Bab 19

2.1K 184 6
                                    

MAAF JIKA MASIH ADA TYPO 🙏

Sesuai dengan ucapannya kemarin malam kini Lea sudah siap dengan semua barang dan pakaian yang ia bawa untuk pergi ke satu pulau milik keluarga Prayudha bersama Kai dan beberapa orang anak buah ayahnya yang juga ikut serta

Sebuah mobil BMW melesat tinggi di hadapannya namun hal itu tak membuat Lea bergerak dari tempatnya, ia justru menatap mobil itu dengan tatapan datar namun bibirnya mengukir sebuah seringai tipis

"Sudah ku duga kau pasti akan memgikutiku, sahabatku, akh ralat maksudku pengkhianat yang bersembunyi dibalik topeng persahabatan "gumam Lea

Dengan santainya Lea berjalan menuju sebuah mobil milik Kai yang baru saja tiba di hadapannya, Lea menatap Kai sekilas sebelum Kai kembali melajukan mobilnya menjauhi pekarangan rumah sederhana milik Lea

Setelah beberapa menit mobil Kai kini berhenti tepat di hadapan sebuah rumah megah yang terlibat begitu menyeramkan di bagian luarnya

"Tempat apa ini ?" Tanya Kai bingung

"Markas gevaarlijk " jawab Lea santai dan Kai hanya menganggukkan kepalanya mengerti

Saat keduanya memasuki pintu utama markas gevaarlijk sudah banyak yang menyambut mereka dengan ramah dan tentunya hanya di balas dengan anggukan kecil oleh Lea sedangkan Kai hanya mengikuti Lea dari belakang tanpa suara dan gerakan lain ataupun ekspresi diwajahnya

Lea membuka pintu sebuah ruangan yang memperlihatkan seseorang tengah berkutat dengan beberapa kertas dan laptop dihadapannya

"Fero siapkan beberapa anggota gevaarlijk untuk datang ke pulau ini besok " titahnya

Fero pun mengalihkan pandangannya dan mengangguk tanda setuju, setelah mendapatkan jawaban dari Fero Lea pun memberikan sekotak jarum pada pemuda itu "baluri ujung jarum itu dengan racun yang ada di gudang belakang, dan suruh mereka membawa beberapa senjata tambahan besok dan siapkan beberapa helikopter di sekitaran pulau " jelas Lea

"Baik " jawab Fero

Kemudian Lea dan Kai pun berlalu pergi keluar dari ruangan Fero

¶¶÷¶¶

Ruangan dengan minim penerangan itu perlahan terbuka, bau khas darah seketika langsung menyeruak masuk ke dalam Indra penciuman Kai dan Lea namun mereka tak begitu mempermasalahkannya seolah sudah terbiasa dengan bau bauan yang seperti itu

Seorang pria dengan pakaian kusut dan di penuhi darah kering, tubuhnya kurus tak terurus, luka ada di sekujur tubuhnya, pria itu tengah terduduk di kursi kayu dengan kedua tangan terikat ke belakang dan kakinya juga terikat

Byurr

Seember air yang ada di meja di hadapan pria itu langsung mengguyur tubuh pria itu membuatnya terkejut dan langsung membuka matanya
Tatapan putus asa, lelah, sedih, sakit semuanya bercampur di dalam mata pria itu namun tak sedikitpun membuat Lea dan Kai merasakan iba

"Dia yang sudah menyebabkan orang tuamu kecelakaan hingga akhirnya di culik oleh Damian " jelas Lea pada Kai sembari menunjuk pria itu yang tak lain adalah Prayudi

Tangan Kai mengepal kuat ingin rasanya dia menghabisi pria didepannya sekarang juga namun ia tak boleh gegabah semua harus sesuai dengan rencana yang sudah mereka buat, Kai tidak ingin jika dengan membunuh pria itu sekarang maka seluruh rencananya bersama Lea akan hancur sia sia biarlah dia bertahan dulu dengan emosinya

Lea mengangkat sebuah pisau kemudian mendekatkannya pada wajah Prayudi yang terlihat pucat apalagi saat melihat Lea menyeringai lebar, yang ada di pikirannya mungkin Lea akan kembali menyiksa dirinya atau bahkan membunuhnya sekarang

Seringai an Lea semakin melebar kala melihat Prayudi menutup matanya dengan rasa pasrah, Lea kemudian memberikan pisau ditangannya pada Kai dan di sambut dengan baik oleh pemuda itu

"Silahkan bermain " ucap Lea yang dibalas anggukan kepala oleh pemuda itu

Kai memulai permainan pisaunya dengan perlahan, darah segar dari tangan Prayudi dan suara rintihan kesakitan pria itu Seolah menjadi hiburan tersendiri bagi Kai

Tangannya mulai bergerak tak tentu arah di lengan Prayudi hingga Kai kemudian beralih pada wajah Prayudi dan mengukir beberapa huruf berukuran kecil di kening pria itu

"Akkhh hentikan aku mohon, akkhh " mohon Prayudi namun sepertinya Kai tak berniat menghentikan aksinya sedangkan Lea hanya menonton sembari memakan camilan miliknya seolah dirinya sedang menonton sebuah film secara live

Kai kembali menggambar secara abstrak di tubuh Prayudi yang membuat pria itu menjerit penuh permohonan agar kau berhenti melakukan aksinya namun seolah tuli Kai justru tak mengindahkannya ia malah semakin bersemangat

"Cukup " ucap Lea membuat Kai menghentikan aksinya sedangkan Prayudi dapat bernafas lega, Lea kemudian memberikan sebuah isyarat pada Kai

"Baiklah " ucap Kai yang mengerti arti dari isyarat yang diberikan Lea

Ia pun menyeringai pada Prayudi sembari melepaskan tali yang mengikat tangan dan kaki Prayudi sedangkan Lea membuka sebuah pintu yang ada di bagian pojok kiri ruangan itu pintu itu mengarah langsung menuju hutan

"Silahkan kamu pergi " ujar Lea dan Kai hanya melihatnya dengan wajah datar di tangannya juga ada pisau dengan berlumuran darah milik Prayudi

Melihat ada celah untuk meloloskan diri dari kandang iblis membuat Prayudi berjalan tertatih keluar dari ruangan itu dengan sesekali meringis merasakan sakit ditubuhnya belum lagi darah yang terus berceceran akibat ulah Kai, setelah Prayudi keluar dari ruangan itu Lea pun menutup pintu ruangan itu lagi dan tak lupa bibirnya mengukir senyum licik begitupun dengan Kai

"Tunggulah beberapa hari lagi maka mereka akan hancur dengan sendirinya " ujar Lea

"Ya, aku akan bersabar untuk menunggu hari itu tiba " ucap Kai

¶¶÷¶¶

Maaf kalau up nya lama
Buat yang baca jangan lupa Vote, komen dan share juga cerita ini

Spam komen dulu nanti aku lanjut 😅

~Kai ~

~Lea ~

See you in the next part all

Z

She's Azalea : The Queen 1 [END]  SUDAH TERBIT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang