5 - Cinta itu Buta

5.6K 496 49
                                    

Hai readers!

I'm back!

Don't forget to vote, comment, and share ya!

Happy reading!

Thank you!

***

Satu tangan Mia menggenggam pergelangan tangannya yang lain di balik punggung. Ia menengadah, menatap langit malam yang dihiasi bintang.

Ini adalah langit malam terakhir yang kulihat sebelum menjadi nyonya di mansion Hamilton ini.

Mia menunduk. Kakinya memainkan air di kolam renang di hadapannya dengan seringan bulu.

Mata Mia terpejam. Ia tidak tahu keputusannya untuk menikah dengan Damian ini benar atau tidak. Ia tahu dirinya egois, ia tahu bahwa pernikahannya dan Damian tidak akan sama seperti pernikahan lainnya. Tetapi ia hanya mau mewujudkan permintaan Philip.

Tanpa sadar, Mia mengungkapkan kegundahan hati dengan memainkan air kolam renang lebih keras. Di satu titik, saat Mia menarik kakinya keluar, ia terlalu sedikit menarik kakinya sehingga ia malah masuk ke kolam renang semakin dalam.

Mata Mia terbuka. Ia memekik, bersiap terjebur ke kolam renang. Mungkin dengan begini, ia tidak perlu hadir dalam pernikahannya besok. Karena Mia Hale akan tenggelam. Ia tidak bisa berenang.

Namun, tepat saat kaki Mia yang lain hampir kehilangan keseimbangan, sebuah tangan kekar menarik tangan Mia serta menarik tubuh Mia ke dekapannya.

Secara spontan, Mia memeluk orang yang telah menyelamatkannya itu dengan erat. Merasa aroma orang tersebut cukup familiar, Mia sedikit demi sedikit membuka matanya lantas menengadah. Seketika, matanya bertemu dengan mata biru pria berhidung mancung tersebut. Pria yang akan menjadi suaminya besok, Damian Hamilton.

"Kalau kamu ingin membatalkan pernikahan kita, kau cukup bilang kepadaku, Mia. Tidak perlu mencoba unuh diri seperti ini," lirih Damian dengan suara sabar khas dirinya.

"Siapa yang mencoba bunuh diri?" Mia memalingkan wajahnya, menghindari tatapan Damian. "Dan siapa yang mau membatalkan pernikahan?"

Ekspresi Damian sedikit mencair. Tatapannya melembut. "Kau, tidak?" lirihnya.

Mia menarik diri kemudian mundur satu langkah. "Tidak."

Netra Mia kembali menatap Damian, kali ini dengan tegas. "Kau juga tidak boleh melakukannya, Damian. Jangan membuat daddy-ku syok sehingga aku bisa kehilangannya."

Raut wajah Damian berubah. Tatapan lembutnya digantikan oleh tatapan sendu. "Aku sedang berusaha menebus apa yang terjadi sembilan tahun lalu, Mia." Ia memaksakan sebuah senyuman sehingga senyuman getir terlukis di wajahnya. "Tidak peduli apa yang terjadi, aku tidak akan menambah hutangku."

Termasuk, tidak peduli dengan kalimat menuduhmu yang menorehkan luka baru, Mia.

Mia melunak. Ia menghindari tatapan Damian. "Baguslah," sahutnya sebelum berbalik dan melangkah menjauh dengan cepat.

Dahi Mia berkerut. Ia berdecak sembari merutuki dirinya dalam hati. Apa yang barusan kau katakan, Mia Hale?!

***

Bulan dan bintang kembali tersembunyi. Langit biru nan cerah yang indah menaungi seorang wanita dan pria paruh baya yang sedang berjalan ke atas altar di tengah-tengah taman di mansion Hamilton yang telah dihias dengan sangat indah.

The Unwanted Billionaire (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang