17

19.3K 1.6K 53
                                    

"Lo senyum-senyum sendiri, kenapa Cha?"

"Masa?" tanya Icha. Kapan dia senyum? "Kebaca pikiranku?" tanya Icha awas.

Key menggeleng. "Emang lagi mikirin apa?"

"Lakiku," jawab Icha dengan jujur. Dan karena jawaban sahabatnya, Key jadi penasaran.

"Kenapa laki lo?"

"Ada deh. Mau tahu aja sih," kata Icha mengulum bibirnya.

"Lo enggak perawan lagi?"

Hah? "Tahu dari mana kamu?" Icha menutup mulut Key. Padahal yang besar suaranya sehingga menjadi perhatian mahasiswa yang sedang nongkrong di kantin.

"Gue nebak Cha, alhamdulillah berhadiah." Key tertawa. "Hamil?"

Icha menggeleng. "Baru juga empat hari, bisa langsung?" tanya Icha penasaran. Keduanya belum berpengalaman tapi Key menjawab seolah dia paling tahu.

"Makannya ditest. Ada yang bikinnya semalam besok langsung jadi, tetangga gue sampai dinikahin besoknya gegara bobo semalam."

Icha mengerjap. Ben juga mengalami hal yang sama, tapi Icha tidak tahu berapa kali mereka melakukannya.

"Mau aku temanin?"

Icha bingung. "Sekarang?" tanya Icha.

"Iya, beli dulu besok menunjuk

test, hasilnya lo kabarin gue."

Lah. Kan harusnya suami dulu. "Kenapa harus kamu? Bapaknya juga bukan?"

"Elah." Key menyeruput es teh sampai habis. "Lo enggak lihat seleb di IG. Mereka ngasih kejutan ke suami, biar ada moment gitu."

Icha mengangguk.

"Btw kuliahmu nanti gimana?"

"Cuti dulu lah. Mas Arsyad bakal ngurusin."

Key mengangguk. "Coba kalau ada Yeni, bakal seru Cha."

Icha tersenyum. Iya, diantara mereka Yeni yang paling heboh kalau ada berita baru. Sayangnya hari ini gadis itu sedang di Bali menghadiri acara pernikahan sepupunya.

Setelah menghubungi Arsyad, bersama Key Icha pergi ke apotek yang tidak jauh dari kampus. Saran Key terdengar bagus, dan Icha berharap ada hasilnya besok pagi.

"Mba, nyari testpack." Icha tidak ragu saat menyebutkan nama benda itu.

"Beli maksudnya," ralat Key. Icha tersenyum.

Mba bertubuh subur itu tersenyum ramah. "Mau yang biasa atau yang bagus?"

"Yang bagus." Key menjawab cepat. Dia bersemangat dan memiliki harap yang sama dengan Icha. "Minta dua ya Mba."

Setelah membayar harga dua benda itu, Icha dan Key pergi dari sana. Mereka akan membeli kertas kado dan mencari beberapa kotak sebelum pulang. Karena Icha meminta suaminya agar tidak menjemput jadilah Icha dan Key naik taksi.

Dimobil keduanya bicara.

"Nah. Lihat kan, ini petunjuknya." Key menunjuk cara pemakaian benda yang mereka beli tadi di apotek. "Lo pipis di gelas kering nanti masukin ini, sampai batas ini jangan kelewatan," jelas Key dengan penuh semangat.

Icha mengangguk. Reflek tangannya meraba perut.

"Nanti lo masukin lagi ke sini, bungkus pakai kertas kado. Masukin ke kotak lampu dulu, baru kotak kecil." ada lima kotak hasil minta-minta mereka ke toko grosir demi membuat surprise.

Lagi, Icha mengangguk. Teringat satu hal, Icha bertanya. "Gimana kalau hasilnya negatif?"

"Ya coba lagi. Pokoknya sampai berhasil. Paham?"

Dihalalkan Calon Kakak Ipar (Cerita Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang