Talitha[Six]

760 290 305
                                    

DI lain tempat Alvin baru saja turun dari motornya Alvin menaruh helm dan langsung masuk ke dalam. Baru saja Alvin membuka pintu Alvin melihat kedua orang tuanya yang sedang bertengkar untuk kesekian kalinya Alvin tersenyum pahit melihatnya lagi dan lagi Alvin selalu melihat mereka bertengkar setiap Alvin pulang ke rumah.

Kata orang rumah adalah tempat paling ternyaman tetapi tidak untuk Alvin.

Alvin langsung saja masuk ke dalam dengan raut wajah yang dingin tidak ada senyum yang terukir di wajah tampannya. Baru saja Alvin ingin naik ke tangga tetapi ada suara bariton yang membuat Alvin menghentikan langkah kakinya.

"Alvin kamu mau ikut Mamah atau Ayah?" itu suara Mamahnya Alvin yang bernama Marshanda sering disebut Marsha.

Alvin diam dan tidak menjawab pertanyaan yang membuat dirinya menjadi sesak tiba tiba.

"Biarkan Alvin disini sama saya. Mending kamu pergi saja dari rumah ini!" hardik Dion selaku Ayahnya Alvin. Alvin tak mau ambil pusing soal pertengkaran mereka ini sudah sangat biasa bagi Alvin. Alvin melanjutkan langkah kakinya menuju kamarnya yang berada di atas.

Alvin membuka kenop pintu kamarnya dan langsung melempar asal tas yang di tangannya tadi.

Sebenarnya Alvin benci dengan kedua orang tuanya mengapa mereka bertengkar selalu di hadapan Alvin membuat Alvin jengah melihatnya. Hampir setiap hari mereka selalu bertengkar dan Alvin dibuat binggung harus memilih mamahnya atau ayahnya. Memang sejak kecil Alvin selalu di urus dengan ayahnya sedangkan mamahnya jarang sekali mengurus Alvin entah kesibukan apa yang membuat Marsha-Mamahnya Alvin jauh dari Alvin dan Alvin sangat merindukan kasih sayang dari seorang mamah.

"Gue iri dimana keluarga orang lain lebih humoris dibandingkan keluarga gue!" lirih Alvin lalu Alvin mengambil botol kaca yang berada di kamarnya dan di lempar botol itu ke tembok membuat botol itu pecah dan kacanya berserakan dimana mana.

Lepas itu Alvin membuka lemari dan Alvin mengambil beberapa baju salinan dan dimasukinya ke dalam tas. Alvin mengganti baju terlebih dahulu sebelum Alvin pergi dari rumah ini. Lebih tepatnya Alvin ingin mencari ketenangan untuk beberapa hari dari pada Alvin di rumah terus hanya membuat dirinya muak harus melihat pertengkaran mereka setiap hari bahkan setiap jam.

Alvin sudah rapi Alvin tak lupa mengambil beberapa uang yang Alvin punya dan kartu ATM yang ada di dompetnya memang kartu ATM itu pemberian dari ayahnya.

Barulah ketika Alvin sudah rapi Alvin turun kebawah dan ingin rasanya buru buru pergi dari rumah ini. Alvin melihat di bawah sudah sepi tidak ada mamah dan ayahnya disana. Alvin menghela nafas panjang. Kenapa hidupnya sejahat ini?

"Alvin kamu mau kemana?" suara berat yang berasal dari belakang Alvin.

"Pergi," jawab Alvin dingin.

"Maafin Ayah, ayah bertengkar lagi sama Mamah kamu." lirih Dion yang sangat menusuk di hati Alvin.

Alvin membalikkan badannya lalu tersenyum kilas ke arah Dion.

"Ayah gak usah minta maaf sama aku Ayah jaga kesehatan ya aku pergi. Mungkin cuma sebentar bilangin ke Mamah jangan suka keluar malem terus. Jangan terlalu asik sama pacaranya hehe aku sayang kalian." Lepas itu Alvin berjalan kembali dengan dada yang sesak tak sengaja air matanya pun turun Alvin buru buru menghapusnya. Seburuk apapun mereka, mereka tetaplah orang tua Alvin jujur Alvin benci tapi Alvin juga sayang sama mereka.

Motor itu pun menyala langsung saja Alvin menancap gas dan dia pergi ke tempat yang mungkin membuatnya tenang.

Sedangkan Dion yang di dalam sana menangis, melihat anak kesayangan yang pergi begitu saja.

Talitha [SUDAH TERBIT✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang