07 ; result

583 90 5
                                    

Happy reading~

.
.
.


Rintarou mendesis saat ujung kapas menyentuh ujung bibirnya. Pukulan yang Atsumu berikan tidak main-main rupanya. Untung saja ada yang menahannya, jika tidak mungkin saja memar yang Rintarou dapat akan lebih dari ini.

"sebenarnya apa yang kau lakukan sampai Atsumu memukulmu?" Komori yang sedang membersihkan luka di wajah Rintarou akhirnya bertanya setelah mendengar ringisan dari pemuda di depannya itu.

"menyapa teman lama."

Komori skeptis dengan jawaban yang temannya ini berikan. Hanya bertemu teman lama tidak akan membuatmu babak belur kan? Kecuali kau bertemu dengan musuh lama atau sejenisnya.

"aku benar-benar bertemu teman lama. Osamu, kami bertemu di sana tadi, lalu Atsumu datang dan memukulku."

"pasti ada alasan lain kenapa Atsumu memukulmu, kan? Contohnya karena kau menyebalkan."

"kau berada di pihakku atau di pihaknya sih?"

"aku hanya berbicara yang sebenarnya, kau kan memang menyebalkan."

Rintarou hanya berdecak membalas perkataan Komori, lalu di detik setelahnya meringis akibat perih di bibirnya.

"sial, wajah tampanku."

Komori mendengus mendengar gerutuan Rintarou, lalu degan sengaja menekan kapas pada ujung bibirnya.

"What the fuck, Komori!"

"berhenti merengek, itu hanya luka kecil," Komori melotot saat melihat Rintarou yang akan membantahnya. Kemudian hening, Rintarou membiarkan Komori melakukan pekerjaannya, sedangkan dirinya diam sambil sesekali meringis menahan perih.

"aku tidak tahu masalah kalian, tapi sebaiknya selesaikan secara baik-baik," Komori kembali membuka pembicaraan setelah selesai mengobati luka pada wajah Rintarou.

"kalian sudah dewasa, bertengkar di depan publik bukan pilihan yang bagus. Aku yakin sekarang sedang ramai dengan kejadian hari ini, jika memang ingin bertengkar, setidaknya cari tempat sepi agar tidak ada yang melihat."

Rintarou hanya diam mendengarkan Komori berbicara. Dia juga sadar, peristiwa tadi pasti banyak menyita perhatian publik. Apalagi dengan keduanya yang berprofesi sebagai atlet. Saling adu kepalan tangan setelah bertanding. Headline berita yang sangat bagus. Kerja bagus Rintarou.

"yah, kau tahu, jika kami bertengkar di tempat sepi, salah satu diantara kami akan mati."

"maka dari itu selesaikan tanpa bertengkar, bodoh."

Rintarou tertawa merespon umpatan Komori terhadapnya. Selesaikan tanpa bertengkar? Terdengar sangat mustahil. Lagipula siapa yang ingin seperti itu? Rintarou tidak akan berbaik hati setelah selama ini dipisahkan dengan Osamu. Ya, tidak akan.

•°•

"terimakasih, Kiyoomi-san."

Osamu menutup pintu mobil setelah sampai di depan gedung apartemennya dengan Atsumu. Kiyoomi yang ikut keluar dari dalam mobil menahan Osamu agar tidak langsung pergi.

"ya?"

"jika ada sesuatu yang ingin kau ceritakan atau Atsumu menyakitimu, kau bisa menghubungiku."

"tentu, jika itu tidak merepotkan mu."

"tidak, tentu saja tidak. Kau bebas menghubungiku, Osamu."

trió̱n • sakuosa / sunaosa •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang