Talitha[Twenty Two]

361 80 66
                                    

SEBUAH mobil berhenti tepat di depan rumah yang pekarangan sangat begitu luas pintu mobil itu terbuka lebar ternyata Talitha baru saja sampai di rumahnya dengan Misel. Misel melambaikan tangannya ke arah mamahnya yang sedang menyetir mobil di sana Misel pun sudah ijin kalau Misel akan menginap di rumah Talitha.

"Hati-hati ya Mah!" pesan Misel, mamah Misel mengangkat kedua jempol tangannya lalu tersenyum kepada Misel dan mobil itu kembali berjalan meninggalkan perkarangan rumah Talitha.

"Ayo masuk!" ajak Talitha lalu mengandeng tangan Misel untuk masuk ke dalam barengan pintu rumah Talitha kini terbuka lebar tanpa Talitha mengetuknya terlebih dahulu. Talitha memutar bola matanya malas ketika melihat siapa yang membukakannya pintu itu.

"Minggir lo halangin jalan gue aja." hardik Talitha yang berusaha menyingkirkan Rasyah di sampingnya.

"Dari mana aja kok jam segini baru pulang?" tanya Rasyah dengan kedua tangan yang melipat di dada.

"Kepo banget." ketus Talitha.

Baru saja Talitha ingin masuk ke dalam tetapi Rasyah mencegahnya.

"Apaan sih bang gue mau masuk!"

"Salam dulu orang mah, habis itu salaman sama gue." tegur Rasyah. Talitha mendengus kesal rasanya Talitha ingin sekali menjambak rambut Rasyah itu tapi Talitha menahannya karena di sini sedang ada Misel.

"Assalamu'alaikum, udah kan? Minggir bang!" Talitha mendorong paksa tubuh kekar Rasyah dan Talitha sudah berhasil masuk ke dalam rumahnya dengan tangan yang masih mengandeng Misel.

"Lo belum salaman sama gue Litha." teriak Rasyah begitu nyaring di ruangan ini.

"Besok aja!" sahut Talitha tak kalah nyaring.

"Gak bisa gitu lah durhaka ya lo sama abangnya sendiri."

"Biarin aja gue gak bakalan mau lagi berangkat sekolah bareng sama lo!" ucap Rasyah lantang lepas itu pintu kamar Talitha terbuka Talitha keluar dari kamarnya dengan wajah cemberutnya.

Talitha mengambil sebelah tangan kanan Rasyah lalu Talitha mengecupnya lembut. "Mainannya ancaman najis!"

Rasyah menahan tawanya ketika melihat ekspresi wajah Talitha yang sedang kesal tangan Rasyah kini beralih ke puncak kepala Talitha dan mengelus-elusnya.

"Nah gitu dong kali-kali jadi adik yang Sholehah kepada abangnya."

"Seterah lo." Baru saja Talitha ingin pergi ke kamarnya tangan Talitha langsung di tarik paksa oleh Rasyah.

Cup

Cup

Rasyah mengecup pipi dan kening Talitha secara bergantian padahal mereka ini bersaudara tapi kenapa layaknya mereka ini sepasang kekasih.

"Sana balik ke kamae jangan lupa mandi habis itu ganti baju turun ke bawah—"

"Kita makan malam bersama." lanjut Talitha yang sangat sudah hapal dengan perintah Rasyah.

Rasyah terkekeh kecil sepertinya Talitha sangat menghapal itu.

"Yang lagi di kamar gue dia Misel teman sekelas gue. Bdw dia mau nginap malam ini di sini gak papa kan bang?" tanya Talitha ragu takut Rasyah tidak memberi ijin untuk Misel.

"Bolehjangan lupa tanya ke bunda juga dek karena ini kan rumah milik bunda sama ayah. Jadi harus dapat ijin juga dari mereka," pinta Rasyah yang menoel Hidung mancung milik Talitha.

"Lo gak tertarik kan bang sama teman gue itu?"

"Gak ada yang bisa gantiin posisi Ratu di hati gue dek."

Talitha [SUDAH TERBIT✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang