Talitha[Twenty Four]

301 66 51
                                    

^HAPPY READING^^

RASYAH sedikit frustasi untuk mencari keberadaan adik satu-satunya itu beberapa kali Rasyah menelfon nomor Talitha tapi sepertinya handphone Talitha mati.

"Argh bangsat!" Rasyah memukul pohon menggunakan tangannya sehingga tangannya menjadi memar tapi Rasyah tidak merasakan sakit yang sekarang Rasyah rasakan sakit di dadanya.

Mengacak rambut nya terus menerus sehingga menjadi berantakan Rasyah seperti orang linglung entah kakinya berjalan ke arah mana untuk mencari Talitha. Melihat arloji di jam tangannya membuat Rasyah mengerang keras jam masuk sekolah sudah sebentar lagi dan Rasyah belum rapi-rapi. Lebih baik Rasyah kembali ke rumah untuk bersih-bersih untuk pergi ke sekolah setelah pelajaran telah selesai Rasyah akan mencari Talitha kembali.

***

Di lain tempat Talitha sudah terbangun dari tidurnya Talitha melihat ke sekeliling ternyata ruangan apartemen ini sepi tidak ada tanda-tanda Alvin di sini.

Talitha beranjak bangun dari kasurnya dan berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan badan baru saja mau masuk kamar mandi Talitha di buat kaget di dalam kamar mandi ada Alvin yang hanya menggunakan handuk untuk menutupi bagian tubuh bawahnya. Talitha berteriak membuat Alvin menengok kebelakang dan ikut kaget juga.

Talitha menutup kedua matanya dengan tangannyabberusaha agar tidak melihat tubuh bagus Alvin yang sangat mempesona. Apalagi bagian perutnya semua nya berbentuk kotak-kotak.

"Gu-e gak tahu kalau lo lagi di dalam sorry." kata Talitha sangat gugup. Talitha perlahan mundur tetapi Alvin malah melangkah maju untuk mendekatinya.

"L–o mau ngapain Al?" tanya Talitha sembari berjalan mundur.

Alvin mengambil handuk yang tadinya di gantung di dalam kamar mandi lalu di lemparkan ke arah Talitha.

"Buat lo jangan berfikir gue mau ngapa-ngapain lo!" tegas Alvin dan berjalan keluar begitu saja melewati Talitha.

Talitha memukul kepalanya pelan kenapa Talitha berfikir Alvin akan melakukan hal yang macam-macam kepada dirinya sialan, langsung saja Talitha menutup pintu kamar mandi itu, lepas itu membersihkan dirinya untuk pergi ke sekolah.

Setelah selesai membersihkan diri, tubuh Talitha kini menjadi segar Talitha buru-buru memakai handuk yang tadi Alvin kasih dan berjalan keluar untuk memakai seragam sekolah. Sebentar seragam sekolah? Bahkan seragam Talitha berada di rumahnya.

Talitha panik gimana ini Talitha tidak membawa baju salinan masa sih harus pakai handuk terus menerus.

Talitha berjalan ke arah ruang tamu dan ternyata ada seragam sekolah yang mirip persis dengan sekolahnya. Talitha mengambil surat yang ada di atas seragam itu lalu membacanya.

"Pakai aja seragam ini mungkin terlalu besar untuk tubuh lo. Naik taksi aja uang buat lo ada di laci. Gue udah pergi duluan maaf gak nungguin lo dulu." -Alvin.

Merasa seragam ini untuknya Talitha senyum-senyum sendiri ketika membaca surat dari Alvin.

"Jadi mau ngehalalin Alvin deh!" Teriak Talitha senang dan Talitha pun loncat sana sinis sembari menciumi surat itu.

***

Sampainya di sekolah Talitha tidak lupa untuk membayar taksi itu dan Talitha langsung keluar dan menuju ke gerbang sekolah. Cuaca ini cukup di bilang sangat panas dengan seragam yang besar membuat beberapa sorotan para murid SMA menatap Talitha aneh.

Tapi Talitha tidak memperdulikan penampilannya. Talitha bergegas menuju kelasnya tak sengaja Talitha melihat Alvin dengan teman-temannya berjalan berlawanan dengannya.

"Duh neng Talitha makin hari makin cantik aja nih!" seru Hendra yang mendapatkan beberapa toyoran dari temannya. Talitha hanya senyum kilas untuk menanggapinya.

"Jodoh orang kenapa cantik banget sih!" sahut Nino yang mendapatkan tatapan sinis dari Alvin. Nino tertawa kecil sepertinya Alvin sedang menahan cemburu.

"Awas pawang nya marah nanti lo bisa-bisa di amuk sama dia." Dery menyenggol lengan Nino dan Hendra bersamaan.

Mereka bertiga tertawa tidak terkecuali Alvin dan Talitha.

"Kita duluan ke kelas ya Vin kayaknya ada beberapa tugas yang belum kita kerjain!" Nino menepuk bahu Alvin dan meninggalkan mereka berdua di koridor yang cukup di bilang sepi.

"Al makasih buat semuanya," ujar Talitha menatap Alvin serius.

"Sesama manusia gak mungkin ada yang kesusahan enggak gue tolong." jawaban Alvin berhasil membuat Talitha membeku di tempatnya.

"Kapan gue jadi seseorang yang spesial di dalam hidup lo Al? Bahkan gue anggap lo itu lebih spesial dari siapapun." gumam Talitha.

"Lo bukan martabak spesial Tal lo mau di sama-sama in kayak makanan?" tanya Alvin.

"Yah enggak sih! Mak–sud gu–e" ucapan Talitha terjeda karena Alvin membungkam mulutnya.

"Sutt, masuk ke kelas sana dikit lagi guru yang ngajar lo bakalan datang gue gak mau lihat lo di hukum apalagi sampai di jemur di tengah lapangan."

"Lo perduli sama gue?"

"Kalau gak sayang gue gak mungkin perduli sama lo."

"Tapi kapan lo mau jadiin gue pacar lo?" tegas Talitha karena Talitha tidak mau di beri harapan palsu sama Alvin, Talitha butuh kepastian.

Alvin diam dan langsung pergi meninggalkan Talitha sendiri. Talitha membuang nafas panjang.

"Kalaupun gue jadi pacar Alvin pasti Alvin malu banget punya pacar yang notabene-nya adalah anak haram".

Kring

Bel pulang sudah berbunyi semuanya pun bergegas rapi untuk pulang kerumahnya masing-masing.

Pintu kelas terbuka lebar semua yang ada di kelas langsung berjalan keluar. Talitha yang mau melangkahkan kakinya keluar dari kelasnya tapi di cegah oleh Misel.

"Tha lo pagi-pagi kemana? Kenapa ninggalin gue gitu aja?" tanya Misel langsung ke intinya.

"Lo semalam gak dengar apa-apa kan Sel?" tanya Talitha balik Misel menggeleng cepat setidaknya Talitha bernafas lega Misel belum tahu kejadian semalam.

"Lo belum jawab pertanyaan gue, Talitha?!" kesal Misel di lihat-lihat sih Misel sepertinya khawatir dengan Talitha.

Talitha terkekeh geli. "Gue lari pagi pas balik lagi ke rumah malah lo udah pergi huh!" bohong Talitha.

"Maaf Misel gue udah bohong sama lo." batin Talitha.

"Habisnya lo lama sih Bdw thanks ya, udah ijinin gue nginap di rumah lo!" Misel merangkul pundak Talitha sambil berjalan keluar kelas.

"Sama-sama sahabat!" jawaban dari Talitha membuat mereka tertawa.

Sedangkan di balik tembok ada seseorang yang tersenyum smirk dengan tangan yang di tompang ke dagu.

"Belum aja gue bakalan bikin hidup lo hancur Talitha! Bahkan orang tua lo udah pernah bikin mamah gue hampir gila!"

Bersambung...

Gimana penasaran gak nih sama kelanjutannya?

Selalu di tunggu part berikutnya, oke!!

Spam next yukk!!

Salam hangat

—Anggun

Talitha [SUDAH TERBIT✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang