17 - Gagal

4.2K 423 24
                                    

Hai readers!

I'm back!

Don't forget to vote, comment, and share ya!

Happy reading!

Thank you!

***

Sebelah tangan Mia terangkat, mengisyaratkan perawat untuk berhenti mendorong kursi rodanya. "Sebentar."

Mia menahan pintu rawat Jerome, mengintip dari celah kecil yang ia ciptakan. Matanya melebar mendapati Jerome dan seorang dokter muda yang merupakan salah satu dokter Mia juga, meskipun bukan dokter utama.

"Terima kasih atas kesediaannya Anda untuk mendonorkan ginjal Anda untuk pasien saya, Mr. Maxwell."

Tubuh Mia bergetar. Ia mencengkram gagang pintu ruangan rawat inap Jerome tersebut. Jerome mendonorkan ginjalnya dan dirinya baru saja menerima donor ginjal. Nicholas Lambert, dokter yang sedang berbicara dengan Jerome adalah dokternya.

"Tidak masalah, dr. Lambert. Aku melakukannya untuk dia dengan senang hati."

Mulut Mia terbuka tidak percaya. Matanya berkaca-kaca. Jerome mendonorkan ginjal untukku?

Ternyata, tebakan Mia tidak meleset. Beberapa orang, seperti Julie dan Jerome sendiri telah mengonfirmasi tebakan Mia. Tapi Jerome memutuskan untuk pergi.

Ketika mimpi tadi malam tersebut kembali berputar di kepalanya, tangan Mia saling meremas satu sama lain.

Mata Mia terpejam. Kenapa ingatan akan kejadian sembilan tahun lalu itu kembali menganggunya ketika ia akan jujur kepada Jerome sebentar lagi?

Saat ini Mia sedang menunggu kedatangan Jerome di sebuah café. Mia akan memberitahu Jerome tentang pernikahannya dengan Damian sekaligus memberitahu bahwa dirinya tidak bisa bersama Jerome. Tetapi kenapa alam semesta seperti tidak merestuinya?

"Mia."

Mia sedikit terkesiap ketika suara Jerome memasuki indra pendengarannya. Matanya otomatis terbuka.

Jerome duduk di hadapan Mia. "Maaf kalau aku membuatmu terkejut."

Mia segera memaksakan sebuah senyuman di wajahnya. Ia menggeleng. "Tidak. Aku yang tidak sadar kalau kau sudah datang."

"Sudah menunggu lama?" tanya Jerome dengan senyum manis di wajahnya.

Mia menggeleng. Bersamaan itu, seorang pelayan mengantarkan pesanan Mia. Tanpa sadar, mata Mia terus mengikuti cheesecake dan jus mangga yang ia pesan dengan berbinar.

"Keberatan aku sudah memesankanmu americano?" tanya Mia ketika pelayan sudah undur diri.

Jerome menggeleng. Ia menatap lekat Mia yang sedang memotong cheesecake menggunakan garpu kecil. "Baru kali ini aku melihatmu memakan cheesecake, Mia."

Mia menyengir lantas memasukkan sepotong cheesecake ke mulutnya. "Hanya ingin." Mungkin aku mulai terpengaruh dengan selera Damian. Damian suka cheesecake.

Jerome menyeruput minumannya. "Jadi, apa yang mau kau bicarakan?" Ia menyilangkan kakinya. "Aku yakin bukan terkait pekerjaan karena penayangan perdana sudah hampir tiba."

Mia meminum jus mangganya. Selera Damian, lagi. "Kau benar. Tidak ada sangkut pautnya dengan pekerjaan."

Jerome menggerling. "Wow. Kau membuatku gugup."

The Unwanted Billionaire (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang