Gugup? Tentu saja. Itulah yang dirasakan Jisung sekarang. Pak Johny menyuruhnya untuk duduk di samping Doyoung yang kebetulan tidak di tempati oleh siapa pun.
Tiba tiba dia teringat sesuatu. Rencana ibunya. Dia tahu jika ibunya ingin doyoung bersatu kembali dengan mereka.
Jisung pernah membaca sebuah buku yang mengatakan jika tidak semua kenyataan itu bisa diterima begitu saja oleh seseorang. Dia takut, jika Doyoung tidak bisa menerima kenyataan itu maka dia akan.......
"Jisung." Seruan seseorang mebuat nya tersadar dari lamunannya.
"Iya pak." Jawab Jisung gugup, karena sekarang dia malah menjadi pusat perhatian.
"Kamu terlambat beberapa materi, jadi kamu bisa meminjam buku catatannya Doyoung." Ucap pak Johny." Dan Doyoung, kamu mau kan meminjamkan buku mu?"
"Baik pak." Jawa Doyoung. Terpaksa.
"Baiklah. Sampai disini dulu pelajaran kita. Silahkan istirahat." Pak Johny berjalan meninggalkan kelas, dan diikuti oleh para murid yang keluar berhamburan ke kelas.
"Hai kenalin, gue Hyunsuk." Ucap Hyunsuk dan berjalan mendekati Jisung.
"Jisung." Jawab Jisung sambil tersenyum.
"Nama gue Yoshi. Salken ya." Ucap Yoshi juga yang berdiri di sebelah Hyunsuk.
("Hai, Jisung kenalin aku suci🙃panggil aja cici, cii, atau pacarnya Cio juga boleh 😆👍." Candaa wkwkwkwk)
"Baiklah kalau begitu." Ucap Hyunsuk dan berjalan pergi meninggalkan Jisung sendirian, diikuti dengan teman temannya yang lain.
Jisung melirik buku yang di letakkan doyoung di depannya tadi.
"Doyoung itu pendiam ya. Dan irit ngomong juga."
-
-
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
-
-
Seorang pria memegang sebuah buku yang berjudul treasure sambil membawa sebuah pematik api.
Yoon Jaehyuk.
Dia membolak balikkan buku itu sambil tersenyum sinis. Jaehyuk menyalakan pematik api dan mengarahkannya kearah buku yang di pegangnya itu. Api yang mulai membesar itu melahap habis buku yang menurut jaehyuk tidak berguna baginya.
