Bukan tidak peduli, sejak pagi tadi Arsyad melihat istrinya cemberut. Tapi karena ada meeting penting, pagi ini laki-laki itu melewatkan kekesalan Icha dan berjanji langsung pulang begitu pekerjaan selesai dan membicarakannya dengan wanita itu.
Bukan hal mudah yang diminta oleh Icha. Dan di sini kebijaksanaan laki-laki itu dituntut. Arsyad akan berusaha menjelaskan dengan bahasa mudah agar bisa dipahami oleh Icha.
Selesai urusan penting di kantor, Arsyad pulang. Kali ini Icha tidak menyambutnya seperti biasa dan laki-laki itu tidak penasaran karena tahu istrinya sedang marah.
Pulang jam sebelas dan menemukan istrinya di dapur sedang memasak bersama bi Sum.
"Aku pulang." Arsyad memberitahu kedatangannya. Bi Sum menyapa tuannya, sedang Icha menoleh pun tidak.
Arsyad mendekat dan menyapa wanita itu. "Masak?"
"Melukis!"
Dan suara pisau di atas talenan cukup nyaring membuat Arsyad mundur dua langkah. Icha memotong Wortel dengan cepat dan sedikit kasar.
Tidak ada lagi suara, bahkan bernapas pun dirasa sulit. Arsyad takut pisau itu memotong salah satu jari wanita itu. Laki-laki itu menatap tak berdaya pada bi Sum, ia tidak tahu harus melakukan apa.
"Bi," panggil Icha.
"Iya. Ada apa Cha?"
"Tetangga kita itu dudanya udah lama?"
Tetangga? Duda? Arsyad mengerjap matanya. Yang polisi itu?
"Kurang tahu, Bibi. Icha tahu dari siapa tetangga kita duda?" bibi jadi penasaran.
"Dari ibu-ibu komplek. Pernah kan Icha beli lontong ke depan, katanya ada duren sebelah rumah kita."
"Lah Duren toh, tadi katanya duda Cha?"
"Duda keren, disingkat du-ren, Bi. Yang diincar sekarang ya yang begituan."
Paham ke mana arah Icha bicara bi Sum tidak menjawab lagi. Jika diperhatikan ada yang aneh dengan gadis itu apalagi melihat Arsyad diam saja.
"Icha kayak kenal, tapi kok ragu ya?" Icha masih membahas tetangganya, padahal kenal pun tidak. "Kapan-kapan anterin makanan Bi. Kasihan sendirian."
"Ehm!"
Bi Sum.merasa tidak enak. Apakah dia mengerjakan yang lain saja ketimbang di dapur? Sungguh enggak enak sama Arsyad.
"Bagaimana kalau siang ini, Bi?"
"Bibi lupa jemur kain lap, Cha. Bentar ya," kata bi Sum lantas bergegas keluar dari dapur.
Icha hanya melihat dengan bingung bi Sum seperti terburu-buru. Stok kain lap di rumah ini masih banyak kenapa harus buru-buru jemurin?
"Kenapa lihat-lihat? Mau bayar hutang?"
"Boleh. Sekarang?"
"Aku lagi kerja. Kasihan tetangga, mana tahu pulang bentar lagi."
Antara kesal dan gemas, Arsyad memeluk Istrinya dari belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dihalalkan Calon Kakak Ipar (Cerita Lengkap)
RomanceFollow dulu agar bisa baca cerita lengkap sayang 💕 ...... Apa kabarmu mengetahui kekasihmu pergi di hari pernikahanmu lantaran telah menghamili mantan pacarnya? "Ben sudah menikah." kabar dari mama Ben, yang tak lain adalah laki-laki yang seharusny...