Voment yang banyak, nanti sore up lagi
Selamat membaca :)
________
"Ngapain ke sini?"
"Enggak boleh?"
"Kalau ada yang lihat terus disangkanya aku emesnya om-om gimana?"
Arsyad menjawab. "Tinggal bilang, aku bukan om kamu."
Menarik Arsyad kembali ke parkiran, mata Icha cukup lihai melihat ke sekelilingnya.
"Plis deh Mas. Mas bisa telepon dulu kalau mau ke sini," gerutu Icha.
"Iya, maaf." Arsyad menurut, dari pada kelamaan di sini. "Aku ke sini dalam rangka pekerjaan. Bukan mau ketemu kamu."
Icha mengerjap. Melepaskan tangan Arsyad gadis itu tersenyum. "Aku berarti yang minta maaf."
"Aku duluan," kata Arsyad lantas meninggalkan Icha. Terlambat sepuluh menit.
Setelah memastikan Arsyad pergi, Icha kembali ke ruangannya. Keluar dari ruangan sebentar tadi ketemu dengan Arsyad otomatis dirinya ketakutan.
Bukan malu, Icha hanya belum siap. Umurnya dengan Arsyad jauh belum lagi fakta bahwa dirinya seorang mahasiswi. Icha tidak mau teman-temannya tahu status dirinya saat ini.
Usai jam pelajaran Icha bergabung dengan temannya di kantin. Banyak mahasiswa yang duduk di sana. Sekedar nongkrong atau mengisi perut.
Saat dirinya sedang memesan terdengar kericuhan di kantin. Icha tidak ingin tahu, ia sudah antri di lima barisan dan kini tidak mau melewatkan sepiring batagor yang telah dipesannya.
"Lumayan, hari ini banyak kentangnya," kata Icha mulai menikmati pesanannya.
"Gue ragu jika dia manusia." Key, teman Icha memuji seseorang.
"Jelmaan dewa, bukan?" timpal Yeni.
"Mana jelmaan dewa?" ada-ada saja. Siapa yang halu diterik panas seperti ini? "Kebanyakan drama!"
"Itu," tunjuk Yeni ke arah seorang laki-laki yang mengenakan kemeja flanel berdiri di bawah pohon berbicara dengan seorang dosen mereka.
Icha ikut tertegun, bukan seperti melihat sosok dewa seperti yang dilihat kedua temannya. "Lakikku."
"Dramamu kurang greget," celetuk Key. Matanya kembali ke arah laki-laki yang tak lain adalah Arsyad.
Icha terkejut. Untung teman-temannya tidak peduli dengan ucapannya.
"Kriterianya seperti apa ya?"
Diam-diam Icha memperhatikan ekspresi kedua temannya sambil menikmati batagor. Ia lupa memesan minuman, karena Key dan Yeni masih terpesona dengan keberadaan suaminya, tak apa meminum jus jeruk mereka sedikit
"Perlukah gue meminta papa melamarnya?"
"Lebay ih!" Icha ingin menyadarkan Key dan Yeni. "Kenal aja kagak minta dilamar!"
Yeni tersenyum. "Gue merasa semangat hidup gue kembali."
"Minum. Kerongkongan kalian kering macam padang pasir." Icha meneguk habis jus jeruk milik Key. Bukan hanya mereka berdua, hampir semua mahasiswi yang sedang istirahat di kantin menatap takjub hingga keluar kata-kata berlebihan.
"Lo enggak tahu Cha. Laki-laki seperti itu hampir musnah di muka bumi."
Icha batuk mendengar ucapan Key.
"Kebanyakan sekarang laki-laki gemoy dengan bibir vampir."
Icha tertawa. "Awas loh, fans-nya K-pop ntar nyerang."
"Yen, lihat tangannya. Besar."
Yeni setuju. Icha ikut memperhatikan, sesekali tangan Arsyad yang bergerak seirama dengan kalimatnya.
"Gue bayangin yang iya-iya, Yen." kini Key memegang wajahnya.
"Yang iya-iya gimana?" tanya Icha penasaran dengan mata menatap penuh selidik ke arah Key.
"Digendong misalnya," jawab Key.
"Dire----"
"Ish!" Icha menggertak kasar piring batagor di atas meja dan barulah fokus kedua temannya kembali.
"Lo kenapa sih Cha?"
"Enggak takut dosa kalian bayangin begituan?"
Key tersenyum. "Percaya deh Cha. Ini pertama kalinya ada cowok se-wow itu datang ke kampus kita."
"Tahu. Tapi enggak segitunya juga kali!" Icha sudah selesai. Dari pada di sini terus menyaksikan Arsyad yang tebar pesona hingga kewarasan sahabatnya hilang, mending pergi saja.
"Jus jeruk gue lo minum, Cha?"
"Dari pada kalian anggurin," jawab Icha bersiap pergi dari sana. Gadis itu memilih pergi lewat belakang kantin agar tidak berpapasan dengan Arsyad.
Icha kesal, tapi tidak tahu kenapa. Pokoknya dia kesal.
💓
KAMU SEDANG MEMBACA
Dihalalkan Calon Kakak Ipar (Cerita Lengkap)
RomanceFollow dulu agar bisa baca cerita lengkap sayang 💕 ...... Apa kabarmu mengetahui kekasihmu pergi di hari pernikahanmu lantaran telah menghamili mantan pacarnya? "Ben sudah menikah." kabar dari mama Ben, yang tak lain adalah laki-laki yang seharusny...