19. Forget Me Not

271 50 19
                                    

Hari Senin setelah liburan. Apa kabar semuanya?

Diriku masih menanti kiriman nastar dan kastengel. Buruan kirimiiiiiin akoooh. *ngegas.

Ah iya sekilas info nih. Novel baruku berjudul Sesuap Rasa akan segera terbit. Hayuk siapa yang mau daftar PO. ^^ tar dapat kecupan dariku.

Hari ini jangan lupa Ada Apa dengan 28 juga update di Cabaca ya.

Ekspedisi Ka Mars juga update. Buruan dibaca.

Satu lagi.... The Hunter Mask akan turun dari layar Wattpad. Pindahan rumah dianya ^^

 Pindahan rumah dianya ^^

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

==

19. Forget Me Not

Lord Gerald dan adiknya mengatakan waktu yang dimiliki oleh Lord Denzell kian menipis dan belum terlihat adanya kepastian lonceng pernikahan akan berbunyi. "Jangankan pernikahan, calon istri saja dia tak mampu mendapatkannya!"—Demikian pernyataan dari Lord Gerald. – Lembar Berita Rahasia.

Denzell mengunjungi toko bunga. Dilihatnya Jenifer sedang sibuk dengan beberapa tangkai bunga, wanita itu merangkai bunga-bunga tersebut menjadi sebuah rangkaian indah. Mawar merah muda, digabungkan dengan lily dan daun-daun hijau. Saat pelayan hendak mengumumkan kedatangannya, Denzell memberi isyarat agar mereka tetap diam dan melanjutkan pekerjaannya.

Denzell mengamati wajah Jenifer. Di depan bunga-bunga wajah kaku membosankan tersebut sepertinya sedikit luntur. Saat dia baru akan menyapa, suara seorang wanita terdengar nyaring ketika memasuki pintu toko.

"Mana manajer toko! Suruh dia keluar!"

Jenifer segera meletakkan tangkai-tangkai bunga dengan hati-hati. Dia merapikan rambut dan pakaiannya serta melepas celemek. Ketika berbalik, matanya beradu pandang dengn Denzell. Mereka terlihat canggung.

"Apa dia mencoba menghinaku?!" teriak wanita itu lagi.

Jenifer hanya mengangguk sebentar pada Denzell lalu segera berlari kecil ke bagian depan. Terlihat jelas kedua pelayan berusaha menenangkan dan terlihat takut. Sementara Larry si bocah penyemir sepatu mengintip dari balik jendela besar.

"Selamat pagi, Lady, ada yang bisa kubantu?" ucap Jenifer sopan.

"Siapa kamu?" teriak wanita itu lagi.

"Saya adalah Jenifer Storm, penanggung jawab yang mengurusi toko ini," sahut Jenifer lagi.

"Bagaimana bisa kalian mengirimkan buket bunga mawar yang layu untuk putriku?!" bentak wanita yang ternyata adalah Lady Margaret, Viscountess of Windmill.

"Kami selalu berusaha menyediakan bunga-bunga yang indah dan segar dalam setiap kali pemesanan, Lady Margaret." Jenifer kembali menjelaskan.

"Omong kosong!" bentak Lady Margaret. Dia memanggil pelayannya, sebuah vas berisi rangkaian bunga mawar yang sedikit layu dibawa masuk. Anak buah Jenifer segera mengenali rangkaian bunga tersebut.

Mr. Perfect MaskTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang