"Saya akan menikahinya."
What? Ica, memandang aneh pada laki-laki yang sejak tadi diam ketika orang tua berbicara. Penghulu, saksi dan kerabat sudah berkumpul. Mereka menunggu laki-laki yang akan menjabat tangan penghulu agar ada kata sah untuk sebuah hubungan.
"Ben tidak akan datang," kata pria dewasa berpenampilan maskulin.
Ica menggeleng."WA-nya masih aktif."
"Benar. Tapi dia sedang berbicara dengan orang lain," sahut lelaki itu tenang.
Di luar, beberapa kerabat kedua keluarga saling bertanya.
"Hampir dua jam, Ca!" Amir menegur keponakannya. "Di mana Ben? Yang hadir di sini orang tua bukan anggota geng."
Mata Ica memerah.
"Kamu kakaknya, kan?"
Lelaki yang akan mengambil tanggung jawab demi menutup malu kedua keluarga mengangguk.
"Kita mulai."
Laki-laki yang hanya dikenal sepintas oleh Ica mengeluarkan KTP nya menyerahkan pada penghulu.
Ica menangis saat mendengar akad yang sedang di mulai.
"Saya terima nikahnya Rahmatunnisa binti Heriadi dengan mas kawin sebuah mukena dan uang tunai sepuluh juta rupiah dibayar tunai."
Ica terisak. Ke mana Ben? Kenapa laki-laki itu tega memperlakukannya seperti ini? Di mana Ben? Ica ingin membunuh laki-laki itu.
Tante Moli menuntun Ica untuk mencium tangan laki-laki yang telah mengakadnya.
"Dia suamimu sekarang, Ca."
Ica menggeleng. Bukan laki-laki ini yang di tunggu dan diinginkan olehnya, tapi Ben. Di mana kamu Beni Saputra?
Kasak-kusuk kerabat didengar oleh keluarga inti. Ada yang menyalahkan Ben, tak sedikit yang nyinyir pada Ica. Yang lebih miris sindiran untuk orang tua kedua belah pihak yang masih menjodohkan anak di zaman sekarang, kan begini jadinya. Yang sebenarnya, mereka tidak tahu.
Ini akad ketiga kali yang dibatalkan Ben. Dua akad kemarin, Ben mengalami kecelakaan dan tidak bisa pulang tepat waktu.
Ica menutup mata pada kebenaran lainnya. Karena dia sangat mencintai Ben.
"Kamu beli mukena baru." adalah Arsyad yang telah menikahi Ica beberapa menit lalu. Menyerahkan beberapa lembar uang pada sekretarisnya, karena mengunakan mukena sebagai mahar untuk pernikahannya.
Jill tersenyum. "Kamu benar-benar membayarnya Ar?"
Arsyad tidak menjawab. Laki-laki itu hanya ingin Jill menerimanya.
Usai Akad, Arsyad diharuskan duduk di pelaminan. Arsyad hanya duduk, bukan memberi arahan pada para tamu. Di sampingnya, Ica wanita yang telah sah menjadi istri sibuk dengan tisu menhapus air mata yang tak akan kering satu bulan ke depan.
Ica mempersiapkan semuanya untuk hari ini. Gadis itu rela begadang demi sempurna hari H-nya.
Tiga jam serasa tiga hari berasa di pelaminan bersama orang yang tidak diinginkan. Kenapa sial sekali nasib anak yatim piatu ini, Tuhan?
Syukurnya, paman Ica, Amir yang mendanai acara resepsi tersebut tidak memaksa ketika Ica mengatakan tidak ingin duduk lagi di pelaminan. Ica ingin istirahat.
Karena seseorang yang tidak dikenal, Arsyad mengikuti langkah Ica. Pamali katanya membiarkan pengantin wanita masuk seorang diri ke kamar. Arsyad manut.
Sebuah kamar yang indah dengan hiasan bunga dan kain keemasan.
"Di mana kamu Ben?" Ica kembali larut dalam tangisnya. Ica kecewa, sakit hati. "Angkat teleponku, Ben!"
Ica tidak peduli pada keberadaan Arsyad. Ica butuh Ben.
"Kamu akan menangis seharian ini?" Arsyad melihat arlojinya.
"Pergi saja. Siapa suruh masuk?"
"Saya memang harus pergi." jam tiga laki-laki itu janji bertemu dengan klien. Kedatangannya ke Malang bukan hanya karena pernikahan sang adik, tetapi juga alasan pekerjaan. Dan hal itu sudah disampaikan Arsyad sebelum pulang kepada orang tuanya juga Ben.
"Pergilah!"
"Maaf." seseorang masuk tanpa mengetuk pintu kamar.
Arsyad tidak bertanya keperluan wanita yang menyuruhnya masuk ke kamar Ica.
"Orang tua suamimu mau bicara."
Artinya orang tua Arsyad kan?
Mengusap matanya, Ica ingin menyuruh mereka semua keluar tapi yang dikatakan wanita itu adalah, "Biarkan mereka masuk."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dihalalkan Calon Kakak Ipar (Cerita Lengkap)
RomanceFollow dulu agar bisa baca cerita lengkap sayang 💕 ...... Apa kabarmu mengetahui kekasihmu pergi di hari pernikahanmu lantaran telah menghamili mantan pacarnya? "Ben sudah menikah." kabar dari mama Ben, yang tak lain adalah laki-laki yang seharusny...