(7) Honey moon 4

2.2K 248 4
                                    

"Halo, nona."

(Name) menoleh, "Halo, tuan."

"Kau sendirian aja?"

(Name) celangak-celinguk mencari keberadaan Sugawara, tidak ada. Sepertinya dia meninggalkannya jauh di belakang.

"Tidak, saya bersama suami."

"Ah benarkah? Tapi aku tidak melihat suamimu."

Dalam hati (Name) merasa jijik dan tidak nyaman dengan pria muda didepannya. Belum lagi tingkahnya yang sok keren.

"Dia akan menyusul. Ada urusan apa ya dengan saya?" tukas (Name) dingin.

"Aww kau dingin sekali. Sepertinya bukan orang daerah Kyoto ya?"

(Name) tidak menjawab, dia asik melihat-lihat kerajinan tangan khas Kyoto.

"Bagaimana kalua kita minum teh sebentar di toko itu? Teh matcha mereka benar-benar enak lho."

(Name) menoleh menatap pria tinggi itu. Mengajak minum teh bersama di toko adalah bahasa lain untuk mengajak seseorang bermalam bersama.

Baru saja dia ingin menjawabnya dengan ketus, tiba-tiba tangan Sugawara memeluknya dari belakang.

"Darling, kau lagi ngapain hmm?" ucap Sugawara tepat di telinga (Name).

Pria itu berpura-pura tidak mengetahui pria asing tersebut. Sugawara kemudian mengangkat wajahnya.

"Anoo, kau siapa ya? Ada perlu apa dengan 'istri saya'?" tanya Sugawara dengan senyuman yang menurut (Name) menyeramkan. Tentu saja Sugawara menekankan setiap perkataanya.

Pria asing tersebut berdekhem, "Gomen, sepertinya saya salah orang. Kalau begitu, saya pergi dulu, Tuan."

Setelah pria asing itu pergi, Sugawara menghela napasnya kasar.

"Ya ampun, sepertinya aku harus benar-benar mengikat tanganmu padaku ya?" tanya Sugawara menatap (Name).

"Gomen, Koushi-kun."

(Name) menunduk. Sugawara melepaskan pelukannya, tangannya meraih puncak kepala (Name) dan mengacaknya.

"Kau tidak apa-apa?"

"Iya."

"Pria tadi nanya apa?"

"Dia mengajakku minum teh berdua di toko."

Seketika Sugawara tersulut amarah, "Sial! Kemana pria itu, kuhajar dia!"

(Name) menahan Sugawara yang hendak mengejar pria asing itu.

"Sudahlah, Koushi-kun. Aku tidak apa-apa."

Sugawara menghela napas kasar, "Menjijikkan sekali pria seperti itu!"

"Sudahlah, Darling. Lagipula aku tidak mengiyakan ajakkannya."

Sugawara masih saja mengerutkan dahinya, dengan cepat (Name) mengecup pipinya untuk meredakan amarah pria itu.

"Jangan marah lagi."

Sugawara menghela napas, menenangkan dirinya.

"Kalau kau tenang seperti ini kan, makin terlihat tampan."

Sugawara mendengus geli dan terkekeh. Tangannya menggenggam tangan (Name).

"Sepertinya aku harus menjadi overprotektif mulai sekarang."

Keduanya tertawa dan kembali melanjutkan melihat oleh-oleh khas Kyoto. Karena mereka akan membagikannya ke beberapa teman dekat.

***
See you next chapter!
#skrind🦊

Become His Wife? | Sugawara Koushi X ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang