6 - Tiga Situasi

5.2K 494 17
                                    

Hai readers!

I'm back!

Don't forget to vote, comment, and share ya!

Happy reading!

Thank you!

***

Mata hijau Mia menatap deretan baju dan perlengkapannya di walk in closet Damian, berdampingan dengan milik Damian sendiri. Seluruh barangnya sudah berpindah ke kamar Damian.

Mia menghela napas pelan. Ia dan Damian sudah menikah, ayahnya juga tinggal di mansion ini, jadi mau tak mau dirinya harus tinggal satu kamar dengan Damian.

Wanita yang memakai piama pendek itu menyugar surai cokelatnya sebelum memutuskan keluar dari walk in closet Damian ke kamar Damian, atau lebih tepatnya kamarnya dan Damian.

Dengan perlahan, Mia menarik tangannya dari pintu walk in closet. Sedikit demi sedikit, matanya beralih menatap ke tengah kamar yang sangat luas tersebut. Saat itulah, Mia mendapati Damian yang sedang mengambil bantal.

Mia langsung menghampiri Damian. "Kau mau ke mana?"

Damian berbalik, dengan bantal di pelukannya. "Kau harus tinggal sekamar denganku karena Daddy. Tapi tidak akan ada yang tahu apakah kita tidur satu ranjang atau tidak. Jadi—"

"Jadi kau berniat tidur di sofa?" sela Mia sembari menatap tajam Damian yang berdiri di hadapannya.

Damian mengangguk. "Aku tahu kau tidak akan nyaman tidur seranjang denganku, Mia," sahutnya lembut, bahkan lebih tepat disebut seperti berbisik.

"Jangan menyimpulkannya sendiri, Damian." Mia mencengkram bantal di pelukan Damian. "Ini kamarmu. Ini tempat tidurmu."

Damian tetap memegang bantalnya. "Anggap saja ini adalah salah satu yang harus aku lakukan untuk menebus semuanya."

Mia membuang wajah lantas memejamkan matanya. Sedetik kemudian, ia kembali menatap Damian, kali ini dengan penuh permohonan. "Tidak bisakah kau tidak mengatakan itu?" desisnya.

Pernikahannya memang berbeda. Jika suami istri lain bermesraan, romantis-romantis di malam pertama pernikahan mereka, tetapi lihat. Dirinya dan Damian malah berdebat.

Dahi Damian sedikit berkerut.

Aku melakukan ini untukmu, Mia. Kau tidak suka berdekatan denganku. Terlebih, dengan perasaanku serta status baru kita ini, aku tidak tahu apa aku bisa mengendalikan diri lagi kalau kita tidur seranjang. Aku tidak mau kau semakin membenciku.

Damian menurunkan bantalnya di samping tubuh. "Apa kau tidak takut akan terjadi sesuatu kalau kita tidur seranjang, Mia?" tanyanya tidak percaya sambil menatap Mia dalam.

Tanpa memutus tatapannya dan Damian, Mia melangkah maju. "Tidak," ucapnya dengan nada rendah.

Damian tidak bisa mengalihkan tatapannya dari sang istri yang terus mendekat. Cahaya yang remang-remang seakan mendukung suasana ini.

"Jangan bilang kau yang takut?" Tiba-tiba, tangan Mia menyentuh tangan besar Damian yang sedikit membuat pria itu terkesiap.

Damian meneguk ludahnya. Ia berusaha mengalihkan pikirannya dari tatapan penuh arti dan sentuhan halus Mia. "Kau tidak mencintaiku," lirihnya.

Satu sudut bibir Mia tertarik ke atas. "Tidak selalu butuh cinta di dalamnya, Damian," sahut Mia seraya menggerakkan tangannya menyusuri lengan Damian.

The Unwanted Billionaire (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang