side story 14

70 12 0
                                    

Side Story 14 – Kekhawatiran Abadi Nyonya Pengadilan 3


"Ini, Lidi."

Gigitan.

......Sambil menahan tindakan mesra yang terjadi di depanku, aku mengalihkan pandanganku.


◇◇◇


Wanita yang dibawa Yang Mulia ternyata adalah Permaisuri Putri.

Namun, ketika aku merasa lega dengan kenyataan itu, tak lama kemudian wajahku berkedut pada wajah dan suara Yang Mulia yang tampak manis.

Yang Mulia yang dengan gagahnya mengurus makanan Permaisuri Putri.

Dan Permaisuri Putri yang dengan tenang menerimanya.

Dari ruangan manis-sakitan yang seolah membuat jantung berdebar-debar, aku ingin segera lari darinya.

Itu hakku untuk membiarkan wanita pengadilan mundur. Sejujurnya sulit berada di tempat ini.

Aku benar-benar belum melihat sisi Yang Mulia ini.

Penampilan Yang Mulia yang sepertinya mengatakan 'Kamu sangat cantik, aku tidak bisa menahannya' terus-menerus menyentuh tubuh sang putri di mana-mana.

Mereka sudah kehilangan pandangan dariku.

Dia hanya menatap Putri seolah terpesona.

Aku bahkan tidak bisa mengatakan sepatah kata pun tentang kasih sayangnya yang mengejutkan.

Aku bertahan hanya dengan kesabaran.

Alasan mengapa itu tidak terlihat di wajahku adalah hasil dari tahun-tahun aku hidup sebagai wanita istana.

Aku hampir ingin memuji diri sendiri karena bertahan dengan baik.

Karena aku harus melakukan tugas resmiku, dengan enggan, aku berniat untuk pergi. Namun, Yang Mulia mengirim tatapan penuh arti ke arahku.

Kemungkinan besar dia bermaksud membiarkan Putri yang tidak mampu itu tetap berada di kamar.

Aku menganggukkan kepalaku sebagai jawaban, tapi aku tidak bisa menyembunyikan keterkejutanku sampai-sampai Yang Mulia tidur dengan Putri, cukup sampai membuatnya tidak bisa bergerak.

Namun ...... dengan kasih sayang sebanyak ini, alasan apa pun bagi Yang Mulia untuk berpartisipasi dalam pesta malam itu akan hilang.

Dia sudah menjadi orang yang penuh kasih sayang yang tidak bisa melihat apa pun selain Permaisuri Putri.  Meskipun Yang Mulia menjelaskan bahwa menghadiri pesta malam itu mau bagaimana lagi, tidak ingin dia (Freed) pergi adalah niatku yang sebenarnya, aku berterima kasih kepada Putri Mahkota.

Karena wanita itu akan berada di samping Yang Mulia, aku percaya bahwa aku harus sangat bekerja sama dalam melindungi tempat itu.

Saat Yang Mulia melihat niatku dengan anggukan kepalaku, dia akhirnya meninggalkan ruangan dengan ekspresi lega.

Aku tidak bisa merusak kepercayaan Yang Mulia.

Outaishihi ni Nante NaritakunaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang