Met Senin pagiiii.
Bagaimana kabar kalian?Baca juga Wolulikur Squad di cabaca yo.
Di Storial ada Keping Takdir dan Ekspedisi Ka Mars yang uda tamat. Hayuuuk dibaca semuanya.==
36. Penyamaran
Sejujurnya penulis bingung hendak menulis apa hari ini. Ah iya, langit begitu cerah, sayangnya langit di kediaman Fridoph tampak mendung. Sejujurnya penulis berharap akan ada lord atau lady yang membuat skandal lagi. Bagaimana menurut kalian? – Lembar Berita Rahasia.
Wanita dengan rambut sebahu bergelombang ditutupi oleh topi serta gaun berwarna cokelat lumpur—lebih mirip warna lunturan—serta celemek hitam berjalan cepat menyusuri jalanan desa. Dia memegang keranjang di depan perutnya yang sedikit keram dengan erat sambil menunduk. Beberapa hari ini perutnya sering merasa keram, dengan badan lemas dan kepala pusing seakan sangat lelah. Belum lagi dia merasa sering mual tanpa alasan di pagi hari. Mungkin saja ini sakit perut menjelang periode bulanannya yang sudah terlambat seminggu.
"Ayo bergerak dengan cepat!" teriak wanita lain yang bertubuh lebih besar. Mereka memasuki sebuah kastel tua. Gerbang hitam tinggi dikunci rapat sesaat setelah wanita terakhir masuk.
"Kami menerimamu di sini karena kamu mengatakan akan bekerja dengan giat dan melayani Tuhan," ucap wanita bertubuh besar yang sepertinya pimpinan rombongan.
"Aku akan bekerja dengan giat," ucapnya sambil menahan perut yang kembali keram.
"Mathilda, kali ini aku akan mengampuni kesalahanmu karena kita sedang sangat sibuk, mengerti! Tapi jika satu kali lagi kamu membuat kekacauan apa pun itu atau terlihat bengong, aku akan melemparmu ke jalanan hingga kamu mati membusuk di luar sana!"
"Baik, Mrs. Theodore."
"Baik, kembali bekerja!"
Semua pelayan bergerak, menuju pos masing-masing. Mereka bekerja di sekolah sebagai pelayan dan juru masak untuk para lady-lady muda yang dikirim untuk belajar di sana.
"Mathilda, bawakan panci itu!" teriak rekan kerjanya.
"Mathilda!" teriakan menggelegar terdengar.
Seorang pelayan bertubuh kecil menepuk pundak Mathilda. Dengan tergopoh-gopoh pelayan yang dipanggil segera membawakan panci besar.
Mathilda... Mathilda! Berulang kali nama itu diucapkan di dalam hati, berharap otaknya segera mengingat nama barunya. Dia belum terbiasa dengan nama itu. Sama seperti saat pertama dia memakai nama Jenifer. Sudah cukup lama menjadi Jenifer Storm membuat dirinya merasa melekat bersama nama tersebut. Sebelum menjadi Jenifer Storm, dia pernah menjadi Daisy, Goergia dan tentu saja dia adalah Jeanette Murray.
Kastel dingin dan gelap ini akan menjadi tempat persembunyian sementara yang tepat setelah dua pelarian pertama yang ternyata berhasil terendus oleh musuhnya. Untungnya dia berhasil kabur sebelum kedua pria itu menemukannya. Jenifer berharap, nanti setelah dia menemukan kapal untuk pergi menuju negeri jauh, dia dapat memakai nama Jenifer Storm atau Jeanette Murray lagi tanpa ketakutan akan apa pun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Perfect Mask
Historical FictionMr. Perfect Mask Blurb: Lord Denzell Austin Whallen, terkenal sebagai lord sempurna. Pria ini menolak menikah sebelum adiknya Lady Alecia Kim Whalen yang selalu dijaganya menikah. Namun, setelah adiknya menikah, Lord Denzell menjadi bingung, tidak a...