Beberapa minggu berlalu,
Keadaan Megan mulai membaik, setelah Albert membawanya rutin ke Psikiater wanita itu kembali riang seperti biasanya. Pergi bekerja dan pulang kerumah dengan perasaan bahagia, apalagi semenjak Albert memutuskan untuk pindah ke rumah Megan demi melindungi wanita itu. Albert mengusulkan untuk mengembalikan Viktor kepada Ayahnya, namun Robert menolak dengan alasan dirinya akan sering berpergian dan dia sulit menemukan seseorang yang tepat mengurus Viktor.
Jadi, di sinilah Viktor berada. Di rumah Megan duduk terpisah dari Megan saat menonton acara televisi, melihat Albert yang duduk merangkul Megan dengan mesranya. Membuat Viktor iri sekaligus kesal dengan hal itu, meskipun kini ia sadari, Megan dan Albert telah resmi menjadi pasangan suami-istri.
Terasa cepat bagi Viktor ketika Megan membuat keputusan seperti itu, mengabaikan Viktor yang harusnya turut andil dalam menentukan keputusan Megan, karena Viktor adalah anaknya. Meskipun Viktor mengetahui bahwa dirinya bukanlah anak kandung Megan dan wanita itu tidak mengetahui hal tersebut.
Albert melirik Viktor sekilas, namun bocah itu dengan cepat mengalihkan wajahnya melihat ke arah televisi dengan acara yang tidak menarik bagi Viktor. Mengunyah berondong jagungnya, Viktor berusaha untuk tidak memperdulikan Megan dan Albert yang sedang dalam masa berbahagia setelah menjadi pasangan suami-istri.
Tapi satu hal yang masih menjadi pertanyaan Viktor, bagaimana mungkin Megan bisa sembuh dari perasaan takutnya hanya dalam satu kali pertemuan dengan Psikiater beberapa minggu yang lalu?
"Vicky?" Ujar Megan, memanggil Viktor ketika menyadari Albert memandang anak itu dengan intens.
"Ya Mom..."
"Sudah waktunya tidur." Ucap Megan, Viktor mengangguk. Meletakan cemilan malamnya ke meja lalu pergi ke kamarnya.
"Sekarang dia jadi anak yang penurut" bisik Megan pada Albert ketika Viktor telah menutup pintu kamarnya.
"Setidaknya dia tidak menakutimu lagi" balas Albert dengan santai sambil menekan remot televisi.
"Ya." Ucap Megan pelan, Megan berharap benar begitu. Meskipun dalam hatinya ia masih merasa aneh terhadap sesuatu, apapun itu Megan berharap hidupnya sekarang benar-benar kembali berubah seperti sedia kala.
Setidaknya setelah kejadian waktu itu, ketika Megan merasa dirinya sudah gila karena ketakutan yang dialaminya. Megan sudah merasa membaik, ditambah dengan Albert yang selalu berada di sisinya. Viktor tidak pernah lagi menakuti Megan atau membuat teror yang dapat merusak mental Megan.
Entah apa yang membuat kejahilan Viktor berhenti, walaupun Megan harus tetap waspada terhadap anak itu.
Viktor masih melakukan kegiatan seperti biasa, bangun pagi dan membuat sarapannya sendiri. Pergi sekolah tanpa diantar oleh Megan, meskipun Megan merasa kasihan kepada anak itu yang selalu sendiri dalam melakukan aktivitasnya. Megan merasa telah menjadi seorang Ibu yang jahat.
Namun Albert bilang, semua itu demi kebaikannya. Dan kebaikan Viktor juga, Albert menyarankan agar tidak terlalu dekat dengan Viktor. Karena hal itulah yang membuat Viktor gemar meneror Megan, karena anak itu berpikir, Megan adalah Ibu yang mudah untuk didekati dan dikelabui. Itu semua perkataan Albert kepada Megan.
"Albert?"
"Hm...?"
"Apa kau ingin memiliki seorang anak?"
Deg-
Seketika Albert terdiam, anak perempuannya yang seumuran Viktor sudah ia titipkan kepada mantan istrinya. Dan sekarang Megan malah menyinggung soal anak.
Albert menghembuskan nafas kasar, berusaha menetralkan raut wajah dan jantungnya yang mulai tidak stabil.
"Mungkin nanti, tidak sekarang." Jawab Albert.
"Apa kau takut jika kelak kita memiliki anak seperti Viktor?" Tanya Megan lagi.
Albert menggeleng, "aku tidak berkata seperti itu, tapi sekarang, kau harus lebih fokus dengan kesehatanmu terlebih dahulu. Masalah anak, bisa kita pikirkan lagi nanti..." kata Albert, memberi pengertian kepada Megan sambil mengecup buku-buku jari wanita itu.
Megan mengangguk menuruti perkataan pria yang telah resmi menjadi suaminya itu, Albert adalah sosok yang begitu hangat. Tidak salah ia menjadi bahan perbincangan para orang tua terutama wanita di sekolah. Selain tampan, Albert juga sangat ramah dan pengertian. Megan sangat beruntung memiliki pasangan seperti Albert, pikirnya begitu.
"Ahh...."
Megan mendesah, entah apa yang dilakukan Albert di bawah sana pada tubuhnya. Yang Megan rasakan, ia begitu menikmati hal tersebut hingga Megan melengkingkan tubuhnya dan menjerit nikmat.
Semenjak pernikahannya dengan Albert, pria itu sangat suka bereksplorasi dalam bercinta. Menggunakan variasi dan Albert beralasan agar kehidupan rumah tangga mereka lebih berwarna dan jauh dari kata bosan.
Meskipun Megan merasa aneh dengan gaya bercinta Albert, pria itu suka mengikat kedua tangan Megan ke kepala ranjang dan menutup kedua mata Megan. Sehingga Megan tidak menyadari apa yang dilakukan Albert hingga membuat tubuhnya benar-benar merasakan nikmat yang luar biasa.
"Memohonlah Megan!" titah Albert dengan suara serak, dan entah mengapa Megan merasa perkataan Albert barusan menaikan gairahnya. Secara tidak langsung, Albert memberi perintah kepada Megan, namun didasari kepuasan dan Megan dengan senang hati menuruti segala hal dari pria itu.
"Kumohon Albert...." desah Megan, dengan suara kecil dan penuh gairah seraya menggigit bibirnya sendiri menunggu kenikmatan yang selalu Albert berikan.
Pada akhirnya Megan mendesah dengan keras, meskipun ia tidak dapat menyentuh apapun terutama tubuh besar Albert. Tapi Megan benar-benar merasakan nikmat ketika bercinta dengan Albert, meskipun cara bercinta pria itu terbilang tidak lazim. Tapi Megan tetap menyukainya...
Tubuh Megan telah basah oleh peluh, kedua tangannya mengepal erat menahan Albert yang sangat brutal mengagahinya.
Remasan jemari Albert di sekujur tubuh Megan mulai menguat, Megan mengernyit sakit ketika Albert mulai melakukan kekerasan seperti menampar wajahnya. Ada beberapa hal yang memang Megan sukai dari cara bercinta Albert, namun sebagian lagi tidak. Karena Megan adalah wanita yang lembut dan tidak terbiasa akan kekerasan.
Terkadang, Albert tidak dapat mengontrol dirinya saat bercinta. Terutama dengan Megan, kecantikan dan kemolekan tubuh wanita itu tidak dapat Albert pungkiri keindahannya.
Dan terkadang, Megan harus menahan rasa sakit di sekitar selangkangan dan di seluruh tubuhnya hanya karena Albert menyukai kekerasan dalam bercinta. Kekerasan yang sangat berlebihan...
Sementara, di dalam sebuah kamar. Ada seorang anak kecil membuat sebuah oretan di sebuah lembaran kertas. Menggambarkan seluruh imajinasi yang ia serap dari film yang selama ini ia lihat.
Saat rasa benci menjadi satu dengan imajinasi, maka terciptalah sebuah karya seni yang berujung mengerikan.
Viktor menggambar seorang manusia dengan postur tubuh yang menyerupai pria, namun tanpa wajah. Telentang dengan kedua tangan dan kaki terikat, kedua mata tertutup.
Di sampingnya, tikus-tikus pengerat mulai menyerbu pria terikat itu. Tikus liar yang memakan daging, daging manusia. Dan pria itu akhirnya menjadi santapan tikus-tikus liar itu, hingga dagingnya habis.
Setidaknya, itulah yang ada di dalam imajinasi Viktor.
***
To be continue
9 Maret 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
MOMMY
Mystery / ThrillerSudah terbit! Seorang anak laki-laki, yang terpisah dari Ibunya semenjak lahir. Saat mereka bertemu lagi ketika anak tersebut menginjak umur delapan tahun, Putranya tumbuh dewasa hidup bersama sang Ibu, tapi sang ibu melihat keanehan kepada Putrany...