN PRE ORDER THE UNWANTED BILLIONAIRE AKAN DIMULAI BESOK TANGGAL 23 MEI 2023 JAM 1 SIANG DAN BISA DIBELI MELALUI PENERBIT GLORIOUS PUBLISHER SERTA BEBERAPA TOKO ONLINE
***
TBCHai semuaaa
Author kembali lagii? Gimana part inii? Masih penuh bawangg?
Mia sudah sepenuhnya sadarrr dan jatuh cinta sama Damian😭😭 Tapi Damiann...
C'mon, wake up please, Daddy to be.Jerome semakin meresahkannnn
Mau ngapain dia habis ini?😭😭😭Hope you like this!
Don't forget to vote, comment, and share!
Thank you
-M. Lavena-
KAMU SEDANG MEMBACA
The Unwanted Billionaire (END)
RomanceREVISI. Judul sebelumnya: MISUNDERSTANDING 1 #oldlove 1 #forcedmarriage 1 #amerika 1 #barat 1 #misunderstanding 2 #completed 3 #writer Tampan. Kaya. Muda. Dikejar banyak wanita namun hanya mencintai Mia Hale seorang. Fakta-fakta luar biasa tersebut...