"Jika kau tidak membunuhnya, maka aku akan menerima lamaranmu!"
"baiklah, jika kau berbohong maka aku akan membunuh kalian berdua!"
...
Mungkin di dalam hati Megan memiliki rasa penyesalan setelah kalimat itu keluar begitu saja dari bibirnya hanya demi menyelamatkan Mary, tapi ia tidak memiliki pilihan lain. Pria itu terlihat sangat bahagia setelah mendengar Megan menerima lamarannya.
Viktor bersiul ria ketika tiba di meja makan pada pagi hari ini, mengambil dua potong roti panggang dengan perasaan gembira ia menyapukan selai ke atas rotinya. Berbeda sekali dengan Megan yang semenjak kejadian malam itu, tidak dapat tidur nyenyak dan debaran jantungnya cukup kencang tidak seperti biasanya.
Hanya tinggal menunggu waktu, Viktor benar-benar akan melakukan tujuannya sedari dulu. Dan Megan lebih baik mati dari pada hal gila itu terjadi.
"Besok aku akan mengadakan konferensi pers guna mengumumkan tanggal pernikahan kita!" Ujarnya dengan semangat seraya menyeruput kopi paginya, Megan sontak terbelalak mendengar hal itu.
Ingin menarik perkataannya pun tidak bisa, nasi sudah menjadi bubur. Dan Megan hanya tinggal menunggu nasibnya yang akan segera menjadi bubur.
"Kau tahu, kau tidak akan bisa menarik kembali ucapanmu bukan Megan?" Tanya Viktor yang sangat mengerti kegelisahan Megan.
"Aku harap kali ini tidak akan ada drama, karena aku tidak bisa berjanji untuk tidak membunuh siapapun termasuk gadis itu." Kata Viktor, seperti biasanya kalimat Viktor selalu berupa ancaman. Dan ancaman tersebut bukan ancaman biasa untuk menggertak atau sekedar menakut-nakuti, Viktor tentu saja akan melakukan apa yang telah ia katakan. Apalagi jika pikirannya sedang terganggu, maka Mary yang akan menanggung semuanya.
Megan berlari menuju taman belakang setelah kendaraan Viktor meninggalkan rumah ini, taman atau kuburan masal. Entahlah, Megan tidak dapat membedakan kedua hal itu. Yang nyatanya taman ini terlihat suram, persis seperti pemakaman.
Brak!
Megan membuka sebuah gudang yang ada di taman tersebut, menyalakan saklar lampu dan membuka penutup kepala yang membutakan pandangan Mary.
"Megan?!" Seru Mary, wajahnya dipenuhi oleh air mata. Megan buru-buru mendekapnya dan mengelus pelan bahu gadis itu.
"Apa kau baik-baik saja?" Tanya Mary, di saat seperti ini bisa-bisanya Mary bertanya keadaan Megan. Mengabaikan keadaannya sendiri yang cukup memprihatinkan.
"Ini, makanlah!" Megan memberikan beberapa potong roti setelah membuka ikatan yang melilit di tubuh gadis itu.
Mary memakannya dengan lahap, sepertinya ia benar-benar kelaparan. Dua hari sudah Viktor menyekapnya disini semenjak kejadian malam itu, meninggalkan Mary sendiri di tempat ini. Kesepian dan kedinginan, Megan sempat takjub melihat Mary yang masih terlihat bugar meski terkurung di tempat yang ia namai kuburan tersebut.
Setelah makan dan minum, Mary meraba tanah. Megan lalu buru-buru menyerahkan sebuah kacamata yang berada tak jauh dari gudang tersebut. "Sepertinya malam itu terjatuh." Ujar Megan.
Mary mengenakan kacamatanya, "terimakasih, Megan!" Ujar Mary.
Lalu, tiba-tiba saja Megan menarik lengan Mary. Tubuh Mary yang masih terasa sakit dan kaku akibat terikat tidak dapat berdiri apalagi berjalan dengan baik.
"Megan, ada apa?" Tanya Mary melihat tingkah laku aneh dari wanita itu.
Wajah Megan sangat pucat, ia khawatir akan segala hal tentu saja. Viktor melarangnya mengunjungi Mary, tapi tentu saja Megan tidak sanggup membiarkan Mary mati kelaparan di dalam gudang yang sunyi ini.
"Mary, kau harus segera pergi dari sini! Aku telah memberimu peringatan." Tukas Megan, seketika Mary terhenyak.
"Lalu bagaimana denganmu? Apa yang telah terjadi pada kalian berdua sehingga Viktor memiliki gangguan kejiwaan seperti itu?" Tanya Mary, Megan bahkan tidak memiliki banyak waktu untuk menjelaskannya. Tapi gadis itu bersikeras.
Hingga pada akhirnya, Megan terduduk di atas tanah di dalam gudang tersebut. Bersebelahan dengan Mary, ia menceritakan segalanya.
"Ini semua salahku!" Kata Megan menghela nafas kasar, kening Mary berkerut berusaha mendengarkan dan mencerna segala perkataan wanita itu.
"Seharusnya aku tidak meninggalkannya terlalu lama, tapi Robert sama sekali tidak memberiku ijin untuk menemui Viktor sedari pria itu bayi." Kata Megan dengan wajah sedih dan takut, ia mengelus pelan bahu lengannya sendiri.
"Ternyata pria itu mengidap kelainan yaitu Oedipus Complex. Ia terlalu mengagumiku, Ibunya sendiri. Sampai perasaan cinta yang harusnya ditujukan kepada Ibu berubah menjadi sebuah obsesi yang mengerikan, dan bodohnya aku baru menyadari semua hal itu ketika aku menginjakan kaki di rumah ini..." jelas Megan, kali pertama wanita itu akhirnya mau membuka suara dan menjelaskan segalanya. Bahwa disini Viktor mengalami gangguan kejiwaan, ia rela membunuh siapa saja yang berusaha mendekati Megan termasuk Albert dan Robert.
Walaupun Mary akui, Albert juga bukan pria yang baik.
"Viktor juga membunuh Robert, Ayahnya." Tambah Megan, wanita itu tertunduk lesu dan menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Mary mengerti, pasti air matapun sudah tidak bisa lagi menggantikan kesedihan dan segala kengerian yang dilalui Megan. Semenjak kedatangan Viktor ke kehidupan wanita itu, semua mulai kacau. Dan ternyata kekacauan itu bersumber dari seorang anak laki-laki yang mengidap gangguang kejiwaan.
"Maafkan aku, Megan. Aku tidak tahu bahwa hidupmu begitu tragis." Kata Mary.
Megan tertawa sumbang, sudah seperti orang gila. "Dan kau tahu apa yang lebih tragis, Mary?" Tanya Megan.
"Apa itu?" Mary mendekat ke arah Megan.
"Dia ternyata bukan anak kandungku."
"Apa?!" Mary terkejut setengah mati.
Megan mengangguk frustasi, "ya, Rose pembantu rumah tangga sekaligus babysitter Viktor telah menukar bayiku dengan Viktor. Entah untuk apa.." Megan hampir menangis menyampaikan hal itu kepada Mary, namun sepertinya tangisan bukanlah jalan keluar untuk saat ini.
"Oh astaga.. aku tidak menyangka akan serumit itu, dan yang lebih parah Viktor mampu membunuh semua orang. Tidak ada yang lebih gila dari semua itu." Mary tak habis pikir, Viktor memang terlihat aneh sedari dulu. Namun ia tidak menyangka bahwa ada seseorang yang benar-benar melakukan segala cara demi keinginannya sendiri.
Dan yang lebih mengerikan, Viktor itu cerdas. Ia pandai mengetahui segala hal.
"Kau akan keluar dari sini, Megan. Kita akan keluar dari sini, aku berjanji!" Ujar Mary, Megan menggeleng. Mary tidak paham jika Viktor memiliki kuasa penuh akan segala hal, mendiang Ayahnya adalah orang yang sangat berpengaruh dan memiliki banyak kekayaan. Sementara mereka berdua hanya wanita pelarian, Viktor akan dengan mudah menemukan dan memporak-porandakan kehidupan mereka.
"Kau tidak mengerti, Mary." Ujar Megan.
Mary menggeleng, Megan paham gadis itu adalah wanita yang kuat. Tidak sepertinya yang mudah diperdaya oleh Viktor, "kita berdua akan meninggalkan Viktor!" Ucap Mary dengan keyakinan penuh, tanpa sadar apa yang baru saja ia ucapkan adalah satu langkah menuju kematian.
***
To be continued
16 June 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
MOMMY
Mystery / ThrillerSudah terbit! Seorang anak laki-laki, yang terpisah dari Ibunya semenjak lahir. Saat mereka bertemu lagi ketika anak tersebut menginjak umur delapan tahun, Putranya tumbuh dewasa hidup bersama sang Ibu, tapi sang ibu melihat keanehan kepada Putrany...