15. Misi Tidak Masuk Akal Serta Ide Gila!

288 52 35
                                    


Menutup ada apa dengan 29 kemarin. Hehehe.

Maaf telat postnya. Tadi asyik ngetik ceritanya si tuan beruang buas.

Selamat membaca, semoga menikmati maraton hari ini.

----

15. Misi Tidak Masuk Akal Serta Ide Gila!

Lord Gerald mengatakan bahwa segenap keluarga besar memberikan Lord Denzell waktu hingga akhir musim untuk membuktikan dirinya pantas menjadi Marquess Fridoph selanjutnya. Ayolah Lord Denzell, berikan kami juga bukti nyata! – Lembar Berita Rahasia.

Denzell pusing, tiba-tiba saja dia dipanggil ke kediaman orangtuanya di Green Hill. Dia baru saja pulang dari toko bunga saat Tim menyambut, wajah pelayan pribadinya panik. Ternyata kemarin malam pamannya, Lord Lyon dan kedua sepupunya tercinta mendatangi Denzell lalu menyerahkan surat undangan(?) mungkin lebih tepat jika dikatakan sebagai surat panggilan bagi terdakwa. Ya, statusnya sekarang adalah terdakwa.

Dia akan diadili atas kesalahan yang tidak pernah ada. Sama seperti dulu. Saat dia masih berusia lima belas tahun. Dulu sepupu-sepupunya sengaja menjebaknya. Mereka menuduh dirinya mencuri barang milik mereka, sebuah cincin berbatu zamrud hijau. Gerald yang usianya empat tahun lebih besar darinya, mendorong dan memojokkan Denzell. Sementara adiknya berteriak memberitahu semua orang kalau Denzell mencuri cincin milik saudaranya. Cincin warisan dari ayah mereka, Lord Lyon. Sebenarnya cincin besar dan mewah yang diberikan pada Gerald yang baru berusia sembilan belas tahun saja sudah cukup aneh. Denzell tak habis pikir, bagaimana mungkin pamannya yang kikir memberikan harta satu-satunya milik mereka yang berharga pada putranya? Aneh bukan!

Namun yang menjadi perhatian bukan hal tersebut, melainkan hilangnya cincin itu dari kamar Gerald. Di mana kamar tamu yang ditempati Gerald dan adiknya letaknya jauh dari kamar Denzell. Dan yang lebih mengejutkan lagi adalah, Gerald langsung menemukan cincin itu di dalam lemari, di balik tumpukan pakaian Denzell dalam sekali rogoh.

Denzell yang kala itu masih muda dan penuh emosi, mulai memberontak. Dia tidak terima mereka menuduhnya. Bahkan ayahnya sendiri tidak percaya padanya. Denzell akhirnya mengamuk lalu menghajar Gerald dan Gavin hingga babak belur.

Sayangnya karena tindakannya yang dianggap liar dan berbahaya membuatnya harus mendapatkan hukuman. Dia dipaksa untuk meninggalkan kediaman Fridoph hari itu juga untuk mendapatkan pendidikan yang lebih baik dan disiplin ketat di sekolah asrama yang jauh dari kota, jauh dari keluarga dan terutama jauh dari Alecia.

Untungnya Tim berhasil menemukannya, dan mengabarkan keadaan Alecia yang sakit serta rencana Lord Lyon dan keluarganya pindah masuk ke kediaman Fidoph untuk mengurus Alecia. Denzell mengamuk, dia sadar apa tujuan utama dirinya dilempar keluar saat itu juga. Pamannya berencana mengambil alih kekuasaan dari tangan ayahnya, Marquess of Fridoph. Dia kabur dengan bantuan Tim. Saat kembali ke rumah, dilihatnya Alecia begitu sedih, sendirian dan sakit. Sejak saat itu Denzell tahu dia harus melakukan segala cara agar tetap bertahan di rumahnya. Dia harus menjadi sempurna agar tidak ada satu orang pun yang dapat menyerang dan membuatnya keluar dari kediaman Fridoph.

"Apa yang harus kita lakukan My Lord?" tanya Tim.

"Siapkan kereta," ucap Denzell santai. Dia segera bersiap untuk berganti pakaian.

"Tapi, mereka...."

"Aku tahu Tim, dan tenang saja mereka tidak dapat menang melawanku!"

Dan akhirnya di sinilah Denzell, duduk di antara para tetua, paman-paman, bibi, sepupu-sepupu bahkan orang-orang yang tak dikenalnya. Jangan lupakan, Marquess of Fridoph juga berada di sana.

Semua orang berkumpul di rumah peristirahatan milik Marquess of Fridoph. Bahkan Lord Phillips, saudara dari kakek Denzell yang usianya menjelang delapan puluh tahun pun hadir di sana. Ini menunjukkan permasalahan yang akan mereka bahas sungguh sangat penting dan genting.

Mr. Perfect MaskTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang