4 - Persiapan

1.8K 113 2
                                    

Hai readers!

I'm back!

Don't forget to vote, comment, and share ya!

Happy reading!

Thank you!

***

Untuk kesekian kalinya, netra biru Damian mengarah ke sebuah undangan pernikahan yang terlihat sederhana namun classy, menunjukkan kesan elegan. Dan lagi, Damian membaca tulisan utama yang terukir di sana hingga membuat darah Damian berdesir lagi.

The Wedding of Mia Hale & Damian Hamilton

Berkali-kali, Damian membaca tulisan tersebut. Ya, beberapa waktu sudah berlalu. Damian dan Mia sudah mempersiapkan pernikahan mereka beberapa waktu terakhir ini. Philip juga sudah keluar dari rumah sakit, pria paruh baya itu ingin terlibat dalam persiapan pernikahan Mia dan Damian. Bahkan semangat Philip bisa mengalahkan sepasang mempelai yang terlibat langsung.

Tidak, sebenarnya Damian juga sangat bersemangat dan tidak sabar atas pernikahannya. Bagaimana pun, siapa yang tidak bahagia jika akan menikah dengan pasangan yang dicintai. Damian pun tidak sekali dua kali membayangkan menikah dengan Mia sejak dulu. Namun, bukan ini situasi yang Damian inginkan. Damian ingin menikah dengan Mia ketika Mia sudah jatuh cinta kepada dirinya pula. Tidak seperti ini ketika hati Mia masih menjadi milik pria lain.

Tapi karena ini semua sudah terjadi, Damian memilih pasrah. Ia akan mengikuti arus hidupnya, ke mana takdir membawa hubungannya dan Mia. Satu hal yang pasti, Damian akan melakukan semua yang terbaik bagi Mia sekaligus Philip.

"Mr. Parker?"

Damian sedikit terkesiap dan otomatis menoleh ke sumber suara. Seketika ia mendapati Ted berada tidak jauh dari dirinya yang duduk di sofa ruang keluarga. "Iya, Ted?"

"Desainer gaun pernikahan Ms. Hale sudah datang, Sir."

"Suruh mereka masuk. Aku akan memanggil Mia," sahut Damian. Tak terasa waktu berjalan dengan cepat sehingga gaun pernikahan Mia sudah jadi dan fitting akan kembali dilakukan hari ini. Ya, bukan Mia yang pergi ke bridal house atau butik, melainkan para desainer dan stafnya yang datang ke mansion Damian. Beruntung saat ini adalah akhir pekan sehingga Damian bisa menemani Mia.

Ted mengangguk tegas. "Baik, Sir," jawabnya sebelum berlalu.

Damian menutup laptop yang sejak tadi juga ada di hadapannya namun layarnya sudah berubah menjadi hitam karena tidak ia sentuh itu. Lalu ia berdiri untuk pergi ke kamar Mia, namun ia urung melangkah ketika sebuah suara yang sangat ia kenal mengalun ke indra pendengarannya.

"Aku tahu waktu, Damian. Ini sudah jadwalku untuk fitting wedding dress." Mia berjalan mendekat, wanita itu muncul dari lift. Mia tak sendirian, ada Philip di sebelahnya.

Damian tersenyum.

Tidak sampai setengah jam kemudian, Damian dan Philip yang sedang duduk di sofa di ruang keluarga mengalihkan tatapan mereka ketika ruangan di mana Lana melakukan fitting terbuka. Detik Lana melangkah keluar, bersamaan dengan itu Damian serta Philip bangkit berdiri sambil tidak mengedipkan mata mereka.

Lana berhenti melangkah di tengah ruang keluarga tersebut. Lalu ia mengukir senyum tipis di wajah, yang membuat kecantikannya semakin bertambah. "Bagaimana?"

Philip tidak bisa menahan dirinya lagi. Matanya berkaca-kaca melihat putri kecilnya sekarang telah menjelma menjadi wanita yang memakai gaun pernikahan. "My daughter is very beautiful," ucapnya dengan penuh haru.

The Unwanted Billionaire (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang