Talitha [Twenty Eight]

196 51 106
                                    

Vote dulu baru baca!

Di follow ya, akun gue. Biar bacanya jadi afdhol.

^Happy reading^^

DENGAN gaya cool-nya Hendra berjalan di koridor rumah sakit dengan para teman-teman absurd yang mengkorinya di belakang. Hendra menengok ke belakang melihat Nino dan Dery yang sangat berjalan sangat lambat Hendra tiba-tiba berhenti berjalan dan mereka berdua pun ikut berhenti juga.

"Kok berhenti si jing!" cibir Nino kepada Hendra.

"Lo berdua jalannya lambat banget sih udah kayak siput aja!" cibir Hendra sambil menatap Nino dan Dery sinis.

"Gue lemes bang belum makan malam nih." sergah Dery memegang perutnya lapar.

"Yailah beli makanan sana di kantin!" suruh Hendra, Dery memutar bola matanya malas apa Hendra tidak peka kalau Dery sedang tidak memiliki uang.

"Takde cuan kah cuan?" tangan Dery yang meminta-minta sama Hendra.

"No?" Hendra melirik Nino sedangkan Nino mendengus kesal Nino sepertinya tahu kalau Hendra mau meminta uang kepadanya.

"Muka doang ganteng dompet mah tipis!" sindir Nino, Hendra malah terbahak. Dery kayaknya kesindir keras nih sama perkataan Nino.

"Gak usah ketawa lo Hen gak ngaca? lo juga termasuk dari itu 'kan?" sengit Nino.

"Iya juga," jawab Hendra terkekeh geli.

"Yaudah Der, mending lo itu aja eh apasi. Kalau di dalam Islam gak boleh makan dan minum?" sambung Hendra karena Hendra tidak tahu betul tentang ajaran agama Islam.

"PUASA HEN PUASA!" cetus Nino sewot.

"GUE KAN KRISTEN BODOH MANA TAHU ITU!" bentak Hendra tak mau kalah.

"Astaghfirullah gue cuma minta cuan, lo berdua pada malah ribut." Dery malah jadi pusing setiap ada Nino dan Hendra pasti bakalan ada keributan.

"Udah Der mendingan lo puasa. Nino pelit tuh gak mau bagi lo cuan!" seru Hendra.

"Mana ada sejarahnya puasa malam-malam." Nino menyahut seruan dari Hendra.

"Ada aja sih kucing gue aja kuat gak makan dan minum seharian. Masa lo yang jadi manusia gitu aja udah lemes huh payah!" Hendra kembali berjalan lagi menuju ruang inap Alvin.

"Seharusnya lo bisa contoh si Munaroh Der dia aja bisa cari makanan sendiri
terus makanannya malah di bagi buat anaknya. Sedangkan dia enggak makan sama sekali dari hasil makanan yang dia cari. Kalian paham gak sih apa yang gue mak–" Hendra membalikkan tubuhnya ke belakang dan tidak melihat Dery dan Nino di sana sialan Hendra malah di tinggal sendirian di sini. Melihat di depan jalanan koridor rumah sakit ini sangat sepi Hendra jadi takut mata Hendra tak henti-hentinya melihat ke kanan dan kiri sama saja tidak ada orang yang berlalu lalang untuk lewat ke arah sini.

Tetapi Hendra tetap melanjutkan langkahnya menuju ruangan Alvin karena Hendra tidak tega melihat Alvin sendirian di sana. Setelah sudah sampai di depan pintu ruangan Alvin, Hendra langsung masuk ke dalam ketika ingin menutup pintu itu kembali Hendra malah di kagetkan oleh kain putih yang kini sedang berada di depannya sambil menatapnya dengan tajam ruangan ini sangat gelap Hendra tidak bisa melihat apapun kecuali kain putih itu.

Tubuh Hendra bergetar hebat sepertinya Hendra salah masuk kamar Hendra takut yang sekarang Hendra masukin adalah kamar mayat.

Ketika Hendra ingin keluar dari ruangan ini tiba-tiba lampu menyala. Hendra di buat tercengang ternyata itu bukan setan atau jin itu ulah temannya sendiri Alvin yang sedang memakai selimut tebal dari rumah sakit untuk menyelimuti tubuhnya.

Talitha [SUDAH TERBIT✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang