(5) Honey moon 2

2.5K 294 10
                                    

Setelah menikmati hutan bamboo Arashiyama. Keduanya pergi menuju kereta wisata Sagano. Kereta wisata lokomotif kuno bermesin uap, akan membawa mereka berwisata melewati lembah, pegunungan dan sungai besar serta dapat menikmati keindahan bunga sakura di musim semi.

"Darling, kau melamunkan apa sih?" tanya Sugawara memerhatikan (Name) yang sedari tadi menatap keluar jendela kereta uap tersebut.

"Aku hanya menikmati pemandangan aja, Darling."

"Hmm, padahalkan ada aku di sini." Sugawara mempoutkan bibirnya.

"Gemes banget sih, suamiku ini," ujar (Name) mencium pipi Sugawara.

Membuat pria itu tersenyum menampilkan matanya yang juga ikut tersenyum.

"Bagus banget ya bunganya, kita memang menikah di musim yang tepat, bunga-bunga sedang bermekaran," ucap (Name).

Sugawara tersenyum, "Iya, aku bersyukur sekali sama Tuhan. Karena kau jodohku."

(Name) terkekeh, "Aku juga."

"Anoo Kalian pasangan suami istri baru ya?" tanya seorang wanita paruh baya yang duduk di bangku depan mereka.

(Name) mengangguk sembari tersenyum ramah, "Hai, Oba-chan."

"Wahh, pasti lagi di masa-masa romantisnya," lanjutnya.

(Name) dan Sugawara tersenyum.

"Aku doakan kalian terus bersama hingga tua nanti, karena ke depannya pasti akan ada masalah yang terkadang menggoyah pernikahan kalian," timpal Paman yang berada di sebelah bibi tadi.

"Arigatou, atas nasihat dan doanya, Oji-san."

Sugawara membungkukkan badannya, berterimakasih.

"Apapun masalah yang akan datang nanti, hadapi dengan kepala dingin dan selesaikan berdua."

Bibi dan Paman tersebut memberikan nasihat pada Sugawara dan (Name), keduanya tidak merasa keberatan, bahkan bersyukur diingatkan oleh seseorang yang sudah berpengalaman. Mereka akan mengingat nasihat dari Bibi dan Paman tersebut.

***

"Tuh kan nabrak orang lagi," omel Sugawara yang sudah lelah memberitahu istrinya berulang kali untuk tidak berlarian. Mungkin Sugawara harus membawa tali untuk mengikat tangannya.

(Name) lagi-lagi hanya terkekeh pelan. Sugawara menarik lengan (Name) lembut.

"Kau susah sekali ya untuk dibilangin. Apakah aku harus menghukumu hingga kau mau mendengarkanku?" bisik Sugawara tepat di depan wajah (Name).

"Kuyakin nyalimu tidak cukup besar untuk menghukumku di sini," tukas (Name) seperti menantangnya.

Sugaawara tersenyum, dengan cepat dia membawa (Name) ke tempat yang tidak begitu ramai dan mendorongnya ke dinding. Hal itu membuat (Name) terdiam, dia bisa melihat wajah Sugawara yang tersenyum, namun itu bukanlah senyuman biasa.

"Kau menantangku, Darling?"

Sudah (Name) duga itu senyuman yang mengerikan.

"G-gomen, gomenasai, Koushi-kun. Ampuni aku," mohon (Name), jantungnya berdegup dengan kencang.

"Kau pikir aku tidak bisa melakukannya di sini, hmm?"

"Gomen, Koushi-kun. Nanti di hotel saja ya hukumannya. Sekarang kita kel-"

Perkataan (Name) terpotong tatkala Sugawara menciumnya, setiap detiknya ciuman itu semakin dalam. Pria itu memang suka dengan ciuman yang lembut namun intens. Beberapa kali Sugawara mengubah posisi kepalanya. Tangan (Name) memukul pelan dada Sugawara meminta untuk dilepaskan. Dua menit kemudian, pria itu baru melepaskannya.

"Sisanya kita lanjut di hotel," bisik Sugawara tepat di telinga (Name) yang memerah.

Sepertinya aku membangunkan singa pada lelaki imut ini, batin (Name).

***

See you next part!
#skrind🦊

Become His Wife? | Sugawara Koushi X ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang