• 005 •

2.1K 422 47
                                    

Hai~
Jangan lupa tinggalin vote dan komen yaa~
I'll be grateful for that!

Hai~Jangan lupa tinggalin vote dan komen yaa~I'll be grateful for that!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Anak gadis Appa kok murung pagi-pagi begini? Ada apa?"

Jelas saja Tuan Moon curiga karena biasanya Haechan terlihat bersemangat di pagi hari, mengajak Ayahnya mengobrol hingga sarapan mereka selesai tapi kali ini tidak. Gadis itu hanya makan dalam diam, tidak mengeluarkan sepatah kata pun.

"Tidak Appa, mungkin karena ini hari pertama Haechan makanya jadi kurang bersemangat."

"Sakit, sayang?" Tanya Tuan Moon dengan tampang khawatirnya dibalas gelengan kepala dan senyuman oleh Haechan.

"Tidak, Appa... aku baik-baik saja."

Well, sebenarnya bukan itu alasan kenapa Haechan cemberut pagi itu. Ada satu hal yang membuat Haechan kesal dan red days memperburuk keadaannya.

Tiba di sekolah, Haechan masuk ke kelas mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan kelas sebelum dia pergi ke mejanya.

"Haechan-aa, bagaimana perkembangan hubunganmu dengan Jeno?"

Inilah kenapa Haechan tidak terlalu suka bergaul dengan murid perempuan di kelasnya karena pasti yang dibicarakan adalah laki-laki dan masalah percintaan. Buktinya sekarang, bukannya membicarakan PR atau pelajaran mereka hari itu, yang mereka tanyakan justru hubungan Jeno dan Haechan.

"Apa kalian masih terjebak dalam hubungan apa sih namanya itu? Some?"

Haechan memutar bola matanya malas. Lagi-lagi pertanyaan itu yang ditanyakan. Selama seminggu ini selalu pertanyaan yang sama sampai Haechan bukan hanya di tahap bosan tapi kesal mendengarnya. Some, tidak pacaran tapi tidak bisa dianggap teman juga melihat kedekatan mereka berdua. Itulah hubungan Jeno dan Haechan sekarang, itu juga yang membuat Haechan badmood hari ini apalagi semalam Jeno tidak meneleponnya padahal sudah berjanji akan menemani Haechan tidur dengan petikan gitarnya. Benar-benar menyebalkan.

Hingga bel tanda masuk berbunyi pun Jeno masih belum menampakkan batang hidungnya.

"Haksaeng~ bisa bantu ssaem buang sampah lagi?" Pinta seorang guru saat Haechan baru selesai dari toilet.

Gadis itu punya julukan baru 'si tukang buang sampah' karena tiap kali dia ke toilet ada saja guru yang memintanya untuk membuang sampah ke belakang. Padahal mereka, para guru itu, bisa melakukannya setelah mereka menyelesaikan urusan mereka di toilet. Ini malah menyuruh Haechan untuk membuangnya.

Kebetulan sekali saat Haechan pergi ke belakang untuk membuang sampah, saat itu juga dia melihat Jeno muncul dengan melompati dinding pembatas bagian belakang sekolah mereka. Perasaan tadi Haechan berpapasan dengan Kwon ssaem, sepertinya Haechan tahu kenapa Jeno melompati dinding. Untuk menghindari amukan Kwon ssaem.

Rocketeer ✈ NohyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang