19. Akademi Sihir

25.5K 4.2K 39
                                    

Kupu-kupu dengan warna yang beragam kini memenuhi semua penglihatan Alexia.

Jika sudah melihat mereka itu artinya akademi yang ia tuju sudah didepan matanya.

Itulah yang ia ketahui dari sang ayah. Beberapa saat kemudian tampaklah bangunan besar yang tertutup awan putih yang sangat indah.

"Menakjubkan!" Pekik Alexia senang.

Ia tersenyum lebar, tapi hanya beberapa saat. Setelahnya ia kembali mengingat jika jalan cerita novel yang ia baca akan bermulai sekarang.

Astaga entah kenapa jantungnya berdegup menjadi sangat cepat. Pintu kereta kudanya pun dibuka oleh salah satu pengawal dari kediamannya.

Dengan langkah gugup ia pun turun dari kereta kudanya. Lalu menatap gerbang tinggi yang berada didepannya.

"Selamat datang, Nona Caroline."

Alexia mendongak lalu tersenyum karena disambut oleh penjaga yang menjaga gerbang ini.

Pria paruh baya itu mengeluarkan sebuah gelembung dari tangannya. Ah Alexia tau gelembung tersebut, itu adalah gelembung untuk mencari tau elemen apa yang dimiliki para murid baru disini.

Pria paruh baya itu tersenyum lembut. "Silahkan letakkan telapak tanganmu diatas gelembung, Nona."

Alexia mengangguk patuh, ia pun langsung menaruh telapak tangannya diatas sanah. Tak berselang lama keluarlah sebutir salju didalam gelembung tersebut.

Mata heterochromianya terbelelak, benar benar menakjubkan!

Pria paruh baya itu tersenyum. "Elemen Es."

Alexia pun tersadar lalu tersenyum kikuk, ia terlalu kaget melihat langsung cara kerja gelembung tersebut.

"Mari saya bantu membawakan barang barang anda, Nona." Ucap pria tersebut.

Baru saja Alexia ingin menolak, tapi pria paruh baya itu sudah terlanjur menggunakan sihirnya untuk membawakan barang barangnya.

Lagi lagi Alexia terkejut. Ini semua seharusnya bukan hal wajar lagi untuk dilihat olehnya. Tapi entah kenapa setiap melihat sihir tetap saja ia akan terkejut.

---

Mereka berdua pun sampai didepan gedung besar yang berwarna cerah. Disana tertera jika ini asrama putri.

Pria paruh baya yang tadi mengantar Alexia sudah berganti dengan perempuan yang menjadi ketua asrama putri.

"Terimakasih." Ucap Alexia ketika perempuan itu sudah mengantarnya ke depan kamarnya.

Perempuan itu tersenyum senang. "Bukan masalah! Jika butuh bantuan yang lainnya aku ada di pintu utama!"

Alexia hanya mengangguk paham, lalu perempuan tersebut langsung meninggalkan Alexia.

Ia pun masuk kedalam kamarnya. Tak begitu besar tapi ini cukup untuk satu orang.

Ada kamar mandi, kamat tidur, meja belajar dan lemari besar untuk menyimpan pakaiannya.

Sesuai dugaan, Akademi ini akan menyiapkan makanan untuk mereka sesuai jadwal. Jadi jika ingin makan mereka harus ke kafetaria yang berada diantara asrama putri dan gedung belajar.

"Hahh melelahkan." Keluh Alexia setelah selesai merapihkan semuanya.

Baru saja ia ingin merebahkan tubuhnya, ia langsung teringat sesuatu.

"Clarissa Yarazen, gadis itu akan masuk akademi secara bersamaan denganku. Duh kok jadi deg-deg an ya. Apa ini semua akibat cerita novel itu akan dimulai dari sekarang?" Monolognya.

Antagonist Princess [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang