Oedipus 2

4.3K 415 21
                                    

Bulan semakin menunjukan cahayanya ketika malam mulai gelap, suara burung hantu saling bersahutan di dalam hutan yang gelap gulita. Di hadapan jajaran hutan terdapat sebuah mansion yang terlihat dingin dari luar dan begitu sepi, lampu pagar tak cukup menerangi gelapnya halaman mansion yang terpapar luas dan memiliki berbagai macam tanaman hias.

Mansion tersebut terlihat gelap ditambah dengan warna cat yang gelap seperti suasana hati pemiliknya yang selalu suram, tidak ada lampu yang menyala di rumah itu. Namun, ada sebuah cahaya dari dalam kamar tepat di lantai atas. Sebuah cahaya dari lilin yang menjadi saksi bisu ketika Viktor memasukan sebuah benda mungil ke jemari Megan.

Melihatnya seolah melihat seorang putri tidur yang cantik jelita, Megan memang masih sangat cantik dan muda. Namun sayang jika di usianya semuda ini ia harus merelakan hidupnya dimiliki oleh Viktor, mungkin itu adalah hal yang paling romantis jika Viktor bukanlah anak yang telah ia besarkan.

Memiliki seorang pria yang tampan dan juga menyayanginya sepenuh hati, mapan dan juga cerdas. Semua yang dimiliki Viktor adalah nilai plus, digilai banyak wanita karena sifat tertutup dan misteriusnya. Tapi tidak ada yang tahu jika Viktor hanya menyukai satu wanita di dalam hidupnya, dan hal itu berkembang menjadi sebuah penyimpangan serta pembantaian.

Viktor bergegas menyiapkan sesuatu dari dalam lemari, sebuah kamera duduk yang ia letakan tepat di depan ranjang. Viktor mengatur waktu, tak lama kemudian ia mengatur posisi di sebelah Megan seraya merangkul bahu polos wanita itu. Tersenyum lebar karena hari ini adalah hari pertunangan antara dirinya dan Megan, setidaknya itulah yang ia pikirkan meski semua itu tanpa sepengetahuan Megan.

Wanita itu masih terbaring lemah karena efek obat tidur yang Viktor berikan, walaupun masih terlihat cantik ditambah tubuh mungilnya terbalut dengan dress mahal dan kini jemarinya telah terlingkar oleh cincin yang indah. Viktor menyentuh sebelah pipi Megan secara perlahan setelah acara sesi foto yang ia lakukan sendiri selesai.

Mengagumi wajah wanita yang dulu hanya bisa ia lihat dari sebuah kertas foto, kini berada di genggamannya dan tak akan ia lepas lagi. Kedua mata yang memiliki bulu mata lentik itu tertutup, terlihat sangat damai dan Viktor sangat menyukai hal itu.

Hidung mancung seolah memang dipahat sempurna, serta bibir yang tidak terlalu tebal namun sangat menggiurkan bagi Viktor berwarna merah jambu. Viktor menggeram seraya menyentuh pipi dan dagu Megan, kepalanya mendekati wajah Megan lalu menempelkan bibirnya tepat di atas bibir wanita yang sedang tertidur tersebut.

Cup!

Satu kecupan berhasil mendarat di bibir Megan, terasa kenyal dan manis bagi Viktor. Nafasnya memburu tepat di atas wajah Megan, ada sesuatu yang Viktor tahan dan ingin momen seperti itu dapat dilihat dan dirasakan juga oleh Megan. Meski dengan sedikit paksaan karena meluluhkan hati Megan tidak semudah memanipulasi orang-orang, Megan sangat peka terhadap apapun dan tidak mudah diperdaya.
Terkadang Viktor tak tahu harus bangga atau merasa kesulitan akan sifat Megan tersebut.

Tak lama kemudian untuk mengurangi rasa inginnya, Viktor merebahkan diri di sebelah Megan dan memeluk wanita itu. Ia ingin tidur di sebelah Megan sebagai sepasang kekasih, ini kali pertama ia dapat tidur bersama, karena hari-hari kemarin Megan selalu berteriak histeris jika Viktor mendekatinya sejengkal saja.

Namun malam ini, tubuh Megan miliknya. Ia dapat merangkul dan memeluk sesuka hatinya, mengendus aroma manis yang menguar dari rambut wanita itu. Viktor bahkan merasa bangga ketika melihat cincin yang melingkar di jari Megan, seolah meletakan tanda kepemilikannya pada wanita itu.

Dan akhirnya Viktor tertidur di samping Megan seraya memeluk wanita itu, hingga pagi menjelang...

Suara burung berkicau di pagi hari, mengganggu pendengaran Megan yang sedang damai dalam tidurnya. Hingga akhirnya ia terpaksa membuka kedua matanya dan kembali ke kehidupan yang tidak ia inginkan, lagi-lagi ia dibuat terkejut.

Pagi hari ini ia sudah berada di dalam kamar Viktor dan terbaring di atas ranjang pria itu, dan yang lebih membuatnya terkejut adalah ia mengenakan sebuah gaun dan sepatu heels. Megan bertanya-tanya dalam hati dan mulai panik, apa lagi yang dilakukan oleh pria itu kepadanya?

Tak lama kemudian pintu terbuka, menampilkan seorang pria yang telah rapi mengenakan setelan kerja dan membawakan Megan sarapan paginya. Tersenyum ke arah Megan dan menyapanya dengan hangat, Megan tak habis pikir bahwa Viktor sangat mudah merubah suasana hatinya yang awalnya gelap dan suram berubah menjadi periang dan murah senyum.

"Selamat pagi calon istri..." sapa Viktor seraya meletakan nampan berisi makanan dan segelas susu di atas nakas, sontak membuat Megan membulatkan kedua matanya tak percaya.

"Kenapa? Tak percaya? Aku sudah melingkarkan sebuah cincin di jari manismu semalam, kita sudah bertunangan." Ujar Viktor seraya memamerkan cincin yang ia kenakan juga, melihat hal itu Megan buru-buru melihat keadaan jemarinya, dan benar saja pria itu dengan sengaja melakukan hal ini kepadanya.

"Aku bahkan tidak menyetujuinya." Balas Megan dengan suara dan wajah yang ketus.

"Mungkin belum..." balas Viktor.

"Aku harus pergi bekerja sekarang, karena alasan keamanan kau harus ku kunci di dalam kamar ini. Tapi jangan khawatir, aku akan segera pulang jika jam kerja sudah selesai. Aku tidak sabar ingin membuatkanmu makan malam yang lezat." Kata Viktor seraya mengecup dahi Megan lalu berlalu pergi, dan tentunya tak lupa mengunci pintu kamar dari luar.

Sementara Megan yang masih belum bisa mencerna semua hal aneh ini, masih dalam keadaan terduduk di atas ranjang. Suasana hatinya berubah seketika, setelah ia membuka mata dari tidurnya. Ingin sekali ia tidur selamanya tanpa bangun dan bertemu Viktor yang telah mengubah hidupnya, pertunangan? Calon istri? Megan tidak bisa lebih gila lagi dari pada ini, pria itu sama sekali tidak mempunyai batas nalar. Semua yang ia lakukan dianggap benar olehnya.

Menyadari telah terikat oleh Viktor, Megan lalu membuka cincin dan melemparkannya ke sembarang arah dengan perasaan kesal dan marah. Namun bodohnya Megan tak berani melawan Viktor dengan alasan tak tega serta takut, takut jika pria itu akan mengancam dan membunuhnya sama seperti yang lain.

Megan juga membuka sepatu heels lalu meringkuk di atas ranjang, meratapi nasibnya yang sudah mulai kehilangan kewarasan jika berlama-lama tinggal serumah dengan Viktor. Tapi jika ia meninggalkan pria itu sendiri di rumah besar ini, apa yang akan terjadi? Apa Viktor akan menjadi gila, atau malah akan mengejarnya lalu membunuhnya?




***

To be continue

9 Desember 2020

MOMMYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang